PusatDapodik
Home oot Periodesasi Zaman Praaksara: Zaman Batu Serta Hasil Kebudayaanya

Periodesasi Zaman Praaksara: Zaman Batu Serta Hasil Kebudayaanya

cave painting g185c7d4d7 1280

Kemampuan manusia pada zaman sekarang tidak terlepas dari perkembangan manusia di zaman praaksara. Tahukah kamu apa itu zaman praaksara? Zaman praaksara adalah zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Dalam zaman tersebut diurutkan berdasarkan periodisasi zaman praaksara.

Periodisasi zaman praaksara dapat menggunakan dua cara yaitu secara geologis dan arkeologis. Secara geologis zaman praaksara didasarkan pada terbentuknya bumi dari awal hingga akhir dan lapisan-lapisan bumi. Sedangkan secara arkeologi merupakan pembabakan yang berdasarkan peninggalan atau sisa-sisa makhluk hidup pada zaman praaksara.

Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari periodisasi zaman praaksara berdasarkan arkeologi. Dimana hal tersebut dibedakan menjadi dua zaman yakni zaman batu dan zaman logam. Pada zaman tersebut manusia purba sudah ada dan telah menggunakan alat-alat rumah tangga sesuai dengan zamannya. Peninggalan-peninggalan tersebutlah yang dijadikan patokan periodesasi zaman praaksara secara arkeologis.

Periodesasi zaman praaksara merupakan masa ketika manusia purba belum mengenal adanya tulisan, sehingga untuk mengetahui kehidupan mereka kala itu mengenakan peninggalan-peninggalan yang ada. Periodisasi zaman praaksara pertama adalah  zaman batu. Pada zaman ini dibedakan menjadi empat macam yakni zaman batu tua, zaman batu madya, zaman batu baru, dan zaman batu madya.

Zaman batu tua

Paleolitikum atau zaman batu tua diperkirakan terjadi pada 50.000 hingga 10.000 SM, disebut dengan bau tua karena penggunaan peralatan manusia pada saat itu masih sangat terbatas dan sederhana. Zaman ii berlangsung ditandai dengan adanya peralatan yang terbuat dari batu besar.

Kehidupan manusia pada zaman ini masih nomaden atau berpindah-pindah,serta masih sangat tergantung dengan alam untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Kebudayaan yang ditemukan pada zaman ini adalah kebudayaan Pacitan dan Ngandong.

  • Kebudayaan Pacitan

Dinamakan kebudayaan Pacitan karena ditemukan berbagai macam peninggalan di daerah Pacitan, Jawa Timur. Peralatan yang ditemukan pada kebudayaan ini seperti kapak genggam dan kapak perimbas.

Kapak genggam pada periodisasi zaman praaksara ini ditemukan pertamakali oleh Von Koenigswald tahun 1935 di Pacitan dan diberi nama kapak genggam. Hal tersebut karena kata tersebut mirip dengan kapak sekarang namun tidak mempunyai tangkai pegangan. Kapka ini digunakan untuk memotong, alat penetak oleh manusia purba.

Kapak perimbas ditemukan di Gombong Sukabumi dna Lahat, yang digunakan o=sebagai merimbas kayu, memahat tulang, dan berbagai jenis senjata.

  • Kebudayaan Ngandong

Ngandong merupakan salah satu daerah di Madiun, Jawa Timur yang banyak ditemukan peralatan manusia purba dari tulang maupun dari batu. Peninggalan yang ditemukan di Ngandong antara lain adalah alat dari tulang binatang dan flakes.

Alat dari tulang dan tanduk binatang yang ditemukan bentuknya menyerupai belati atau ujung tombak yang sisinya bergerigi. Alat ini difungsikan untuk mengorek ubi, dan menangkap ikan.

Flakes atau alat serpih merupakan alat kecil yang terbuat dari batu seperti kalsedon, alat ini digunakan untuk mengupas makanan, berburu, mangsa ikan dan mengumpulkan ubi-ubian serta buah-buahan.

Zaman batu madya

Periodisasi zaman praaksara setelahnya adalah batu madya atau Mesolitikum yang diperkirakan terjadi pada saat masa Holosen yaitu awal setelah zaman es berakhir. Manusia purba yang hidup pada masa ini diperkirakan adalah Homo Sapiens yang fosilnya banyak ditemukan di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.

Hampir sama dengan zaman sebelumnya pada zaman ini manusia manusia masih semi menetap di gua-gua. Terdapat 2 kebudayaan yang menonjol pada zaman ini yakni Kjokkenmoddinger dan Abris Sous Roche.

  • Kjokkenmoddinger

Kjokkenmoddinger adalah tumpukan atau timbunan sampah dapur manusia purba, dimana dalam hal ini berupa tumpukan kulit kerang dan siput yang sudah membantu dan menjadi fosil. Kebudayaan ini ditemukan disepanjang Pantai timur Sumatera antara Langsa dan Medan.

  • Abris sous Roche

Abris Sous Roche merupakan peninggalan manusia purba di gua-gua, dapat berupa peralatan atau kebudayaan. Yang banyak ditemukan adalah lukisan berupa cap tangan manusia purba. Lukisan tersebut banyak ditemukan di gua Leang-Leang Sulawesi Selatan.

Zaman batu muda

Periodesasi zaman praaksara senjata adalah zaman batu muda atau Neolitikum dimana kebudayaan yang dihasilkan dalam zaman ini sudah maju dan lebih sempurna. Kehidupan manusia pada masa ini sudah mulai menetap, serta telah mengenal bercocok tanam dan menghasilkan bahan makanan sendiri. Hasil kebudayaan pada zaman ini antara lain adalah sebagai berikut.

Kapak persegi, benrbentuk panjang atau trepesium, kapak yang besar digunakan untuk vangkul serangan yang kecil untuk mengerjakan kayu.

Kapak lonjong, terbuat dari batu yang sudah diasah secara halus dan diberi tangkai, berfungsi untuk menebang pohon, tersebar di Irian Seram, Tanimbar hingga Minahasa

Perhiasan, seperti gelang dari batu indah yang ditemukan di wilayah Jawa.

Zaman batu besar

Periodisasi zaman praaksara selanjutnya adalah zaman batu besar atau Megalitikum , disebut batu besar karena kebudayaan yang ditemukan pada zaman ini berupa batu atau peralatan yang ukuranya besar.

Pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan seperti bangunan batu besar, biasanya digunakan sebagai acara keagamaan. Pada zaman ini manusia telah mengenal kepercayaan berupa animisme dan dinamisme, sehingga banyak peralatan ditemukan fungsinya untuk upacara keagamaan.

Beberapa peninggalan pada zaman batu besar antara lain adalah sebagai berikut.

Menhir, tiang atau tugu yang digunakan untuk pemujaan roh nenek moyang banyak ditemukan di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Tengah.

Dolmen, berupa batu meja tempat meletakan sesaji kepada persembahan roh nenek moyang. Banyak ditemukan di Telagamukmin, Sumberjaya, Lampung Barat.

Punden berundak, berupa bangunan yang dibangun bertingkat-tingkat, fungsinya untuk pemujaan roh nenek moyang, ditemukan di Lebak Sibedug Banten Selatan.

Sarkofagus, yaitu peti kubur yang terbuat dari batu memilih wadah dan tutup, ditemukan di kuningan Jawa Barat.

Waruga, kubur batu yang berbentuk kubus dengan tutup menyerupai atap rumah, fungsinya sama seperti sarkofagus, ditemukan di daerah Minahasa.

Patung dan arca, berbentuk binatang atau manusia terbuat dari batu, ditemukan di Pasemah Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

 

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad