Dalam menulis puisi, penyair biasanya berusaha mengungkapkan perasaan dan maksudnya dengan memperhatikan kesamaan bunyi atau rima dan irama. Maka dari itu, para penyair sering menggunakan kata-kata konotatif atau kiasan dalam puisinya untuk mengungkapkan maksud secara tepat sehingga terkesan lebih indah dan kuat.

Kata konotatif yang digunakan dalam puisi memiliki arti kata yang tidak memiliki arti sebenarnya. Hal ini karena kata tersebut disisipkan dengan tambahan yang digunakan untuk menyatakan pesan, pengalaman pengarang, imajinasi, gagasan, dan perasaan pengarang.

Selain itu, kata konotasi merupakan bentuk kiasan dan juga dapat diartikan sebagai perbandingan. Contoh kata konotatif dalam puisi adalah sebagai berikut:

  • Dipanggang

Maknanya adalah salah satu cara memasak

Makna konotasi puisi tersebut adalah “penderitaan”

  • Bintang jalang

Artinya hewan nakal

Makna konotasi dalam puisi pemuda hidup bebas dan tanpa aturan

  • Manisku

Artinya manis

Makna konotasi dalam puisi tersebut adalah kekasihku

Adapun contoh lainnya, kata tersebut memiliki konotasi dalam puisi Chairil Anwar yang berjudul “Doa” yaitu:

Doa

Aku keluar dari bentuk

Tuhanku

Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku

Di depan pintumu aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling

Melalui pemahaman makna yang terkandung dalam kata konotatif yang digunakan Chairil Anwar dalam puisi berjudul “doa”. Kita akan bisa memahami apa sebenarnya arti puisi Chairil Anwar itu.

Baca juga: Musikalisasi Puisi, Apa Itu?

Namun, pemahaman setiap orang tentang makna kata konotatif yang digunakan Chairil Anwar bisa berbeda-beda. Perbedaan pemahaman ini dapat terjadi karena beberapa faktor seperti:

  • Tingkat pengetahuan yang dipengaruhi oleh kebiasaan penulis atau pembaca. Seseorang yang memiliki kebiasaan membaca, menulis, atau mengungkapkan pikiran, gagasan atau perasaannya dalam bentuk puisi tentu akan memahami makna penggunaan kata konotatif dalam puisi.
  • Pengalaman penulis atau pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat pemahaman seseorang dapat dipengaruhi oleh bagaimana pembaca atau penulis memiliki ikatan dengan pengalaman pribadi mereka terhadap kata-kata atau makna puisi yang mereka baca atau coba pahami. Tentu akan berbeda jika pembaca atau penulis puisi tersebut tidak pernah merasakan atau mengalami situasi yang ingin mereka pahami dalam puisi tersebut.

Selain 2 faktor tersebut, faktor penguasaan materi sastra yang berkaitan dengan penggunaan kata-kata konotatif tentunya memiliki pengaruh besar dalam memaknai sebuah karya puisi.

Sebagai contoh; seorang penulis atau pembaca yang memiliki pengetahuan lebih dalam tentang jenis-jenis majas yang sering digunakan dalam puisi. Tentu individu-individu tersebut dapat lebih mudah memahami makna kata konotasi dalam sebuah puisi.

www.kelaspintar.id

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *