Capaian Pembelajaran Kurikulum Mandiri: Komponen Pembentukan hingga Strategi Mewujudkannya
Dalam kegiatan belajar mengajar tentunya terdapat kurikulum hasil belajar yang harus dipenuhi oleh siswa, guru dan sekolah. Hasil belajar siswa merupakan kompetensi minimal yang harus dilalui oleh setiap siswa pada setiap mata pelajaran. Lihat penjelasan berikut untuk informasi lebih detail.
Capaian pembelajaran kurikulum mandiri merupakan pembaharuan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang dirancang untuk memperkuat fokus pembelajaran pada pengembangan kompetensi. Pada K13 dan kurikulum nasional lainnya yang sebelumnya ditujukan untuk kompetensi dan dilanjutkan pada kurikulum ini.
Prestasi belajar setiap siswa tentunya berbeda-beda sesuai dengan tingkatannya. Yaitu mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas.
Komponen Pembentuk Kurikulum Mandiri
Ada beberapa komponen yang membentuk kurikulum mandiri. Komponen-komponen tersebut harus dipahami agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal. Berikut ini adalah beberapa komponen yang membentuk kurikulum mandiri, antara lain:
1. Hasil Belajar
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa dalam kegiatan pembelajaran tentunya ada prestasi yang harus dicapai oleh siswa. Dalam kurikulum mandiri, capaian tersebut disebut hasil belajar yang memuat kompetensi dan ruang lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dalam kurikulum ini merupakan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Tujuan ini dapat diimplementasikan dalam satu atau lebih kegiatan.
3. Alur Tujuan Pembelajaran
Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun secara sistematis dan logis. Selain itu juga dirancang sesuai dengan urutan pembelajaran dari awal hingga akhir fase.
Kenali Prestasi Belajar Kurikulum Mandiri
Prestasi belajar kurikulum mandiri merupakan keterampilan belajar yang dimiliki oleh siswa dan harus diselesaikan pada setiap tahapannya. Kurikulum ini dirancang untuk mengatur kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat student centered learning atau berpusat pada siswa.
Kurikulum ini mengatur pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat anak yang dianggap lebih luwes dan berkonsentrasi pada pengembangan kemampuan atau kompetensi siswa. Isi hasil belajar kurikulum mandiri merupakan kumpulan kompetensi dan ruang lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
Strategi yang digunakan untuk mencapai hasil belajar adalah dengan mengurangi ruang lingkup materi dan mengubah metode penyusunan menjadi lebih fleksibel. Dengan demikian siswa tidak akan merasa tertekan untuk mencapai pembelajaran.
Strategi Mencapai Hasil Belajar
Dalam prosesnya, tentunya kurikulum mandiri memiliki strategi untuk dapat mencapai hasil pembelajaran kurikulum. Berikut ulasannya.
1. Pengurangan Konten
Salah satu ciri kurikulum mandiri adalah fokus pada materi esensial seperti literasi dan numerasi. Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum ini mengutamakan kualitas daripada kuantitas.
Selain itu juga terkait dengan hasil belajar siswa. Konsekuensi dari pembelajaran kurikulum mandiri adalah berorientasi pada kompetensi sehingga perlu dilakukan pengurangan mata pelajaran atau mata pelajaran bahasa.
Dengan konten yang dikurangi, guru tidak akan mengajar dengan tergesa-gesa. Selain itu, dapat juga menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Jika guru menyampaikan pembelajaran secara terburu-buru, siswa tidak akan memiliki waktu yang cukup untuk memahami konsep secara mendalam.
Padahal hal ini sangat penting untuk memperkuat pondasi kompetensi siswa. Materi pembelajaran yang terlalu padat dapat membuat siswa kehilangan kesempatan untuk menggali pengetahuannya dan mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih baik.
2. Pembelajaran Konstruktivisme
Untuk dapat mencapai hasil belajar kurikulum mandiri, kegiatan dilakukan secara konstruktivis. Pembelajaran konstruktivisme merupakan kegiatan pembelajaran yang mengutamakan perkembangan logika dan konseptual peserta didik.
Melalui teori ini, siswa dapat membuat atau menciptakan suatu karya dan membangun dari sesuatu yang telah dipelajarinya. Teori belajar ini memiliki tujuan seperti membantu siswa memahami materi pembelajaran secara lebih mendalam.
Selain itu juga mengasah kemampuan bertanya dan mencari solusi serta memahami konsep secara komprehensif sehingga mampu menjadi pemikir yang aktif. Pengetahuan bukanlah kumpulan fakta, konsep, atau aturan yang harus dihafal. Tetapi merupakan proses pemahaman atau pengkonstruksian pengetahuan melalui pengalaman nyata.
Dalam kurikulum ini pemahaman siswa tidak statis tetapi dinamis. Pemahaman siswa berkembang secara konstan selama siswa tidak dapat membangun pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman sebelumnya.
Untuk memiliki pemahaman tersebut, sekolah harus mampu menciptakan suasana belajar yang berpusat pada siswa. Tidak hanya memberikan siswa informasi yang kurang bermakna atau hanya sekedar hapalan.
Melalui pembelajaran ini, hasil pembelajaran yang mengedepankan kompetensi dapat dicapai tanpa harus mengikat konteks dan isi pembelajaran. Dengan demikian diharapkan pihak sekolah dan tenaga pengajar dapat mengembangkan pembelajaran ini sesuai dengan konteks sekolah, perkembangan, minat dan bakat siswa.
Agar lebih siap menghadapi kurikulum mandiri dan siswa mampu mencapai hasil pembelajaran kurikulum, guru harus mampu beradaptasi dengan perubahan dan terus belajar. Salah satu bentuk pembelajaran yang dapat dilakukan adalah mengikuti pelatihan guru yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi mengajar guru.
Prestasi belajar kurikulum mandiri tidak akan tercapai jika tidak menerapkan strategi yang tepat. Baik sekolah maupun tenaga pengajar harus mampu menciptakan suasana belajar yang berpusat pada siswa sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini dikarenakan siswa diajarkan untuk dapat memahami setiap materi yang diajarkan secara lebih mendalam.