Ekosistem Laut: Pengertian, Jenis-jenis & Contoh Rantai Makanannya
Ekosistem dapat dijelaskan sebagai hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dunia ini terdapat berbagai macam ekosistem. Salah satunya adalah ekosistem laut yang sangat kaya dan menarik untuk dipelajari.
Makhluk hidup yang hidup di ekosistem laut tentunya akan berbeda dengan makhluk hidup yang hidup di ekosistem lainnya. Penting untuk memahami pengertian dan jenisnya untuk dapat mengklasifikasikan berbagai macam makhluk hidup berdasarkan ekosistemnya.
Memahami
Ekosistem laut disebut juga sebagai ekosistem laut. Ekosistem yang sangat luas di permukaan bumi adalah ekosistem laut. Ekosistem laut memiliki 3 jenis zona, yaitu zona neritrik, littoral, dan pelagis.
Zona neritrik adalah zona yang wilayah lautnya dangkal yang selalu digenangi air. Zona litoral adalah wilayah pesisir yang berada di antara pasang naik dan pasang surut.
Zona pelagis adalah zona yang perairannya terbuka dengan kedalaman 6.000 hingga 10.000 m.
Jenis Ekosistem Laut dan Contoh Rantai Makanannya
Ada lebih dari dua pertiga bagian bumi ini merupakan ekosistem laut. Ekosistem laut dikelompokkan lagi menjadi beberapa jenis, di antaranya sebagai berikut.
- Ekosistem Laut Dangkal
Ekosistem ini dikenal sebagai litoral. Ekosistem ini terdapat di daerah pesisir yang tergenang air laut, kecuali pada saat air surut.
Kondisi kawasan ini terbuka dan relatif tidak terpengaruh air yang berasal dari sungai-sungai besar karena jaraknya juga cukup jauh. Ekosistem ini dapat ditemukan di pantai utara Jawa, Sumbawa, Bali dan Sulawesi.
Ada beberapa komunitas yang dominan pada berbagai jenis ganggang atau alga, seperti Sargassum.
Ekosistem tersebut dapat dikelompokkan ke dalam berbagai sub ekosistem, yaitu ekosistem terumbu karang, pantai lumpur, dan pantai batu. Ekosistem ini terbentuk secara alami.
Namun ada juga ekosistem buatan, misalnya sawah pasang surut dan tambak. Rantai makanan ekosistem laut dangkal adalah sebagai berikut:
Rantai makanan
Energi surya -> fitoplankton (produsen) -> udang (konsumen I) -> ikan kecil (konsumen II) -> bangau (konsumen III) -> dekomposer
- Ekosistem Air Laut Dalam
Ekosistem perairan laut dalam memiliki ciri khusus yaitu tidak dapat dijangkau oleh sinar matahari. Oleh karena itu, dalam ekosistem ini tidak banyak terdapat organisme fotoautotrof.
Pada ekosistem perairan laut dalam, terdapat sejumlah besar detritivor atau pengurai, karnivora atau pemakan daging, dan saprofor atau pemakan sampah.
Jadi, di dalamnya gelap, banyak spesiesnya yang sudah memiliki organ bercahaya.
Informasi mengenai ekosistem perairan laut dalam masih belum lengkap karena kendala medan yang cukup sulit untuk dipelajari.
Untuk penelitian ekosistem ini membutuhkan alat berat yang dapat menahan tekanan air yang cukup besar. Contoh rantai makanan yang terjadi di perairan laut dalam adalah sebagai berikut:
Rantai makanan
Energi matahari -> ganggang (sebagai produsen) -> ikan kecil (konsumen I) -> ikan besar (konsumen II) -> hiu (konsumen III) -> dekomposer
Ekosistem pantai batu merupakan ekosistem yang mendominasinya, batuan pada umumnya berukuran besar dan keras yang berasal dari penyatuan atau konglomerasi batuan kecil dengan lempung dan kapur.
Batu-batu ini juga bisa dibentuk dari bongkahan granit yang besar. Umumnya ekosistem ini banyak dijumpai di pesisir pantai berbukit, misalnya pesisir Bali, Jawa Selatan, Maluku, dan Nusa Tenggara.
Vegetasi yang mendominasi itu adalah Sargassum sebaik Eucheuma. Rantai makanan yang terdapat pada ekosistem ini adalah sebagai berikut:
Rantai makanan
Energi surya -> fitoplankton (sebagai produsen) -> zooplankton (konsumen I) -> ikan mas (konsumen II) -> manusia (konsumen III) -> dekomposer
Ekosistem ini biasanya berada di daerah yang airnya jernih, yang merupakan hasil aktivitas berbagai organisme hewan yang memiliki rongga atau Cnidaria.
Ekosistem terumbu karang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi karena di dalamnya terdapat berbagai spesies antara lain udang, ikan dan hewan laut lainnya.
Ekosistem terumbu karang terdapat di perairan wilayah Nusa Tenggara dan di perairan Maluku. Rantai makanan pada ekosistem terumbu karang adalah sebagai berikut:
Rantai makanan
Energi matahari -> fitoplankton (produsen) -> udang kecil (konsumen I) -> ikan kupu-kupu (konsumen II) -> dekomposer
Ekosistem pantai lumpur berada di muara sungai yang menjorok ke laut dengan bentangan yang cukup luas pula. Ekosistem pantai lumpur banyak dijumpai di Sumatera, Papua, Jawa dan Kalimantan.
Contoh spesies dalam ekosistem ini misalnya Avicennia atau kebakaran, Sonneratia atau bakau serta berbagai rumput laut misalnya Enhalus acoroides.
Ekosistem pantai lumpur bertipe muara atau muara sungai dan digunakan sebagai tempat hidup ikan gelodok. Rantai makanan yang terjadi pada ekosistem pantai lumpur adalah sebagai berikut:
Rantai makanan
Energi matahari -> tumbuhan di pantai (sebagai produsen) -> kera -> pengurai
Sumber Daya yang Ada di Ekosistem Laut
Pesisir adalah daerah peralihan antara daratan dan lautan, yang di dalamnya terdapat satu atau lebih ekosistem yang termasuk dalam ekosistem alami dan buatan.
- Ekosistem alami terdiri dari hutan bakau, terumbu karang, delta dan muara, sedangkan yang buatan berupa sawah pasang surut dan tambak.
- Laut dan pesisir memiliki kawasan ekosistem hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang.
Dari ketiganya sama-sama memiliki potensi ekologi dan ekonomi terutama sebagai penyangga perikanan dan juga untuk kebutuhan hidup manusia dan lingkungan.
Tak hanya itu, beberapa ekosistem seperti pantai laut, pemandangan yang indah, fenomena alam yang terbentuk secara alami juga bisa menjadi sumber pendapatan bagi warga sekitar. Misalnya dalam hal pariwisata.
Ternyata, ada banyak jenis ekosistem laut yang mungkin masih terdengar asing di telinga sebagian orang. Hal ini menunjukkan bahwa setiap ekosistem memiliki karakteristik dan keunikan masing-masing, sehingga penting untuk dipelajari.
mejakelas.com