Zat Aditif: Pengertian, Perbedaan, Jenis-Jenis, Ragam dan Bahaya

Aditif atau yang dalam makanan biasa disebut juga Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang secara umum berguna untuk menjadikan makanan lebih enak dan tahan lama. Bahkan, bahan ini juga bisa menjaga makanan tetap segar dan mempercantik tampilannya.
Secara umum zat-zat tersebut aman untuk diaplikasikan pada makanan, namun ada juga beberapa yang diduga menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan bagi kesehatan. Oleh karena itu, tidak heran jika semua produk yang mengandung zat tambahan tersebut harus mendapat izin terlebih dahulu dari BPOM.
Dengan izin BPOM, hal ini lebih merupakan jaminan bahwa produk tersebut aman dikonsumsi. Jadi, apa itu bahan tambahan? Berikut informasi yang dapat Anda baca beserta kegunaan, jenis, bahaya dan informasi terkait lainnya.
Memahami Aditif

Secara umum, aditif adalah berbagai bahan yang ditambahkan, dimasukkan atau dicampur ke dalam produk berupa makanan atau minuman selama proses pengolahan, penyimpanan dan pengemasan.
Dalam kalimat lain dijelaskan bahwa pengertian bahan tambahan adalah bahan yang umumnya ditambahkan pada minuman atau makanan pada saat pengolahan dan penyimpanan dengan tujuan untuk meningkatkan cita rasa, mempercantik tampilan, dan mengawetkannya.
Selain itu dapat dijelaskan juga bahwa zat ini merupakan bahan tambahan yang mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kualitas produk pangan dari segi kenampakan, tekstur, rasa dan tingkat keawetan.
Nah, dari berbagai penjelasan di atas, secara kasar Anda bisa mengetahuinya apa tujuan penggunaan bahan aditif? Itu bukan? Iya betul, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, biasanya zat ini ditambahkan untuk meningkatkan kualitas produk.
Tanpa zat tambahan ini, produk makanan dan minuman mungkin tampak lebih pucat warnanya sehingga cenderung tidak menarik. Selain itu, produk mungkin tidak disimpan dalam waktu lama.
Apa Perbedaan Antara Bahan Aditif dan Zat Adiktif?

