Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun tetapi memiliki lebih dari 4 baris, yaitu dari 6 hingga 20 baris. Talibun memiliki rima abc-abc, abcd-abcd, dan seterusnya hingga baris terakhir. Sementara dilaporkan dari halaman Wikipedia, Arti talibun adalah pantun yang susunannya genap antara 6 sampai 10 baris.
Dalam talibun setiap bait dibagi menjadi sampiran dan isi, dimana pembagian sampiran dan isinya ditentukan oleh jumlah baris yang kemudian dibagi menjadi dua. Talibun umumnya digunakan dalam acara pantun berbalas pantun sebagai pengganti pantun dengan 4 baris tunggal. Penggunaan talibun dalam acara resiprokal pantun memudahkan pengungkapan gagasan dalam bentuk dialog.
Jika dilihat lebih jauh, makna talibun adalah kepanjangan dari pantun untuk mengungkapkan kesatuan gagasan yang lebih utuh. Oleh karena itu, talibun sering disebut pantun panjang yang kata-katanya berulang hingga 6 baris atau 8 baris.
Selain itu, ada beberapa tema yang biasa diangkat dalam talibun, antara lain keagungan suatu tempat, kesaktian suatu benda atau peristiwa, keagungan atau keindahan seseorang, perilaku dan sikap manusia, serta cerita tentang peperangan.
Agar lebih jelas, talibun berikut beserta contohnya!
Anak orang Padang Tarap (a)
Jalan-jalan ke taman bunga (b) –à sampiran
Pergi ke akhir pekan sudah senja (c)
Ada sirih yang kita tangkap (a)
Padahal daunnya mirip (b) –à isinya
Tapi rasanya beda kok (c)
Anak ayam turun sembilan (a)
Satu mati dan delapan tersisa (b) —-à sampiran
Sains mungkin sedikit tertinggal (a)
Tapi jangan putus asa (b) -à konten
Anak ayam turun delapan (a)
Satu mati, tinggal tujuh yang tersisa (b) –à sampiran
Hidup harus penuh harapan (a)
Buatlah cara untuk pergi (b) –à mengisinya