Konflik Kerja – Dalam dunia kerja sering terjadi konflik baik dengan rekan kerja, atasan ataupun yang lainnya. Apa yang dimaksud dengan konflik kerja? Mengapa konflik kerja bisa terjadi?

Baca juga : Memahami Kesiapan Kerja

Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas mengenai pengertian konflik kerja menurut para ahli, ciri-cirinya, bentuk, penyebab dan cara penyelesaian konflik di tempat kerja secara lengkap.

Isi

bersembunyi

1
Memahami Konflik Kerja

1.1
Pengertian Konflik Kerja Menurut Para Ahli

1.2
Mangkunegara (2000)

1.3
Tommy (2010)

1.4
Nawawi (2010)

1.5
Wahyudi (2011)

1.6
Rivai (2011)

2
Ciri-Ciri Konflik Kerja

3
Bentuk-Bentuk Konflik Kerja

4
Penyebab Konflik Kerja

4.1
Ketergantungan Tugas

4.2
Batasan Kerja yang Tidak Jelas

4.3
Persaingan Perebutan Sumber Daya

4.4
Konflik Status

4.5
Hambatan Komunikasi

4.6
Sifat Individu

5
Cara Menyelesaikan Konflik Kerja

5.1
Stimulasi Konflik

5.2
Pengurangan Konflik

5.3
Resolusi konflik

Memahami Konflik Kerja

Pengertian konflik kerja adalah ketidakcocokan, perselisihan dan perbedaan pendapat yang terjadi antara dua orang atau dua kelompok dalam satu perusahaan yang disebabkan adanya hambatan atau perselisihan dalam komunikasi, pandangan, sikap, status, tujuan dan nilai-nilai diantara keduanya.

Konflik kerja juga diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi akibat ketidaksesuaian nilai dan tujuan yang ingin dicapai, baik dalam diri sendiri maupun dalam hubungannya dengan orang lain.


Penyebab konflik kerja dapat berasal dari 2 atau lebih anggota suatu kelompok atau organisasi yang berbeda pendapat, karena harus menyelesaikan sumber daya yang langka, aktivitas kerja atau mempunyai posisi, tujuan, nilai atau persepsi yang berbeda.

Pengertian Konflik Kerja Menurut Para Ahli

Mangkunegara (2000)

Pengertian konflik kerja adalah perselisihan yang terjadi antara seseorang, orang lain atau suatu perusahaan/organisasi mengenai suatu kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan.


Tommy (2010)

Pengertian konflik kerja adalah suatu perselisihan yang terjadi antara seseorang dengan orang lain atau adanya ketidaksesuaian kondisi yang dirasakan oleh pegawai karena adanya hambatan komunikasi, perbedaan tujuan dan juga ketergantungan terhadap aktivitas kerja.

Nawawi (2010)

Konflik kerja adalah ketidaksesuaian antara dua orang atau lebih atau kelompok organisasi yang timbul karena harus berbagi sumber daya, aktivitas kerja, atau perbedaan status, tujuan, nilai, dan pandangan yang terbatas.

Baca juga : Memahami Penempatan Kerja

Wahyudi (2011)

Konflik kerja merupakan perselisihan atau perbedaan pendapat antara dua orang atau kelompok yang tindakannya saling bertentangan sehingga salah satu atau keduanya merasa terganggu.

Rivai (2011)

Konflik kerja adalah ketidakcocokan dua atau lebih anggota atau kelompok dalam suatu organisasi yang harus berbagi sumber daya atau kegiatan kerja yang terbatas dan/atau karena mempunyai kedudukan, tujuan, nilai atau pandangan yang berbeda.

Ciri-Ciri Konflik Kerja

Ciri-ciri konflik kerja pada suatu organisasi atau perusahaan menurut Nawawi (2010), antara lain:

  • Adanya konflik individu dan kelompok.
  • Terjadinya perselisihan dalam mencapai tujuan disebabkan adanya perbedaan persepsi atau pandangan dalam memaknai program perusahaan atau organisasi.
  • Terdapat perbedaan norma dan nilai individu atau kelompok.
  • Terdapat sikap dan perilaku yang saling mengingkari, menghalangi pihak lain mencapai kesuksesan dan mempermasalahkan keterbatasan sumber daya organisasi.
  • Terjadinya perdebatan dan perselisihan akibat kreatifitas, ide atau gagasan baru dalam mencapai tujuan perusahaan/organisasi.

Bentuk-Bentuk Konflik Kerja

Terdapat 4 jenis konflik kerja dalam organisasi berdasarkan pendapat Mangkunera (2011), antara lain:

  • Konflik hierarki, yaitu perselisihan yang terjadi dalam hierarki perusahaan/organisasi. Misalnya konflik antara pimpinan dengan pegawai, pengurus dengan anggota dan lain sebagainya.
  • Konflik fungsionalyaitu perselisihan yang terjadi antar departemen dalam suatu perusahaan/organisasi. Misalnya konflik antara bagian produksi dan pemasaran dan lain sebagainya.
  • Staf berkonflik dengan kepala unityaitu perselisihan yang terjadi antara pimpinan unit dengan jajarannya, terutama staf yang berkaitan dengan wewenang kerja. Misalnya, staf mengambil wewenang yang berlebihan secara informal.
  • Konflik formal informalyaitu perselisihan yang terjadi terkait norma resmi pada organisasi formal dan organisasi informal. Misalnya, pemimpin organisasi yang salah menerapkan norma dalam organisasinya.

Berdasarkan pendapat Nirman (1997), terdapat beberapa jenis konflik kerja, antara lain:

  • Konflik intra-individu, yaitu konflik yang terjadi antara individu dengan dirinya sendiri akibat tekanan peran dan ekspektasi yang berbeda dengan ekspektasi. Misalnya, seorang pejabat perusahaan keagamaan diminta atasannya untuk melayani tamu di diskotik.
  • Konflik antar individuyaitu perselisihan yang terjadi antar individu dalam satu kelompok atau kelompok yang berbeda. Misalnya: Konflik yang terjadi antar karyawan di bagian personalia perusahaan.

Baca juga : Pengertian Disiplin Kerja

  • Konflik antar kelompok, yaitu perselisihan kolektif antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Misalnya konflik antar kelompok dalam satu departemen.
  • Konflik organisasiyaitu perselisihan yang terjadi antar unit organisasi yang bersifat sistematis dan fungsional, misalnya konflik antara pimpinan dan pegawai.

Penyebab Konflik Kerja

Ada beberapa faktor yang mengakibatkan terjadinya konflik kerja berdasarkan pendapat Wexly dan Yuki (2005), antara lain:

Ketergantungan Tugas

Apabila terdapat ketergantungan antara dua orang atau dua kelompok dalam menjalankan tugas, maka apabila keduanya mempunyai tujuan atau prioritas yang berbeda, besar kemungkinan akan terjadi konflik kerja.

Batasan Kerja yang Tidak Jelas

Apabila batasan-batasan dalam bidang pekerjaan menjadi kabur karena tanggung jawab yang tidak seimbang dan salah satu pihak berusaha untuk lebih mengontrol perilaku yang disukainya atau memberikan andilnya dalam melakukan aktivitas yang tidak disukai, maka hal ini dapat menimbulkan konflik kerja.

Persaingan Perebutan Sumber Daya

Persaingan atau persaingan sumber daya seperti penyediaan barang, dana anggaran, ruang dan fasilitas pendukung. Semakin sulit menyediakan sumber daya yang relatif dibutuhkan oleh pesaing dan semakin berguna sumber daya tersebut bagi mereka, semakin besar kemungkinan terjadinya konflik kerja.

Konflik Status

Hal ini terjadi karena adanya pandangan ketidakadilan dalam penugasan dan kondisi kerja. Jika individu/organisasi yakin bahwa mereka memperoleh keuntungan atau peluang lebih sedikit dari yang seharusnya, maka kebencian dan kekecewaan dapat berkembang menjadi konflik kerja.

Hambatan Komunikasi

Adanya hambatan komunikasi antara dua individu atau kelompok dapat menimbulkan konflik kerja seperti kesalahpahaman dan juga menimbulkan rasa ketidakpercayaan diantara keduanya.

Sifat Individu

Kebanyakan konflik kerja dapat terjadi karena kepribadian individu atau pihak yang terlibat, misalnya mempunyai sifat kaku, otoriter, dan rendah diri.

Cara Menyelesaikan Konflik Kerja

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelola dan menyelesaikan konflik kerja (Rivai: 2011), antara lain:

Baca juga : Pengertian Modal Kerja

Stimulasi Konflik

Cara atau cara ini digunakan untuk merangsang anggota, karena anggota bersifat pasif yang terjadi karena kondisi konflik yang sangat rendah. Fungsi metode ini adalah untuk merangsang perselisihan yang bermanfaat. Metode stimulasi konflik meliputi:

  • Penugasan individu ke dalam kelompok.
  • Perbaikan organisasi.
  • Penawaran bonus, insentif dan penghargaan untuk memotivasi pesaing.
  • Penentuan manajer.
  • Tindakan yang berbeda dari kebiasaan.

Pengurangan Konflik

Tujuan dari penggunaan cara ini adalah untuk meminimalisir permusuhan yang terjadi akibat konflik, seperti mengendalikan fase konflik dengan mendinginkan situasi, namun tidak menangani permasalahan yang menjadi penyebab konflik tersebut.

Mengurangi konflik dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan mengubah tujuan yang menimbulkan persaingan menjadi tujuan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak dan menyatukan pihak-pihak yang berkonflik untuk melawan musuh yang sama.

Resolusi konflik

Ada 3 cara dalam metode penyelesaian konflik, antara lain:

  • Dominasi atau penindasan, termasuk kekerasan, peredaan, penghindaran dan juga kekuasaan mayoritas.
  • Kompromi, termasuk pemisahan; arbitrasi; kembali ke aturan resmi; penyuapan, dan penyelesaian konflik secara keseluruhan.
  • Integratif, meliputi konsensus, konfrontasi dan juga penggunaan tujuan yang lebih tinggi.

Baca juga : Memahami Iklim Kerja

Demikianlah artikel yang membahas tentang pengertian konflik kerja secara lengkap menurut para ahli, ciri-cirinya, bentuk, penyebab dan cara penyelesaian konflik di tempat kerja. Semoga bermanfaat.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *