Sejarah Perjanjian Linggarjati: Latar Belakang, Tokoh, Isi, Pelanggaran, dan Dampaknya

Table of content:
Perjuangan Indonesia untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan tidak hanya dilakukan dengan cara gerilya dan peperangan, tetapi juga lewat cara diplomasi. Cara diplomasi adalah cara yang ditempuh Indonesia melalui perundingan dan perjanjian untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. salah satunya yaitu dengan diadakan Perjanjian Linggarjati.
Adanya Perjanjian Linggarjati merupakan bukti bahwa Indonesia dengan kukuh dan gigih mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dengan disepakatinya Perjanjian Linggarjati ada beberapa hal yang diperoleh Indonesia.
Sebagai generasi penerus bangs sudah seharusnya kita menmepelajarai sejarah Perjanjian Linggarjati yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia.
Latar belakang Perjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati merupakan usaha Indonesia lewat jalur diplomasi dengan Belanda untuk menghasilkan beberapa kesepakatan bersama. Namun, sebelum melakukan Perjanjian Linggarjati Belanda dan Indonesia telah melakukan serangkaian perundingan tetapi belum menemukan titik temu antara kedua belah pihak.
Setialah pada 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaanya, hal tersebut tidak lantas membuat Indonesia terlepas dari bayang-bayang sekutu. Indonesia masih saja diincar oleh Belanda yang menginginkan kekuasaan kembali di Nusantara.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya, Belanda yang saat itu tergabung dalam Netherlands-Indies Civil Administration atau NICA kembali lagi ke Indonesia dengan membawa pasukan sekutu. Dimana pasukan tersebut telah berhasil mengalahkan Jepang dalam peperangan. Kemudian terjadilah perundingan terkait status kemerdekaan Indonesia.
Perundingan Indonesia dengan perwakilan NICA pertama dilakukan di Jakarta pada 23 Oktober 1945, yang belum menemukan titik temu. Sehingga dilakukanlah pertemuan kedua pada 13 Maret 1946, lalu diadakan kembali pada 16 dan 17 Maret 1946 yang menghasilkan sebuah dokumen yang disebut Konsep Batavia atau Formula Jakarta.
Setelah diadakan beberapa perundingan dan pertemuan awal gelarlah forum perundingan di Hooge Veluwe, Belanda pada 4 hingga 24 April 1946 untuk membahasa satuan kenegaraan, wilayah dan kemerdekaan Indonesia.
Keinginan Indonesia yang ingin berdiri sendiri sebagai negara yang merdeka, tidak disetujui oleh Belanda. Dalam pertemuan tersebut. ketidaksetujuan Belanda akan usul Indonesia tersebut kemudian Belanda memberikan opsi supaya Indonesia menjadi negara bahwajan Persemakmuran Belanda.
Tentu saja hal tersebut ditolak oleh Indonesia, dimana saat itu diwakilkan oleh Sutan Syahrir sebagai perwakilan delegasi langsung menolak mentah mentah usul Belanda. Indonesia menginginkan kedaulatan penuh. Karena tidak adanya titik temu pertemuan dilanjutkan pada 7 Oktober 1946 yang bertujuan untuk mengurangi persoalan satu persatu.
Kemudian pada 14 oktober 1946 diadakan kembali perundingan dan disepakati bahwa akan diadakan pembicaraan lebih lanjut terkait status Indonesia. Waktu yang disepakati untuk melakukan perundingan kembali yakni pada 12 November 1946 di Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat.
Tokoh yang berperan dalam Perjanjian Linggarjati
Pelaksanaan Perjanjian Linggarjati tidak lepas dari tokoh-tokoh yang mewakili kedua belah pihak maupun pihak ketiga yang menjadi penengah kala itu. Nama-nama tokoh yang berperan dalam Perjanjian Linggarjati adalah sebagai berikut.
- Dari pihak pemerintah Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir, AK Gani, Susanto Tirtoprojo, Mohammad Roem
- Dari pihak pemerintah Belanda diwakili oleh Wim Schermerhorn, H.J. van Mook, Max van Pool, F. De Boer
- Dari pihak ketiga yaitu pemerintah Inggris sebagai perantara atau penengah diwakili oleh Lord Killearn.
Isi Perjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati dilakukan lewat perundingan yang berlangsung selama tiga hari, hingga pada 15 November 1946 tercapai kesepakatan antara kedua belah pihak. Isi dari Perjanjian Linggarjati tersebut antara lain yaitu:
- Belanda mengakui Republik Indonesia secara de facto, dengan wilayah kekuasan yang terdiri dari Sumatera, Jawa, dan Madura.
- Belanda harus meninggalkan daerah de facto paling lambat hingga tanggal 1 Januari 1949
- Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama untuk membuat Negara Serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat atau RIS. Negara Indonesia Serikat meliputi RI, Kalimantan, dan Timur Besar.
- Pembentukan RIS akan dilaksanakan sebelum tanggal 1 Januari 1949
- RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketua.
Namun dikarenakan isi Perjanjian Linggarjati tersebut muncul pro dan kontra sehingga penandatanganan Perjanjian Linggarjati baru terlaksana pada 25 Maret 1947 saat di Istana Merdeka, Jakarta.
Pelanggaran terhadap Perjanjian Linggarjati
Isi dari Perjanjian Linggarjati menghadirkan pro dan kontra dari beberapa partai politik yang merasa bahwa isi perjanjian sama saja Indonesia masih menjadi bawahan Belanda. Namuan arena para petinggi pemerintahan RI menginginkan jalan damai sehingga terpaksa kesepakatan tersebut disepakati sebagaimana adanya.
Tetapi kenyataanya Perjanjian Linggarjati yang telah disepakati tersebut dilanggar oleh pihak Belanda. Dimana pada 10 Juli 1947 Gubernur Jenderal HJ van Mook mengumumkan bahwa pihaknya yakni Belanda tidak lagi terikat dalam perjanjian tersebut.
Kemudian pada tanggal 21 Juli 1047 Belanda menyerbu Indonesia, akibat dari pelanggaran oleh Belanda ini konflik Indonesia Belanda kembali memanas.
Dampak Perjanjian Linggarjati bagi Indonesia
Meskipun akhirnya Belanda melanggar perundingan yang telah disepakati namun ada dampak positif yang diperoleh Indonesia dari Perjanjian Linggarjati.
Dampak positifnya yaitu adanya pengakuan de facto atas RI yang meliputi wilayah Jawa, Madura, dan Sumatera. Serta citra Indonesia dimata dunia Internasional yang semakin baik dan meningkatkan pengakuan kemerdekaan Indonesia. Hal tersebut juga mendorong negara-negara lain untuk secara sah mengakui kemerdekaan Indonesia.
Sedangkan dampak negatif yang diperoleh Indonesia adalah belum tercapainya penegakan atas wilayah RI yang terdiri dari Sabang hingga Merauke karena yang diakui hanya beberapa wilayah saja. Dimana tujuan Indonesia adalah ingin diakui kedaulatannya secara penuh atas seluruh wilayahnya belum diakui secara sah oleh belanda.