Memahami Ergonomi – Apa yang dimaksud dengan ergonomi? Untuk lebih memahaminya, kita akan membahas pengertian ergonomi menurut para ahli, tujuan, manfaat, prinsip, faktor risiko dan ruang lingkup ergonomi secara lengkap.

Baca juga: Memahami Ekonomi


Isi

bersembunyi

1
Memahami Ergonomi

2
Pengertian Ergonomi Menurut Para Ahli

2.1
Sutalaksana (1979)

2.2
Suma’mur (1989)

2.3
Asosiasi Ergonomi Internasional (2000)

2.4
Wignjosoebroto S (2003)

2.5
Eko Nurmianto (2004:1)

2.6
Tarwaka (2004)

2.7
NIOSH (2007)

2.8
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2007)

2.9
OSHA (2010)

2.10
Ginting Rosnani (2010)

2.11
Sritomo

4
Manfaat Ergonomis

5
Prinsip Ergonomi

5.1
Kegunaan (Utilitas)

5.2
Keamanan

5.3
Kenyamanan (Kenyamanan)

5.4
Fleksibilitas

5.5
Kekuatan (Daya Tahan)

6
Faktor Risiko Ergonomis

6.1
Organisasi Kerja yang Buruk

6.2
Pengulangan Terus Menerus

6.3
Posisi Tidak Bergerak (Posisi Stasioner)

6.4
Postur Canggung

6.5
Kekuatan Berlebihan

7
Ruang Lingkup Ergonomi

Memahami Ergonomi

Secara etimologis, kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti aturan. Jadi, ergonomi diartikan sebagai aturan-aturan yang berkaitan dengan pekerjaan.

Pengertian Ergonomi atau Ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan unsur-unsur lain dalam suatu sistem, serta suatu profesi yang mengamalkan teori, prinsip, data dan metode dalam perancangan untuk mengoptimalkan sistem agar sesuai dengan kebutuhan, kelemahan dan keterampilan manusia.


Pengertian ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi manusia dengan sistem, profesi, prinsip, data dan metode dalam merancang sistem agar dapat disesuaikan secara optimal dengan kebutuhan, kekurangan dan keterampilan manusia.

Pengertian Ergonomi Menurut Para Ahli

Sutalaksana (1979)

Pengertian Ergonomi menurut Sutalaksana adalah ilmu atau kaidah yang mempelajari manusia sebagai komponen suatu sistem kerja yang meliputi ciri-ciri fisik dan non fisik, keterbatasan manusia, dan kemampuannya guna merancang suatu sistem yang efektif, aman, sehat, nyaman. dan efisien.

Suma’mur (1989)

Pengertian ergonomi menurut Suma’mur adalah suatu komponen kegiatan dalam lingkup hyperke yang antara lain mencakup harmonisasi timbal balik antara kerja dan tenaga kerja untuk efisiensi dan kenyamanan kerja.

Asosiasi Ergonomi Internasional (2000)

Pengertian ergonomi menurut International Ergonomics Association adalah suatu disiplin ilmu yang mendesak untuk memperhatikan interaksi antara manusia dan bagian lain dalam elemen suatu sistem dan juga profesi yang menerapkan teori, prinsip, data dan juga metode yang dirancang untuk mengoptimalkan. kesejahteraan manusia dan keseluruhan. kinerja sistem.

Baca juga: Pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)

Wignjosoebroto S (2003)

Pengertian Ergonomi menurut Wignjosoebroto S adalah suatu ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi tentang kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja agar manusia dapat hidup dan bekerja dalam sistem itu dengan lebih baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui kerja yang efektif, efisien, aman dan nyaman. .

Eko Nurmianto (2004:1)

Pengertian ergonomi menurut Eko Nurmianto adalah ilmu yang mempelajari aspek manusia dalam lingkungan kerja ditinjau dari anatomi, fisiologi, psikologi, teknik, manajemen dan desain.

Tarwaka (2004)

Pengertian ergonomi menurut Tarwaka adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyelaraskan fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat berdasarkan kemampuan dan keterbatasan manusia, baik fisik maupun mental, sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.

NIOSH (2007)

Pengertian ergonomi menurut NIOSH adalah penerapan ilmu yang lebih fokus pada perancangan fasilitas peralatan dan perkakas sesuai dengan karakteristik anatomi, fisiologi, biomekanik, persepsi dan kebiasaan manusia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2007)

Pengertian ergonomi menurut Kementerian Kesehatan RI adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya. Sasaran penelitian ergonomi adalah manusia ketika bekerja di lingkungan tersebut. Singkatnya, ergonomi adalah penyesuaian tugas kerja dengan kondisi tubuh manusia yang bertujuan untuk mengurangi stres yang akan dihadapi. Upaya yang dilakukan antara lain dengan menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, mengatur suhu, cahaya, dan kelembapan sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.

OSHA (2010)

Pengertian ergonomi menurut OSHA adalah praktek merancang peralatan dan detail pekerjaan sesuai dengan kapasitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah cedera pada pekerja.

Ginting Rosnani (2010)

Pengertian ergonomi menurut Ginting Rosnani adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi tentang sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan juga bekerja dalam sistem yang baik, yaitu untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui kerja yang efektif. , efisien, aman dan nyaman.

Sritomo

Menurut Sritomo, Ergonomi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari manusia dalam hubungannya dengan pekerjaannya.

Baca juga: Memahami Kesiapan Kerja

Tujuan Ergonomi

Menurut Santoso (2004), ada 4 tujuan utama ergonomi diantaranya:

  • Memaksimalkan efisiensi karyawan.
  • Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.
  • Mendorong bekerja agar aman, nyaman dan semangat.
  • Maksimalkan bentuk pekerjaan yang meyakinkan.

Menurut Tarwaka (2004), ada beberapa tujuan yang dapat dicapai dengan penerapan ergonomi, antara lain:

  • Kesejahteraan fisik dan mental meningkat dengan mencegah cedera dan penyakit akibat kerja, mengurangi beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
  • Kesejahteraan sosial meningkat melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan koordinasi kerja yang baik, untuk meningkatkan jaminan sosial baik pada masa usia produktif maupun setelah tidak produktif.
  • Menciptakan keseimbangan yang rasional antara aspek teknis, ekonomi dan antropologi pada setiap sistem kerja yang dilaksanakan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

Manfaat Ergonomis

Secara umum manfaat ergonomi dalam bekerja adalah dapat diselesaikan dengan cepat, resiko kecelakaan lebih kecil, efisien waktu, resiko sakit akibat pekerjaan kecil dan lain sebagainya. Selain itu, manfaat ergonomi antara lain:

  • Pekerjaan bertambah, misalnya kecepatan, ketepatan, keselamatan dan mengurangi tenaga pada saat bekerja.
  • Waktu berkurang, begitu pula biaya pelatihan dan pendidikan.
  • Optimalisasi Sumber Daya Manusia dengan meningkatkan keterampilan yang diperlukan.
  • Efisiensi waktu agar tidak terbuang percuma.
  • Kenyamanan karyawan saat bekerja semakin meningkat.

Baca juga: Memahami Penempatan Kerja

Sedangkan menurut Pheasant (2003), dalam melaksanakan pekerjaan terdapat beberapa manfaat ergonomi, antara lain:

  • Meningkatnya hasil produksi, artinya menguntungkan secara ekonomi karena disebabkan oleh: peningkatan efisiensi waktu kerja, peningkatan kualitas kerja, relatif rendahnya kecepatan pergantian pekerja (labor turnover).
  • Mengurangi kemungkinan kecelakaan. Hal ini disebabkan berkurangnya biaya pengobatan yang tinggi dan berkurangnya penyediaan kapasitas untuk situasi darurat.
  • Dengan menggunakan antropometri maka pakaian kerja, ruang kerja, lingkungan kerja, peralatan atau mesin serta produk konsumen dapat direncanakan atau dirancang.

Prinsip Ergonomi

Secara umum terdapat 5 prinsip ergonomi diantaranya:

Kegunaan (Utilitas)

Artinya setiap produk yang dihasilkan mempunyai manfaat bagi seseorang dalam menunjang aktivitas atau kebutuhan secara optimal tanpa mengalami kesulitan atau kendala dalam penggunaannya. Misalnya kemeja memiliki kancing agar lebih mudah dipakai dan dilepas.

Keamanan

Artinya setiap produk yang dihasilkan mempunyai fungsi yang bermanfaat tanpa menimbulkan resiko membahayakan keselamatan atau kerugian penggunanya. Misalnya saja saku baju yang memiliki penutup dan kancing sehingga benda yang dimasukkan tidak mudah rontok.

Kenyamanan (Kenyamanan)

Artinya produk yang dihasilkan mempunyai tujuan yang selaras atau tidak mengganggu aktivitas dan juga diusahakan untuk menunjang aktivitas seseorang. Misalnya saja bahan kain yang dipilih dari serat yang lembut, sejuk, dan mampu menyerap keringat.

Fleksibilitas

Artinya ergonomi dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam berbagai kondisi atau fungsi. Misalnya baju mempunyai saku sehingga bisa menyimpan benda-benda kecil.

Kekuatan (Daya Tahan)

Artinya harus awet dan tahan lama serta tidak cepat rusak saat digunakan. Misalnya saja bahan pakaian yang awet dan jahitannya kuat.

Baca juga: Pengertian Disiplin Kerja

Menurut Baiduri, prinsip ergonomi antara lain:

  • Mengurangi kelebihan beban.
  • Mencakup ruang yang jarang.
  • Meminimalkan gerakan statis.
  • Membuat tampilan dan contoh dapat dimengerti dengan cepat.
  • Bekerjalah dalam posisi atau postur normal.
  • Tempatkan peralatan dalam jangkauan.
  • Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan.
  • Penciptaan lingkungan kerja yang nyaman.
  • Meminimalkan risiko titik beban.
  • Lakukan olahraga dan peregangan saat bekerja.
  • Bekerja selaras dengan dimensi tinggi bodi.

Faktor Risiko Ergonomis

Menurut University of Caucasian Lost Among Asians-Labor Occupational Safety and Health (UCLA-LOSH), terdapat beberapa faktor risiko terkait ergonomi, antara lain:

Organisasi Kerja yang Buruk

Pengaturan kerja yang buruk adalah pengaturan kerja yang dilaksanakan dengan buruk sehingga mengakibatkan kerugian atau gangguan kesehatan. Misalnya beban kerja yang porsinya terjadwal namun ada yang lembur atau memaksakan diri, waktu kerjanya sangat padat sehingga tidak cukup waktu istirahat. Sebuah penelitian menemukan bahwa jam kerja yang melebihi 8 jam dapat menyebabkan keluhan LBP (Low Back Pain) lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi kerja normal. Seseorang yang merasa bosan dan bosan sehingga menimbulkan stres akibat pekerjaan yang dilakukannya memicu terjadinya nyeri pinggang.

Pengulangan Terus Menerus

Pengulangan terus menerus merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang. Aktivitas yang dilakukan berulang-ulang akan menyebabkan otot menerima tekanan akibat beban kerja yang terus menerus tanpa mendapatkan relaksasi. Risiko yang timbul bergantung pada berapa kali aktivitas dilakukan, kecepatan gerakan, dan jumlah otot yang terlibat dalam pekerjaan. Gerakan yang berulang-ulang akan menimbulkan ketegangan akumulatif pada saraf dan otot. Dampak risiko ini akan semakin besar jika dilakukan dengan postur tubuh yang kaku dan menggunakan tenaga yang terlalu besar.

Baca juga: Pengertian Pelaku Ekonomi

Posisi Tidak Bergerak (Posisi Stasioner)

Posisi diam merupakan posisi statis dengan tubuh sedikit atau tidak bergerak sama sekali. Perawat ruang bedah yang sedang melaksanakan operasi akan berdiri dalam waktu yang cukup lama, hal ini dapat menyebabkan kontraksi otot dan cepat lelah. Saat istirahat, ketika terlihat gerakan tidak berguna, suplai darah berkurang, darah tidak mengalir dengan baik ke otot. Berbeda dengan kondisi dinamis, suplai darah segar terus tersedia untuk menghilangkan produk limbah melalui kontraksi dan relaksasi otot. Pekerjaan stasioner yang berkepanjangan membutuhkan otot untuk memasok oksigen dan nutrisinya sendiri dan produk limbah tidak dihilangkan. Hipoksia lokal dan penumpukan asam laktat meningkatkan kejang otot yang mengakibatkan nyeri dan kelelahan.

Postur Canggung

Postur tubuh yang canggung merupakan suatu kondisi tubuh yang tidak sesuai dengan mekanisme posisi sehat dan dapat beresiko menimbulkan gangguan muskuloskeletal. Memperluas jangkauan dengan tangan, memutar, berlutut, jongkok. Postur canggung lawan dari posisi netral. Semakin jauh posisi suatu bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula risiko terjadinya keluhan otot rangka. Postur tubuh menentukan tekanan yang diterima otot saat aktivitas dilakukan. Postur canggung antara lain adalah meraih (meraih suatu benda), memutar (spinning), membungkuk (bending), berlutut (kneeling), jongkok (squatting), bekerja di atas kepala (berusaha meraih suatu benda di atas) dengan tangan atau lengan, dan memegang benda dengan tangan atau lengan. posisi tetap.

Kekuatan Berlebihan

Gaya berlebihan merupakan upaya ekspor energi dalam tubuh untuk mencapai atau menggerakkan suatu benda. Peregangan otot yang berlebihan terjadi ketika pekerja melakukan aktivitas dengan mengeluarkan tenaga yang besar seperti mengangkat, mendorong, menarik dan menahan beban yang berat. Peregangan otot ini terjadi karena tenaga yang dibutuhkan melebihi aktivitas optimal otot. Jika aktivitas ini sering dilakukan, maka besar risiko cedera otot rangka.

Ruang Lingkup Ergonomi

Dalam suatu tempat kerja, ergonomi memegang peranan yang sangat penting. Segala bidang pekerjaan seringkali menggunakan ergonomi. Ergonomi diterapkan pada dunia kerja agar pekerja dapat nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Dengan adanya perasaan nyaman tersebut maka manfaat terhadap produktivitas kerja diinginkan dan dapat meningkat. Secara umum ergonomi dalam dunia kerja tertarik pada hal-hal berikut, antara lain:

Baca juga: Memahami Makroekonomi

  • Bagaimana seorang pekerja melakukan pekerjaannya.
  • Posisi dan gerakan tubuh apa yang digunakan saat bekerja?
  • Alat yang mereka gunakan.
  • Apa pengaruh atau dampak faktor-faktor di atas terhadap kesehatan dan kenyamanan kerja?

Selain itu, terdapat beberapa ruang lingkup permasalahan egronomi, antara lain:

Antropometri. Hal ini berkaitan dengan konflik dimensi antara ruang geometris fungsional dan tubuh manusia. Ini juga merupakan pengukuran dimensi linier tubuh, termasuk berat dan volume. Jarak jangkauan, tinggi mata saat duduk, dan lain-lain. Permasalahan antropometri merupakan wujud dari ketidaksesuaian antara dimensi dan desain ruang kerja. Solusinya adalah dengan memodifikasi desain dan menyesuaikan kenyamanan.

Kognitif. Masalah kognitif muncul ketika informasi beban kerja berlebihan dan informasi beban kerja di bawah persyaratan proses. Baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek dapat menimbulkan ketegangan. Di sisi lain, fungsi ini tidak sepenuhnya berguna untuk menjaga level optimal. Solusinya adalah melengkapi fungsi manusia dengan fungsi mesin untuk meningkatkan kinerja serta pengembangan pekerjaan.

Muskuloskeletal. Ketegangan otot dan sistem kerangka termasuk dalam kategori ini. Hal ini dapat menyebabkan insiden kecil atau efek trauma kumulatif. Solusi terhadap masalah ini terletak pada pemberian bantuan kinerja pekerjaan atau mendesain ulang pekerjaan agar kebutuhannya tetap dalam batas kemampuan manusia.

Kardiovaskular. Masalah ini terletak pada ketegangan pada sistem peredaran darah, termasuk jantung. Akibatnya, jantung memompa lebih banyak darah ke otot untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang tinggi. Solusinya adalah mendesain ulang pekerjaan untuk melindungi pekerja dan merotasi pekerjaan.

Psikomotor. Permasalahan tersebut terletak pada ketegangan sistem psikomotorik yang menekankan perlunya pekerjaan disesuaikan dengan kemampuan manusia dan pemberian bantuan prestasi kerja.

Baca juga: Memahami Ekonomi Mikro

Demikianlah artikel yang membahas tentang pengertian ergonomi menurut para ahli, tujuan, manfaat, prinsip, faktor risiko dan ruang lingkup ergonomi secara lengkap.


Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *