SOSIALISASI – Anita Jacoba Gah, Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat melakukan Sosialisasi Program Indonesia Pintar (PIP) di Aula SMAN 3 Kupang. |
Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) – Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah menyayangkan anggaran sebesar itu Rp7,9 miliar yang dialokasikan untuk lebih dari 11 ribu mahasiswa penerima PIP di NTT dikembalikan ke kas negara pada tahun 2022.
Menurut anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat itu, pengembalian Rp 7,9 miliar itu karena rekening 11.000 mahasiswa di Provinsi NTT belum diaktifkan.
“Ada lebih dari 11.000 anak yang buku rekening banknya belum diaktifkan sehingga sejumlah dana masuk ke kas umum negara pada 31 Januari 2023,” kata Anita Gah kepada POS-KUPANG.COM, Senin, 27 Maret, 2023.
Menurutnya, persoalan ini menjadi perhatian serius dirinya sebagai wakil rakyat NTT di Pusat. Khusus untuk dana PIP.
“Sebagai wakil masyarakat di pusat, saya akan serius menangani masalah PIP, terutama untuk aktivasi buku rekening bank anak,” ujarnya.
Menurut Anita, seluruh warga NTT, khususnya anak-anaknya sebagai penerima PIP, harus mengetahui pentingnya mengaktifkan buku rekening bank untuk menarik uangnya.
Dia menegaskan, masalah aktivasi sebenarnya terletak pada layanan P dan K. Di mana katanya layanan mengetahui tentang aktivasi rekening bank dari kementerian.
“Kantor yang tahu tadi adalah aktivasi rekening bank yang ditulis langsung ke Kemendikbud. Dinas juga harus menginformasikan ke pihak sekolah, terutama orang tua,” terangnya.
Selain itu, menurut dia, bank penyalur yakni Bank BRI dan BNI juga mengetahui hal tersebut karena merekalah yang membuatkan nomor rekening bagi mahasiswa penerima PIP.
“Bank tahu kalau ada dana atau beasiswa masuk, mereka juga membuat buku rekening. Mereka juga bisa membantu menginformasikan ke sekolah-sekolah,” ujarnya.
Dia meminta masyarakat untuk mewaspadai bank yang mengaktifkan rekening bank tanpa sepengetahuan orang tuanya.
“Terbukti ada orang tua siswa yang sudah satu atau dua tahun tidak tahu tentang beasiswa, tapi begitu ketahuan dan terungkap, semuanya langsung diproses dan dicairkan. Artinya, selama itu bantuan digiatkan. secara diam-diam, sehingga tidak ditarik ke kas negara,” ujarnya.
Ia menambahkan, dalam pertemuan dengan ratusan kepala sekolah dan operator di Provinsi NTT bersama perwakilan Kemendikbud dan bank penyalur di Aula SMAN 3 Kupang, mereka telah menyampaikan isu aktivasi rekening bank.
“Dalam pertemuan tadi, saya sampaikan kepada semua pihak soal isu aktivasi rekening bank ini, dan saya tekankan bahwa ini menjadi perhatian Depdikbud serta bank penyalur,” imbuhnya. *** flores.tribunnews.com
Baca juga