Memahami Berpikir Kritis – Apa yang dimaksud dengan berpikir kritis? Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian berpikir kritis, ciri-ciri, manfaat, tujuan, komponen, indikator dan cara berpikir kritis secara lengkap.
Baca juga: Memahami Pemetaan Pikiran
bersembunyi
Memahami Berpikir Kritis Secara Umum
Pengertian Berpikir Kritis Menurut Para Ahli
Surya (2011:131)
Johnson (2010:100)
Kurfis (1988)
Wijaya (2010:72)
Serin dan Paul (dalam Suwarma, 2009:11)
Gunawan (2003:177-178)
Ennis
Scriven & Paul (1992)
Jensen (2011: 195)
Mertes (1991)
Ciri-Ciri Berpikir Kritis
Karakter (disposisi)
Kriteria (kriteria)
Argumen (argumen)
Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)
Sudut pandang (sudut pandang)
Prosedur penerapan kriteria (prosedur penerapan kriteria)
Ciri-Ciri Berpikir Kritis
Manfaat Berpikir Kritis
Tujuan Berpikir Kritis
Komponen Berpikir Kritis
Operasi dasar penalaran
Pengetahuan khusus domain
Pengetahuan metakognitif
Nilai, keyakinan dan watak
Indikator Berpikir Kritis
Berpikir kritis
Memahami Berpikir Kritis Secara Umum
Pengertian berpikir kritis adalah kemampuan seseorang dalam menganalisis ide atau pemikiran secara logis, reflektif, sistematis dan produktif untuk membantu menciptakan, mengevaluasi dan mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau akan dilakukannya sehingga berhasil dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapinya.
Pengertian berpikir kritis adalah konsep menyikapi suatu pemikiran atau teorema yang kita terima. Respons ini melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis. Konsep ini dikembangkan sekitar 2500 tahun yang lalu.
Keterampilan berpikir kritis sangat diperlukan untuk menganalisis suatu masalah hingga tahap menemukan solusi untuk memecahkan masalah tersebut.
Pengertian Berpikir Kritis Menurut Para Ahli
Surya (2011:131)
Pengertian berpikir kritis menurut Surya adalah suatu kegiatan yang aktif, gigih dan pertimbangan yang matang terhadap suatu keyakinan atau segala bentuk pengetahuan yang diterima dari berbagai sudut alasan pendukung dan kesimpulan.
Johnson (2010:100)
Menurut Johnson, berpikir kritis adalah proses terorganisir dan jelas yang digunakan dalam aktivitas mental seperti pemecahan masalah, pengambilan keputusan, analisis asumsi, dan penemuan ilmiah.
Kurfis (1988)
Pengertian berpikir kritis menurut Kurfiss adalah suatu penilaian yang bertujuan untuk mengkaji suatu keadaan, fenomena, pertanyaan, atau permasalahan untuk memperoleh hipotesis atau kesimpulan yang mengintegrasikan seluruh informasi yang ada sehingga dapat dipertanggungjawabkan dengan penuh keyakinan.
Wijaya (2010:72)
Pengertian berpikir kritis menurut Wijaya adalah kegiatan menganalisis ide atau konsep ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mempelajari dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.
Baca juga: Memahami Pola Pikir
Serin dan Paul (dalam Suwarma, 2009:11)
Pengertian berpikir kritis menurut Seriven dan Paul adalah proses intelektual dengan menciptakan konsep, menerapkan, mensintesis, dan/atau mengevaluasi informasi yang diperoleh dari observasi, pengalaman, refleksi, berpikir atau komunikasi sebagai landasan untuk meyakini dan mengambil tindakan.
Gunawan (2003:177-178)
Menurut Gunawan, pengertian berpikir kritis adalah kemampuan berpikir kompleks dengan menggunakan proses termasuk analisis dan evaluasi. Berpikir kritis ini juga melibatkan kemampuan berpikir induktif (mengenali permasalahan yang terbuka, mengenali hubungan, mampu menemukan sebab dan akibat, mengambil kesimpulan dengan data yang relevan. Selain kemampuan berpikir induktif tersebut, terdapat juga kemampuan berpikir deduktif yaitu kemampuan untuk berpikir secara deduktif. memecahkan masalah keruangan, mampu membedakan fakta dan opini.
Ennis
Menurut Ennis yang dikutip Alec Fisher, pengertian berpikir kritis adalah berpikir wajar dan reflektif yang berfokus pada pengambilan keputusan tentang apa yang diyakini atau dilakukan. Dalam bernalar diperlukan kemampuan berpikir kritis, atau dengan kata lain kemampuan berpikir kritis merupakan bagian dari penalaran.
Scriven & Paul (1992)
Pengertian berpikir kritis menurut Scriven & Paul adalah suatu proses intelektual yang secara aktif dan terampil mengonsep, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan juga mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau juga dihasilkan dari observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, untuk memandu keyakinan sebagai serta tindakan.
