Memahami Ekosistem – Apa yang dimaksud dengan ekosistem? Apa pengertian ekosistem dan contohnya? Sebutkan macam-macam ekosistem! Sebutkan komponen-komponen ekosistem!

Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas pengertian ekosistem secara lengkap menurut para ahli, komponen, jenis, jenis dan contoh ekosistem.

Baca Juga : Pengertian Bioma

Isibersembunyi

1
Memahami Ekosistem
2
Pengertian Ekosistem Menurut Para Ahli

2.1
AG Tansley (1935)
2.2
Woodbury (1954)
2.3
Odum (1993)
2.4
Undang-Undang Tentang Lingkungan Hidup Tahun 1997
2.5
Soemarwoto
3
Komponen Ekosistem

3.1
Abiotik

3.1.1
Suhu
3.1.2
Air
3.1.3
Garam
3.1.4
Sinar matahari
3.1.5
Tanah dan Batu
3.1.6
Iklim
3.2
Biotik

3.2.1
Heterotrof (Konsumen)
3.2.2
Pengurai (Dekomposer)
4
Tipe Ekosistem

4.1
Ekosistem Perairan

4.1.1
Ekosistem Air Tawar
4.1.2
Ekosistem Air Laut
4.1.3
Ekosistem Muara
4.1.4
Ekosistem Pesisir
4.1.5
Ekosistem Sungai
4.1.6
Ekosistem Terumbu Karang
4.1.7
Ekosistem Perairan Laut Dalam
4.1.8
Ekosistem Lamun
4.2
Ekosistem Terestrial

4.2.1
Hutan hujan tropis
4.2.2
sabana
4.2.3
Padang rumput
4.2.4
Gurun
4.2.5
Hutan Gugur
4.2.6
Taiga
4.2.7
Tundra
4.2.8
Karst
4.3
Ekosistem Buatan
5
Jenis Ekosistem

5.1
Ekosistem Alami

5.1.1
Ekosistem Buatan
6
Interaksi Antar Ekosistem

6.1
Aliran energi
6.2
Piramida makanan

Memahami Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik yang tidak dapat dipisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Ekosistem juga diartikan sebagai kesatuan yang utuh dan menyeluruh antara unsur-unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Setiap komponen yang terlibat dalam ekosistem mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan keseimbangan ekosistem akan terus terjaga sepanjang fungsinya tidak terganggu.

Pengertian Ekosistem Menurut Para Ahli

AG Tansley (1935)

Ekosistem adalah suatu kesatuan ekologi yang di dalamnya terdapat struktur dan fungsi yang berkaitan dengan keanekaragaman jenis.

Woodbury (1954)

Ekosistem adalah suatu kesatuan yang kompleks dalam suatu kawasan yang mempunyai habitat, tumbuhan, dan hewan.

Odum (1993)

Ekosistem adalah sekumpulan unit fungsional dasar dalam suatu ekologi yang mencakup organisme dan lingkungan (biotik dan abiotik).

Undang-Undang Tentang Lingkungan Hidup Tahun 1997

Ekosistem adalah suatu kesatuan dan kesatuan yang menyeluruh bagi seluruh unsur lingkungan hidup untuk saling mempengaruhi.

Soemarwoto

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan tempat ia hidup.

Komponen Ekosistem

Berikut ini komponen-komponen penyusun suatu ekosistem, antara lain:

Abiotik

Pengertian komponen abiotik atau benda mati adalah komponen fisika dan kimia yang menjadi media atau substrat bagi keberadaan kehidupan atau lingkungan hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktu. Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik dan faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran organisme seperti:

Suhu

Proses biologis dipengaruhi oleh suhu. Mamalia dan burung membutuhkan energi untuk mengatur suhu tubuh.

Air

Ketersediaan air mempengaruhi persebaran organisme. Organisme di gurun beradaptasi dengan ketersediaan air.

Garam

Konsentrasi garam mempengaruhi keseimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi pada lingkungan dengan kadar garam tinggi.

Sinar matahari

Intensitas dan kualitas cahaya mempengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan perairan terjadi fotosintesis di sekitar permukaan yang mudah dijangkau sinar matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang tinggi akan meningkatkan suhu sehingga tumbuhan dan hewan menjadi stres.

Baca Juga : Pengertian Biologi

Tanah dan Batu

Beberapa karakteristik tanah antara lain struktur fisik, pH dan komposisi mineral membatasi persebaran organisme berdasarkan kandungan sumber makanan di dalam tanah.