Ini juga penting untuk diperhatikan, ada yang namanya aditif dan ada yang disebut zat adiktif. Sama seperti cara penulisannya yang berbeda, makna keduanya juga berbeda. Zat yang biasa disebut bahan tambahan pangan hanyalah zat yang ditambahkan pada produk.
Sedangkan jika zatnya bersifat adiktif, maka zat inilah yang nantinya akan menyebabkan adiksi, adiksi, atau ketergantungan. Karena dampaknya tersebut, zat adiktif bisa dikatakan mempunyai pengaruh yang kuat bagi siapapun yang mengkonsumsinya.
Biasanya, jika seseorang sudah kecanduan atau ketergantungan terhadap zat adiktif tersebut, maka akan sulit untuk berhenti mengonsumsinya. Contoh zat adiktif antara lain rokok, alkohol, narkotika, dan psikotropika.
1. Fungsi bahan tambahan atau zat
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahan tambahan ini disebut juga dengan bahan tambahan pangan atau sering disingkat BTP. Penggunaan bahan ini akan diawasi langsung oleh BPOM atau Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Bahan tambahan tidak termasuk bahan baku pangan. Lalu, meski bahan ini diketahui berbahaya bagi kesehatan, beberapa bahan tambahan lainnya juga mengandung nutrisi. Jadi, bahan tambahan ini tidak sepenuhnya berbahaya.
Sedangkan untuk fungsi dari bahan tambahan itu sendiri, hal ini tergantung dari jenisnya. Sebab, ada bahan tambahan yang dapat memadatkan tekstur, ada bahan tambahan yang dapat meningkatkan keawetan makanan, dan ada juga bahan tambahan yang dapat meningkatkan kualitas produk. Berikut penjelasannya.
2. Meningkatkan cita rasa produk
Bahan tambahan berupa penyedap rasa umum ditambahkan pada produk makanan maupun minuman untuk memperkaya cita rasa asli produk yang sudah ada. Terkadang rasa ini tidak cukup, sehingga ditambahkan bahan yang disebut penambah rasa.
Sesuai dengan sebutannya, bahan ini dapat memperkuat bahkan mengubah rasa dan aroma suatu produk tanpa menambahkan rasa atau aroma lain.
3. Memberi warna pada produk
Agar produk terlihat lebih menarik, biasanya akan dibuat dengan warna-warna yang menarik juga. Sayangnya, terkadang warna asli produk terlihat pucat sehingga kurang menggugah selera. Untuk produk seperti ini, umumnya akan ditambahkan penahan warna.
Bahan tambahan ini dapat berupa bahan tambahan alami maupun bahan tambahan buatan. Bahan ini akan membantu memperbaiki warna produk agar semakin menarik.
4. Mengontrol Keseimbangan Keasaman Produk
Bahan tambahan yang bersifat pengatur asam dapat membantu mengubah tingkat keasaman makanan. Dengan menambahkan bahan ini maka rasa makanan akan menjadi netral atau membuat makanan terasa asam.
Selain itu, terkadang bahan ini sengaja digunakan dengan tujuan untuk menjaga rasa asam asli pada makanan tersebut. Tidak hanya menjaga keasaman produk, umumnya bahan ini juga menjaga warna asli makanan dan membantu makanan tetap aman untuk dikonsumsi.
Pasalnya, bahan tambahan pangan ini mampu membantu menjaga tingkat pH makanan. Dengan kemampuan tersebut, pertumbuhan kuman berbahaya pada makanan dapat dicegah.
5. Mempertahankan Penggunaan Pangan
Jika bahan aditif memiliki fungsi tersebut, biasanya lebih spesifik pada jenis bahan pengawet dan antioksidan. Bahan tambahan yang bersifat pengawet akan membantu menghambat atau mencegah kerusakan pangan yang disebabkan oleh kuman.
Dengan begitu, makanan akan lebih awet dan tidak mudah busuk. Sedangkan jika bersifat antioksidan, kandungan ini akan membantu menghambat atau mencegah kerusakan makanan akibat oksidasi.
6. Memberikan tekstur yang konsisten dan halus
Sama seperti sebelumnya, fungsi bahan tambahan ini hanya dapat ditemukan pada beberapa jenis bahan tambahan saja. Termasuk berikut ini.
- Pengembang, yang akan memperbesar volume adonan dengan mengeluarkan gas
- Antifoam, yang akan mencegah terbentuknya busa pada produk
- Anti lengket, yang akan mencegah makanan menggumpal
- Stabilizer dan pengental, yang akan membuat tekstur makanan menjadi lebih padat
- Emulsifier, yang akan membantu mencampurkan bahan-bahan yang tidak tercampur
Jenis Aditif

Berdasarkan cara perolehannya, dapat dikatakan bahwa bahan tambahan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu alami dan buatan atau sintetis. Kalau bahan tambahannya alami, berarti bahan tambahan tersebut diperoleh dari bahan-bahan yang juga berasal dari alam.
Biasanya bahan tambahan alami ini tidak menimbulkan efek samping meski dikonsumsi jangka panjang. Contoh untuk bahan tambahan alami diantaranya adalah gula merah yang biasanya terbuat dari kulit pohon, madu, gula jawa dan lain sebagainya. Lalu ada daun pandan sebagai pewarna hijau alami.
Ada blueberry sebagai pewarna ungu alami dan kaldu sapi atau ayam, daun salam, jamur, tomat, dan bawang bombay sebagai penyedap alami. Tentunya masih banyak bahan tambahan lain yang masih dapat ditemukan di lingkungan sekitar.
Sedangkan untuk bahan tambahan buatan merupakan bahan tambahan yang diperoleh dari pengolahan pabrik. Contoh bahan tambahan buatan Ini termasuk aspartam, sakarin dan siklamat yang merupakan pemanis buatan.
Lalu ada asam sorbat, natrium benzoat, dan sulfit sebagai pengawet buatan. Berikutnya ada micin yang biasa digunakan sebagai penyedap makanan buatan dan ada juga perasa buatan untuk menambah aroma masakan seperti penyedap kopi, penyedap pandan dan lain sebagainya.
Sedangkan dilansir alodokter.com, terlihat bahwa bahan aditif menurut WHO dan FAO dapat digolongkan menjadi 3 kategori utama sebagai berikut.
1. Penyedap Makanan
Sesuai dengan sebutannya, bahan tambahan ini umumnya ditambahkan dengan tujuan untuk memperkuat rasa sekaligus meningkatkan aroma produk. Jenis bahan tambahan ini juga paling sering ditambahkan pada produk seperti kue, sereal, yoghurt, minuman ringan, dan makanan ringan.
Seperti yang telah disebutkan, zat penyedap makanan ini ada yang berasal dari bahan alami dan ada pula yang buatan atau sintetis. Jika terbuat dari bahan alami, bisa dari sayur, buah, kacang-kacangan, dan rempah-rempah. Namun jika buatan, hanya memiliki rasa yang mirip dengan makanan tertentu.
2. Persiapan Enzim
Bahan aditif jenis kedua ini umumnya diperoleh melalui proses ekstraksi produk hewani, tumbuhan, dan mikroorganisme seperti bakteri. Biasanya bahan tambahan yang kedua ini sering digunakan sebagai bahan tambahan alternatif pada proses fermentasi wine, pembuatan keju dan jus buah.
3. Bahan tambahan lainnya
Jika termasuk dalam kategori bahan tambahan lainnya, maka terdiri dari pemanis, pewarna, dan pengawet. Khusus bahan pengawet, ada beberapa jenis bahan yang diperbolehkan untuk diaplikasikan pada produk makanan.
Misalnya lisozim hidroklorida, asam propionat, nitrat, nitrit, nisin, sulfit, metil para-hidroksibenzoat, etil para-hidroksibenzoat, asam benzoat dan asam sorbat. Bahan-bahan tersebut biasanya diaplikasikan dengan tujuan untuk memperlambat pembusukan akibat udara, bakteri dan jamur.
Dengan menambahkan bahan-bahan tersebut, produk jadi bisa bertahan lama. Selain itu, bahan pengawet ini juga akan membantu menjaga kualitas produk sekaligus mengendalikan kontaminasi yang dapat menyebabkan penyakit, misalnya botulisme.
Berbagai Contoh Zat Aditif

Berbicara mengenai contoh bahan aditif, sebenarnya bisa dengan mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah MSG atau monosodium glutamat. MSG merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang bermanfaat sebagai penambah rasa dan penambah rasa makanan.
Bahan tambahan ini sering ditambahkan pada makanan kemasan dan masakan rumah. Dan terbukti MSG membuat makanan terasa lebih nikmat. Selain MSG, ada juga natrium nitrit untuk mencegah pertumbuhan bakteri pada daging olahan.
Contoh lainnya adalah natrium benzoat. Ini merupakan bahan pengawet tambahan yang mudah ditemukan pada sejumlah produk seperti saus, olesan, selai buah, produk susu, dan yoghurt.
Bahaya Bahan Aditif

Pada dasarnya zat aditif tidak berbahaya jika tidak dikonsumsi secara berlebihan. Terkait hal tersebut, BPOM sebenarnya telah menetapkan dosis maksimal berbagai jenis bahan tambahan yang akan ditambahkan pada makanan.
Jika konsumsinya tidak melebihi dosis maksimal tersebut, tentu bahan tambahan tersebut tidak berbahaya. Namun, jika kita secara khusus menyinggung efek samping bahan tambahan, antara lain sebagai berikut.
- Masalah otak muncul disebabkan oleh tingginya jumlah natrium benzoat. Bagian otak yang paling banyak terkena dampak zat ini adalah bagian yang mengatur perhatian dan perilaku sehingga penderitanya akan sulit fokus dan hiperaktif.
- Ada potensi kanker muncul karena natrium nitrit terkena suhu panas tinggi
- Timbul masalah metabolisme, berpotensi meningkatkan berat badan, berpotensi meningkatkan kadar gula darah yang dapat berujung pada penyakit diabetes
Nyatanya, aditif adalah bahan yang bermanfaat. Hanya saja dosis pemakaiannya harus diperhatikan dengan ketat untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, penting juga untuk selalu memperhatikan daftar bahan yang biasanya tertera pada kemasan produk. Tujuannya ya, untuk menghindari dampak negatif dari bahan tambahan yang tidak diinginkan.
Baca Juga Artikel Lainnya:
- Energi Adalah… Penjelasan Lengkap, Jenis, Sumber, Dll
- Oksigen Dalam Darah Akan Diangkut Oleh…. Dan Fungsi Dll
- Klasifikasi Makhluk Hidup – Pengertian, Unsur dan Tujuan
- Sel Tumbuhan dan Sel Hewan – Pengertian, Struktur, Dll (Lengkap)
- Fungsi Dinding Sel Tumbuhan, Bakteri, Jamur, Alga Dll
- Sifat Koligatif Larutan, Pengertian, Klasifikasi, Manfaat, dll
www.ayovaksindinkeskdi.id