Jensen (2011: 195)
Pengertian berpikir kritis menurut Jensen adalah proses mental yang efektif dan dapat diandalkan, digunakan dalam mengejar pengetahuan yang relevan dan benar tentang dunia.
Mertes (1991)
Menurut Mertes, berpikir kritis adalah proses sadar dan disengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap dan kemampuan reflektif yang memandu keyakinan dan tindakan.
Ciri-Ciri Berpikir Kritis
Menurut Beyer (dalam Surya, 2011:137), terdapat 8 (delapan) ciri atau ciri berpikir kritis, antara lain:
Baca juga: Memahami Kecerdasan
Karakter (disposisi)
Seseorang yang mempunyai kemampuan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis (tidak mudah percaya), sangat terbuka, menghargai kejujuran, menghargai berbagai data dan pendapat, menghargai kejelasan dan ketelitian, mencari perbedaan pandangan, dan akan berubah sikap bila ada pendapat. dia menganggap Baik.
Kriteria (kriteria)
Dalam berpikir kritis harus mempunyai kriteria atau tolak ukur. Untuk mencapainya, Anda harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau diyakini. Meskipun suatu argumen dapat disusun dari beberapa sumber pembelajaran, namun kriterianya akan berbeda-beda. Jika kita hendak melaksanakan standardisasi, harus didasarkan pada relevansi, keakuratan fakta, berdasarkan sumber yang kredibel, menyeluruh, tidak memihak, bebas dari logika yang salah, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
Argumen (argumen)
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang didasarkan pada data. Namun secara umum argumentasi diartikan sebagai suatu alasan yang dapat digunakan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis mencakup kegiatan pengenalan, penilaian, dan membangun argumen.
Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)
Ini adalah kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau lebih premis. Prosesnya akan mencakup kegiatan untuk menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.
Sudut pandang (sudut pandang)
Sudut pandang merupakan suatu cara pandang atau landasan yang digunakan untuk menafsirkan sesuatu dan yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir kritis akan memandang atau menafsirkan fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
Prosedur penerapan kriteria (prosedur penerapan kriteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur ini meliputi perumusan masalah, penentuan keputusan yang akan diambil, dan identifikasi asumsi atau perkiraan.
Baca juga: Pengertian Metode Pembelajaran
Ciri-Ciri Berpikir Kritis
Berikut ciri-ciri berpikir kritis, yaitu:
- Kenali secara detail bagian-bagian dari keseluruhan.
- Pandai mendeteksi masalah.
- Mampu membedakan ide yang relevan dengan ide yang tidak relevan.
- Mampu membedakan fakta dengan diksi atau opini.
- Mampu mengidentifikasi perbedaan atau kesenjangan informasi.
- Dapat membedakan argumen yang logis dan argumen yang tidak logis.
- Mampu mengembangkan kriteria atau standar penilaian data.
- Suka mengumpulkan data untuk bukti faktual.
- Dapat membedakan kritik konstruktif dan destruktif.
- Mampu mengidentifikasi berbagai pandangan perspektif terkait data.
- Mampu menguji asumsi dengan cermat.
- Mampu menelaah ide-ide yang bertentangan dengan kejadian di lingkungan.
- Mampu mengidentifikasi ciri-ciri orang, tempat dan benda, seperti alam, bentuk, wujud, dan lain-lain.
- Mampu membuat daftar semua kemungkinan konsekuensi atau alternatif solusi terhadap masalah, ide dan situasi.
- Mampu membuat hubungan berurutan antara satu masalah dengan masalah lainnya.
- Mampu menarik kesimpulan yang menggeneralisasi dari data yang telah tersedia dengan data yang diperoleh dari lapangan.
- Mampu menarik kesimpulan secara cermat dari data yang tersedia.
- Mampu membuat prediksi dari informasi yang tersedia.
- Mampu membedakan kesimpulan yang salah dan benar berdasarkan informasi yang diterimanya.
- Mampu menarik kesimpulan dari data yang ada dan dipilih.
Manfaat Berpikir Kritis
Manfaat berpikir kritis antara lain:
Baca juga: Memahami Persepsi
- Berpikir kritis mampu memecahkan masalah.
- Berpikir kritis dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
- Berpikir kritis dapat membedakan antara fakta dan opini.
- Berpikir kritis dapat membantu Anda tetap tenang meski dalam permasalahan sulit.
Tujuan Berpikir Kritis
Tujuan berpikir kritis adalah untuk dapat menguji suatu pendapat dan gagasan, termasuk membuat pertimbangan atau pemikiran berdasarkan pendapat yang dikemukakan. Biasanya pertimbangan tersebut didukung dengan adanya kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan.
