Pendidikan Multikultural – Pengertian, Tujuan, Konsep
Table of content:
Pusat dapodik – Masalah diskriminasi tampaknya masih menjadi masalah serius di Indonesia. Hal ini tentu tidak sejalan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Mengapa Ibu Pertiwi saat ini sedang mengalami krisis toleransi terhadap keberagaman? Mungkin jawabannya terletak pada pentingnya pendidikan multikultural. Lantas, seperti apa teori pendidikan multikultural itu? Yuk simak pembahasannya bersama-sama.
Pengertian Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menanamkan pentingnya menghargai heterogenitas, baik itu suku, budaya, etnik, dan sebagainya.
Pendidikan ini termasuk pendidikan yang penting diterapkan sejak dini kepada anak-anak agar tumbuh menjadi generasi yang toleran terhadap perbedaan. Pendidikan multikultural dapat diberikan langsung oleh sekolah melalui guru atau dilaksanakan oleh orang tua di rumah.
Tujuan Pendidikan Multikultural
Setiap pendidikan tentunya memiliki tujuan mulia yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup manusia, begitu juga dengan pendidikan multikultural. Tujuan dari pendidikan ini adalah sebagai berikut.
-
- Memaksimalkan fungsi sekolah dalam menghadapi keberagaman siswanya.
-
- Melatih siswa dalam sikap positif terhadap keragaman suku, etnis, budaya, dan golongan yang berbeda dengan dirinya.
-
- Untuk mengasah keterampilan sosial siswa dalam berinteraksi dalam lingkungan yang heterogen.
-
- Mengajarkan kepada siswa pentingnya keragaman dan bagaimana menghargai perbedaan.
-
- Melatih siswa untuk hidup damai dalam keberagaman.
Fungsi Pendidikan Multikultural

Fungsi pendidikan multikultural adalah sebagai berikut.
-
- Sebagai langkah penguatan karakter siswa.
-
- Sebagai upaya untuk mengajarkan kepada siswa bahwa konflik selalu ada, sehingga dapat mengedepankan perilaku positif di tengah keberagaman.
-
- Sebagai upaya memupuk pentingnya menjaga keutuhan bangsa yang meliputi keberagaman.
Manfaat Pendidikan Multikultural
Manfaatnya adalah sebagai berikut.
-
- Siswa dapat dengan bebas mengekspresikan kreativitas mereka tanpa khawatir akan didiskriminasi.
-
- Peserta didik dilatih untuk merespon berbagai keragaman yang ada di lingkungan sekitarnya.
-
- Mahasiswa termotivasi untuk menjadi agen perubahan sosial yang pada gilirannya dapat menghilangkan tindakan rasial dan etnosentrisme.
Konsep Pendidikan Multikultural

Menurut pendiri University of Washington Center for Multicultural Education, James Banks, konsep dasar pendidikan multikultural adalah setiap siswa harus diberikan kesempatan yang sama tanpa memandang perbedaan kondisi, baik itu suku, budaya, gender, dan lain-lain. Mereka memiliki hak atas kesetaraan dalam semua aspek pendidikan.
Misalnya, seorang guru harus memberikan perhatian, bimbingan, arahan yang sama kepada semua siswa di kelas. Penerapan konsep ini di sekolah diharapkan mampu mencegah tindakan diskriminasi di kemudian hari.
Semakin banyak generasi yang sadar akan pentingnya menjaga perdamaian, semakin kecil kemungkinan terjadinya tindakan diskriminasi, baik rasial maupun etnosentrisme.
Dimensi Pendidikan Multikultural

Menurut James Banks, ada lima dimensi pendidikan ini. Dimensi ini dapat membantu guru mengatasi perbedaan pada siswanya karena mereka saling terkait. Dimensi yang dimaksud adalah sebagai berikut.
A. Dimensi integrasi
Dimensi integrasi adalah dimensi yang memuat keterampilan guru dalam mengintegrasikan beberapa materi yang berbeda untuk mencapai kata kunci yang sama. Hasil integrasi tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kurikulum dengan penambahan materi multikultural.
B. Dimensi konstruksi
Dimensi ini lebih mengarah pada siswa. Pemahaman siswa dipengaruhi oleh pengetahuan yang diterimanya.
C. Dimensi pengurangan prasangka
Dimensi ini merupakan dimensi yang melibatkan peran guru dalam menghilangkan berbagai prasangka tentang suatu ras, agama, atau suku. Artinya, guru harus mampu membentuk perilaku positif siswanya ketika menghadapi heterogenitas di sekolah.
Misalnya, seorang siswa melakukan rasis terhadap temannya yang berbeda etnis. Dalam hal ini guru harus mampu mengalihkan pandangan-pandangan tersebut dengan memadukannya dengan diskusi tentang keindahan perbedaan dan perbedaan kelompok.
D. Dimensi pendidikan yang sama
Dimensi pendidikan yang sama dimanifestasikan oleh guru sering mengembangkan kerjasama antara siswa mereka. Dimensi ini sulit tercapai jika guru masih terbiasa dengan perilaku kompetitif.
E. Pemberdayaan dimensi budaya sekolah dan struktur sosial
Dimensi ini tidak dapat dilakukan secara instan, tetapi mudah dilakukan jika guru dan siswa selalu terlibat aktif. Guru harus mampu memberdayakan kembali di kelas masing-masing budaya siswa dari kelompok yang berbeda.
Selanjutnya budaya-budaya tersebut disusun menjadi struktur sosial yang identik dengan karakteristik sekolah.
Prinsip Pendidikan Multikultural

Agar mudah diimplementasikan dalam kehidupan belajar peserta didik, pendidikan ini harus berpedoman pada prinsip-prinsip berikut.
-
- Memiliki desain kurikulum yang beragam dimana kurikulum mampu mewakili pandangan banyak orang.
-
- Tidak ada interpretasi tunggal tentang suatu kebenaran dalam sejarah.
-
- Pencapaian kurikulum harus mengacu pada analisis komparatif dari berbagai perspektif.
-
- Menjunjung tinggi penghapusan pandangan tentang ras, suku, budaya, dan agama.
Dari beberapa poin di atas, Anda tentu paham mengapa Indonesia masih dalam krisis toleransi terhadap keberagaman. Generasi penerus yang merupakan ujung tombak peradaban seolah tidak peduli akan pentingnya penerapan pendidikan multikultural dalam kehidupan bermasyarakat.
Di sisi lain, Anda tahu bahwa Indonesia memiliki beragam suku, etnis, agama, dan budaya. Kebhinekaan ini jika tidak dibarengi dengan pendidikan multikultural yang kuat, maka akan rentan terhadap tindakan diskriminasi, pelecehan ras/etnis, dan sebagainya.