Membangun Keterampilan Literasi Data Guru

Pemimpin pendidikan sering menyoroti pentingnya pengambilan keputusan berdasarkan data. Semakin banyak distrik sekolah mengharuskan sekolah untuk membuat dan menerapkan rencana peningkatan kinerja yang diatur oleh model Plan-Do-Study-Act (PDSA).
Model PDSA adalah proses investigasi peningkatan empat fase yang dimaksudkan untuk menilai perubahan skala kecil. Proses PDSA terdiri dari siklus eksperimen yang memungkinkan pendidik mengkomunikasikan perubahan, melaksanakan perubahan, mempelajari hasil, dan menyusun langkah selanjutnya dengan mengadopsi, mengadaptasi, atau meninggalkan perubahan. Pada akhirnya, model PDSA adalah proses kolaboratif berbasis data untuk mengidentifikasi dengan cepat dan terjangkau keefektifan intervensi yang diterapkan.
Pemantauan dan analisis data dapat mengintimidasi banyak pendidik, yang mengarah pada pelepasan. Administrator dapat mengatasi hal ini dengan menerapkan model PDSA dan kerangka literasi data yang menarik untuk membantu pengajar agar dapat membaca, menulis, dan mengomunikasikan data dengan mahir.
Kerangka kerja ini harus mencakup hal-hal berikut: mensurvei literasi data setiap pendidik, melakukan pengembangan profesional (PD) untuk membangun literasi data, menetapkan dan menggunakan jargon umum saat mendiskusikan data, serta menganalisis dan menyajikan data.
Literasi Data Dasar
Administrator perlu menilai literasi data setiap pendidik sehingga sesi PD dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan staf sekolah. Administrator dapat menentukan literasi data setiap pendidik melalui survei anonim yang meminta guru untuk menilai kemampuan mereka membaca, menulis, dan mengkomunikasikan data pada skala tipe Likert. Administrator juga dapat meminta pengajar untuk membagikan perasaan mereka tentang menganalisis data. Metode survei ini memastikan bahwa sebagian besar pendidik akan jujur tentang penilaian keterampilan, emosi, dan kemanjuran diri.
Selain mensurvei pendidik, administrator dapat mengamati literasi data selama perencanaan kolaboratif, rapat tim, dan rapat staf dengan membuat catatan terperinci tentang seberapa baik guru dapat meninjau data untuk mengekstrapolasi makna dan mengidentifikasi langkah selanjutnya yang nyata.
Setelah administrator menilai dan mengukur literasi data setiap pendidik, mereka harus bekerja dengan pimpinan guru mereka untuk mengembangkan sesi PD yang disesuaikan untuk membangun literasi data. Pada akhirnya, para pemimpin guru akan berfungsi sebagai duta data komunitas sekolah. Duta data akan secara eksplisit mengajari guru cara membaca, menulis, dan mengkomunikasikan data dan memimpin staf dalam meninjau data untuk memproses apa artinya semua itu dan memilah kemungkinan langkah selanjutnya.
Sesi PD harus difasilitasi selama perencanaan kolaboratif, rapat staf, dan/atau rapat tim. Sesi ini harus selalu didorong oleh agenda dan protokol yang menyampaikan norma kelompok, harapan, dan hasil pembelajaran.
Di sekolah saya, tujuh duta data memimpin staf sekolah dalam menganalisis data. Ketujuh guru-pemimpin melayani sebagai guru memimpin instruksional, pemimpin tim, atau kursi departemen. Penting untuk dicatat bahwa ketujuh duta data telah menunjukkan tingkat literasi data yang tinggi dan terampil dalam menciptakan peluang pembelajaran profesional yang menarik. Tim administrasi saya membangun kapasitas duta data kami melalui check-in mingguan dan rapat tim kepemimpinan instruksional bulanan.
Membaca, menulis, dan mengomunikasikan data merupakan hal yang rumit bagi banyak pendidik. Untuk menyederhanakan proses, administrator perlu berkolaborasi dengan duta data mereka untuk membuat jargon umum yang akan digunakan oleh seluruh staf sekolah saat menganalisis dan mendiskusikan data. Terminologi umum yang disepakati harus ditangkap melalui dokumen definisi istilah yang dibagikan dengan semua staf sekolah. Definisi istilah harus tertanam dalam semua agenda rapat dan disebarluaskan kepada semua staf sebagai sumber referensi yang nyata saat membahas data.
Literasi Data Praktis
Administrasi sekolah harus mendorong duta data mereka untuk menganalisis dan menyajikan data secara kreatif. Menganalisis data tidak harus membosankan; itu dapat disajikan secara inovatif, meningkatkan keterlibatan staf dan dukungan. Administrator harus secara konsisten mendorong duta data untuk berkolaborasi membuat presentasi data dan protokol yang mendorong staf untuk membaca, menulis, dan mengkomunikasikan data.
Tahun ajaran ini, tim administrasi kami menantang duta data kami untuk menemukan cara kreatif untuk menyajikan data dari Program Penilaian Komprehensif Maryland kepada staf. Kami tidak memberi mereka kriteria apa pun tentang bagaimana hal ini harus dilakukan. Ketujuh duta data menerima tantangan ini dan melampaui harapan kami untuk menjadikan literasi data menarik, interaktif, dan menyenangkan.
Satu kelompok mempresentasikan data matematika melalui fasilitasi permainan bingo. Kelompok lain mempresentasikan data Reading English Language Arts (RELA) dengan memfasilitasi kegiatan membaca tertutup. Di bawah ini Anda akan menemukan artefak dari kedua presentasi:
Saat administrator menerapkan model PDSA dan kerangka kerja literasi data yang menarik dengan kesetiaan, mereka dengan sengaja membangun literasi data setiap pendidik, dan seluruh tim menjadi lebih kuat. Tidak ada kata terlambat untuk mengembangkan literasi data staf Anda. Jika Anda belum memulai, semoga kerangka kerja ini memberi Anda peta jalan yang solid.
Maria Thebaud Leonard, Adri Wedstalke, Michael Gubisch, Sabrina N. Crusoe, dan Kenneth Nance berkontribusi pada artikel ini.