Keterampilan berpikir kritis dapat mendorong seseorang untuk menemukan ide atau pemikiran baru terhadap suatu permasalahan dunia. Seseorang akan dilatih bagaimana menyeleksi berbagai pendapat, sehingga mampu membedakan pendapat yang relevan dan tidak relevan, mana pendapat yang benar dan mana pendapat yang salah. Dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, seseorang dapat membantu mengambil kesimpulan dengan mempertimbangkan data dan fakta yang terjadi di lapangan.
Komponen Berpikir Kritis
Menurut Seifert dan Hoffnung (dalam Desmita, 2010:154), terdapat empat komponen berpikir kritis, antara lain:
Operasi dasar penalaran
Untuk berpikir kritis, seseorang mempunyai kemampuan menjelaskan, menggeneralisasi, menarik kesimpulan deduktif dan merumuskan langkah-langkah logis lainnya secara mental.
Pengetahuan khusus domain
Dalam menghadapi suatu masalah, seseorang harus mengetahui topik atau isinya. Untuk menyelesaikan konflik pribadi, seseorang harus memiliki pengetahuan tentang orang tersebut dan dengan siapa dia berkonflik.
Pengetahuan metakognitif
Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor ketika dia mencoba untuk memahami dengan benar sebuah ide, menyadari kapan dia membutuhkan informasi baru dan mencari tahu bagaimana dia dapat dengan mudah mengumpulkan dan mempelajari informasi tersebut.
Nilai, keyakinan dan watak
Berpikir kritis berarti membuat penilaian secara adil dan obyektif. Artinya ada semacam keyakinan pada diri sendiri bahwa berpikir benar-benar mengarah pada suatu solusi. Selain itu, ini juga berarti adanya semacam watak yang gigih dan reflektif dalam berpikir.
Baca juga: Memahami Konsep Diri
Indikator Berpikir Kritis
Menurut Fisher dalam Rahmawati (2011:8), indikator kemampuan berpikir kritis antara lain:
- Identifikasi unsur-unsur dalam suatu kasus yang beralasan, terutama alasan dan kesimpulan.
- Identifikasi dan evaluasi asumsi.
- Mengklarifikasi dan menafsirkan pernyataan dan ide.
- Mengadili penerimaan, terutama kredibilitas dan klaim.
- Evaluasi argumen dari berbagai jenis.
- Menganalisis, mengevaluasi dan menghasilkan penjelasan.
- Menganalisis, mengevaluasi dan membuat keputusan.
- Menyimpulkan.
- Hasilkan argumen.
Sedangkan menurut Ennis dalam Maftukhin (2013:24), terdapat lima kelompok indikator kemampuan berpikir kritis, antara lain:
Klarifikasi Dasar (Klarifikasi Dasar). Klarifikasi dasar dibagi menjadi tiga indikator, yaitu:
- Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan
- Analisis argumen
- Mengajukan dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan/atau pertanyaan menantang.
Memberikan Alasan Suatu Keputusan (Dasar Pengambilan Keputusan). Tahapan ini terbagi menjadi dua indikator yaitu
- Pertimbangkan kredibilitas suatu sumber
- Mengamati dan memperhatikan hasil observasi.
Kesimpulan (Inferensi). Tahap penutup terdiri dari tiga indikator, antara lain:
- Lakukan pemotongan dan pertimbangkan hasil pemotongan tersebut
- Buatlah induksi dan pertimbangkan hasil induksi tersebut
- Membuat dan mempertimbangkan keputusan nilai.
Klarifikasi Lebih Lanjut (Klarifikasi Lanjutan). Tahapan ini terbagi menjadi dua indikator yaitu
- Identifikasi istilah dan pertimbangkan definisinya
- Mengacu pada asumsi yang tidak dinyatakan.
Anggapan dan Integrasi (Anggapan dan Integrasi). Tahapan ini terbagi menjadi dua indikator yaitu:
- Mempertimbangkan dan berpikir secara logis melalui premis, alasan, asumsi, posisi, dan usulan lain yang tidak mereka setujui atau yang mereka ragukan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau keraguan tersebut mengganggu pikiran mereka.
- Menggabungkan kemampuan dan disposisi lain dalam membuat dan mempertahankan suatu keputusan.
Baca juga: Memahami Karakteristik
Berpikir kritis
Pada dasarnya berpikir kritis berasal dari dalam diri seseorang. Mengembangkan pemikiran kritis dapat membantu seseorang menjadi pribadi yang tidak gegabah dalam mengambil keputusan dan mencari solusi terhadap permasalahan. Berikut cara berpikir kritis:
- Selalu berpikir dengan kepala dingin.
- Jangan mengutamakan emosi dibandingkan logika.
- Selalu pikirkan segala kemungkinan yang bisa terjadi.
- Selalu siap menghadapi apa yang harus dihadapi dan menanggung risikonya.
- Mengambil keputusan berdasarkan data faktual dan faktual.
Demikian pembahasan lengkap mengenai pengertian berpikir kritis, ciri-ciri, manfaat, tujuan, komponen, indikator dan cara berpikir kritis. Semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan lainnya, sampai jumpa