Iklim

Iklim adalah keadaan cuaca dalam jangka waktu yang lama di suatu daerah. Ada 2 jenis iklim yaitu iklim mikro dan iklim makro. Iklim mikro meliputi iklim pada suatu wilayah yang dihuni oleh suatu komunitas tertentu, sedangkan iklim makro meliputi iklim global, regional, dan lokal.

Biotik

Pengertian komponen biotik atau makhluk hidup adalah komponen penyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (komponen tak hidup). Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi 2, yaitu:

Heterotrof (Konsumen)

Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanan. Komponen heterotrofik disebut juga fagotrof atau konsumen mikro karena makanan yang dimakannya lebih kecil. Makhluk hidup yang tergolong heterotrof antara lain manusia, hewan, mikroba, dan jamur.

Pengurai (Dekomposer)

Pengurai adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai atau pengurai disebut juga sapotrof atau konsumen makro karena makanan yang dimakannya lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian produk penguraian dan melepaskan bahan sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Makhluk hidup yang termasuk pengurai antara lain bakteri dan jamur. Ada juga pengurai yang disebut detritivora, yaitu pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, misalnya kutu kayu. Ada 3 jenis pengurai atau dekomposer, yaitu :

  • Secara aerobik, oksigen sebagai akseptor elektron atau oksidan.
  • Anaerobik, oksigen tidak terlibat dan penerima oksigen atau oksidan adalah bahan organik
  • Fermentasi, oksidasi anaerobik bahan organik tetapi juga sebagai akseptor elektron, komponen-komponen tersebut berada pada satu tempat dan berinteraksi membentuk suatu ekosistem yang teratur. Misalnya dalam akuarium, ekosistem yang terbentuk terdiri dari ikan sebagai herotrof, air sebagai autotrof, tumbuhan sebagai pengurai. Sedangkan komponen abiotik meliputi air, batuan, pasir, mineral, dan oksigen yang terlarut dalam air.

Tipe Ekosistem

Ada 3 macam ekosistem, antara lain ekosistem perairan, ekosistem darat, dan ekosistem buatan.

Ekosistem Perairan

Yang termasuk dalam tipe ekosistem perairan (akuatik) antara lain:

Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri ekosistem air laut antara lain:

  • Perubahan suhu tidak terlalu terasa.
  • Penetrasi cahaya lebih sedikit.
  • Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
  • Mayoritas tumbuhan yang ada merupakan tumbuhan alga dan tumbuhan berbiji.

Ekosistem Air Laut

Habitat laut atau samudera dicirikan oleh kadar garam atau salinitas yang tinggi dengan ion cypher mencapai 55%, terutama di laut tropis karena suhu yang tinggi dan penguapan yang besar. Di daerah tropis, suhu laut berkisar 25°C.

Ekosistem Muara

Muara atau muara adalah sungai yang menghubungkan laut. Muara sering kali tertutup oleh lempengan besar lumpur pasang surut atau rawa asin. Ekosistem rawa mempunyai produktivitas yang tinggi dan kaya akan unsur hara.

Baca juga: Memahami Rantai Makanan

Ekosistem Pesisir

Dinamakan demikian ekosistem ini karena tumbuhan yang paling banyak tumbuh di bukit pasir adalah Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap gelombang dan tahan angin. Tumbuhan yang hidup pada ekosistem ini tersebar lebat dan subur.

Ekosistem Sungai

Sungai ini memiliki air dingin dan rendah sedimen serta kandungan makanan. Aliran air dan gelombang yang konstan akan memberikan oksigen di dalam air.

Ekosistem Terumbu Karang

Ekosistem ini terdiri dari karang di dekat pantai. Ekosistem ini memiliki efisiensi yang sangat tinggi. Hewan yang hidup di ekosistem ini memakan organisme mikroskopis dan sampah organik lainnya.

Ekosistem Perairan Laut Dalam

Ekosistem ini terletak pada kedalaman lebih dari 6000 m. Hewan dalam ekosistem ini seperti ikan lele dan ikan laut dapat mengeluarkan cahaya sebagai produsen simbiosis karang dan bakteri.

Ekosistem Lamun

Lamun atau lamun merupakan satu-satunya kelompok tumbuhan berbunga yang terdapat di laut. Tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.

Ekosistem Terestrial

Yang termasuk dalam ekosistem darat (terestrial) antara lain:

  • Ekosistem hutan hujan tropis mempunyai produktivitas yang tinggi.
  • Ekosistem hutan pinus Taiga dicirikan oleh iklim musim dingin yang panjang dan dingin.
  • Ekosistem tundra didominasi oleh vegetasi herba.

Penentuan zona pada ekosistem darat ditentukan oleh suhu dan curah hujan. Ekosistem darat dapat dikendalikan oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat penting dalam menentukan mengapa ekosistem darat berada di suatu tempat tertentu. Pola ekosistem dapat berubah karena gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia.

Hutan hujan tropis

Hutan hujan tropis ini terdapat di daerah tropis dan subtropis. Ciri-cirinya adalah mempunyai curah hujan 200-225 cm per tahun. Jenis pohonnya relatif banyak, jenisnya berbeda satu sama lain tergantung geografi. Pohon induk tingginya antara 20-40 m, dahan pohonnya tinggi dan mempunyai daun membentuk tudung (kanopi).

sabana

Sabana tropis terletak di daerah dengan curah hujan 40-60 inci/tahun, namun suhu dan kelembapannya tetap bergantung pada musim. Sabana terluas di dunia ada di Afrika, namun di Australia juga terdapat sabana yang luas.

Padang rumput

Padang rumput membentang dari daerah tropis hingga subtropis. Ciri-ciri padang rumput antara lain curah hujan sekitar 25-30 cm per tahun, curah hujan tidak teratur, porositas atau serapan air tinggi, dan drainase cepat.

Gurun

Gurun pasir terletak di daerah tropis yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun antara lain gersang dan mempunyai curah hujan yang rendah sekitar 25 cm/tahun serta perbedaan suhu siang dan malam yang sangat besar.

Hutan Gugur

Hutan gugur memiliki iklim yang memiliki empat musim. Ciri-ciri hutan gugur antara lain curah hujan merata sepanjang tahun, jenis pohon kecil dan tidak terlalu lebat.

Taiga

Taiga banyak ditemukan di belahan bumi utara dan pegunungan tropis. Ciri-ciri taiga antara lain suhu rendah di musim dingin. Biasanya hutan Taiga terdiri dari satu spesies seperti tumbuhan runjung, pinus, dan sejenisnya.

Tundra

Tundra kebanyakan ditemukan di Belahan Bumi Utara di Lingkaran Arktik dan juga di puncak gunung yang tinggi. Pertumbuhan tanaman di kawasan ini hanya 60 hari.

Karst

Kawasan atau gua karst berasal dari nama batu kapur di kawasan Yugoslavia. Rata-rata kawasan karst di Indonesia mempunyai ciri-ciri yang sama yaitu tanah kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, rentan terhadap aerasi rendah, permeabilitas lambat dan didominasi pori-pori mikro.

Baca Juga : Pengertian Fotosintesis

Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh ekosistem buatan antara lain bendungan, hutan jati dan pinus, perkebunan kelapa sawit, pemukiman, sawah beririgasi dan lain sebagainya.

Jenis Ekosistem

Secara umum terdapat 2 jenis ekosistem, antara lain:

Ekosistem Alami

Pengertian ekosistem alami adalah suatu jenis ekosistem yang terbentuk sendiri tanpa adanya campur tangan manusia. Contoh ekosistem alam antara lain ekosistem saluran air dan ekosistem sungai.

Ekosistem Buatan

Pengertian ekosistem buatan adalah suatu jenis ekosistem yang terbentuk karena campur tangan manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Keanekaragaman dalam ekosistem buatan terbatas. Contoh ekosistem buatan antara lain sawah.

Interaksi Antar Ekosistem

Interaksi menunjukkan adanya interaksi dinamis antara faktor biotik dan faktor abiotik dalam suatu ekosistem. Interaksi antar faktor abiotik dapat meliputi kondisi tanah, kandungan unsur hara, iklim (kelembaban dan suhu), kadar air dan topografi yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi faktor biotik. Ada dua jenis interaksi antar ekosistem, termasuk aliran energi dan siklus biogeokimia.

Aliran energi

Aliran energi adalah perpindahan energi kepada makhluk hidup yang memperoleh nutrisi organik berenergi tinggi dari fotosintesis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Fotosintesis hanya menggunakan 1/10 x 1% energi matahari yang sampai ke permukaan bumi. Selanjutnya tanaman mengambil 15-50% untuk metabolismenya sendiri. Energi yang tersisa disebut produksi primer bersih. Total produksi primer bersih diperkirakan sebesar 6×1020 gram kali energi/tahun. Jumlah tersebut menjadi energi dasar bagi kehidupan organisme heterotrofik di bumi dengan mengkonsumsi tumbuhan hijau atau memakan organisme heterotrofik lainnya. Aliran energi juga dapat diartikan sebagai perpindahan bahan kimia dari produsen ke konsumen, kemudian bahan tersebut akan kembali ke alam ketika organisme mati.

Produktivitas ekosistem merupakan salah satu bentuk struktur ekosistem, selain aliran energi dan siklus material. Produksi primer merupakan energi kimia yang disimpan dalam bentuk senyawa organik dan dapat dimanfaatkan sebagai pangan. Produksi primer bruto (PPK) adalah laju penyimpanan energi kimia oleh tanaman. 20% PPK digunakan untuk respirasi tanaman dan sisanya disimpan sebagai produksi primer bersih (PPB).

Rata-rata efisiensi transfer energi dari energi surya ke produsen sangat tinggi. Transfer energi rata-rata dari produsen ke herbivora adalah sekitar 10% dan dari herbivora ke karnivora sekitar 20%. Energi respirasi tidak dapat ditransfer ke organisme lain. Energi yang terbuang berupa ekskreta dan egestra. Ekskreta merupakan hasil metabolisme hewan yang disebut produksi sekunder untuk pertumbuhan, perbaikan dan reproduksi, sedangkan egestra merupakan bahan metabolisme yang masih mengandung energi seperti urea dan feses. Kotoran dan egestra tidak hilang karena dipindahkan ke detritivora dan pengurai. Jadi sebenarnya perpindahan energi dan materi tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh makhluk hidup 100%.

Rantai makanan adalah peristiwa makan dengan urutan tertentu. Ada 2 jenis rantai makanan, yaitu:

  • Rantai makanan penggembalaan dimulai dari produsen -> konsumen tingkat I (herbivora) -> konsumen tingkat II (karnivora) -> konsumen puncak (karnivora).
  • Rantai makanan detritus (pemulung) dimulai dari sampah (bangkai) —> konsumen tingkat I (detritivora; dapat berupa cacing, ulat, belatung, bekicot, teripang) —> konsumen tingkat II (karnivora) —> konsumen tingkat III (karnivora) .

Berbagai rantai makanan secara bersama-sama akan membentuk jaring-jaring makanan atau kumpulan rantai makanan. Jaring-jaring makanan merupakan peristiwa makan dan dimakan yang terjadi di alam dan saling berhubungan satu sama lain.

Baca Juga : Pengertian Struktur Organ Tumbuhan

Tingkat urutan makanan dalam rantai makanan suatu komunitas disebut tingkat trofik. Semua produsen membentuk tingkat trofik pertama. Konsumen primer (herbivora) membentuk tingkat trofik kedua. Karnivora yang memakan herbivora membentuk tingkat trofik ketiga dan seterusnya. Setiap spesies pada setiap tingkat trofik antar komunitas bisa berbeda, namun biasanya memiliki pola yang serupa. Pada setiap tingkat trofik terjadi kehilangan energi. Oleh karena itu, energi pada tingkat trofik lebih rendah dibandingkan energi pada tingkat sebelumnya. Jadi, distribusi energi dalam suatu komunitas dapat dibuat seperti piramida dengan tingkat trofik (produsen) di bagian bawah dan konsumen di tingkat trofik paling atas.

Piramida makanan

Piramida makanan merupakan gambaran rantai makanan yang menunjukkan tingkatan atau tingkatan trofik, dimana tingkat trofik terbawah adalah produsen, semakin tinggi konsumen tingkat I (herbivora), kemudian konsumen tingkat kedua (kamivora) hingga tingkat paling atas disebut karnivora puncak.

Ada tiga jenis piramida ekologi, antara lain:

Piramida Angka

Piramida angka menunjukkan perhitungan jumlah individu per satuan luas (per m2). Jadi, semakin tinggi, jumlah individu semakin berkurang.

Piramida Biomassa

Piramida biomassa dihitung berdasarkan pengukuran massa individu dalam berat kering (gram/m2). Semakin tinggi Anda pergi, semakin sedikit biomassa yang ada.

Piramida Energi

Piramida energi (produktivitas) dihitung berdasarkan energi yang dikeluarkan individu (mg/m2/hari). Saat Anda naik, jumlah energinya berkurang. Kelebihan piramida energi antara lain:

  • Pertimbangkan kecepatan produksi.
  • Berat yang sama pada dua spesies tidak berarti mereka mempunyai energi yang sama.
  • Dapat digunakan untuk membandingkan berbagai ekosistem.
  • Mengutamakan kedudukan penduduk dalam suatu ekosistem.
  • Dapat mengetahui konsumen paling produktif dalam hal keluaran energi.

Baca Juga : Pengertian Kambium

Demikianlah artikel yang membahas tentang Pengertian Ekosistem Secara Lengkap Menurut Para Ahli, Komponen, Macam, Macam dan Contoh Ekosistem. Semoga bermanfaat

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *