Memahami Kontrol Sosial – Apa yang dimaksud dengan lembaga kontrol sosial? Apa saja lembaga kontrol sosial dan contohnya? Jelaskan cara-cara pengendalian sosial! Sebutkan bentuk-bentuk kontrol sosial!
Baca Juga: Pengertian Perubahan Sosial
Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas pengertian kontrol sosial secara lengkap, tujuan, fungsi, bentuk, jenis dan contoh lembaga kontrol sosial dalam masyarakat.
Memahami Kontrol Sosial
Pengertian Kontrol Sosial Menurut Para Ahli
Bruce J.Cohen
Horton
Joseph S. Roucek
Peter L.Berger
Soetandyo Wignyo Subroto
Tujuan Kontrol Sosial
Fungsi Kontrol Sosial
Jenis Kontrol Sosial
Kontrol Sosial Berdasarkan Sifatnya
Aksi Pencegahan
Tindakan Represif
Tindakan Kuratif
Kontrol Sosial Berdasarkan Metode
Tindakan Persuasif
Tindakan Koersif
Kontrol Sosial Berdasarkan Pelakunya
Kontrol Pribadi
Kontrol Kelembagaan
Kontrol Resmi
Kontrol Tidak Resmi
Bentuk Kontrol Sosial
Gosip atau Rumor
Teguran
Hukuman
Pendidikan
Agama
Ejekan
Pelecehan fisik
Pengucilan
Penipuan
Intimidasi
Teknik dan Metode Pengendalian Sosial
Cara Persuasif Tanpa Kekerasan
Metode Kekerasan yang Memaksakan
Cara Paksaan (Compulsion)
Cara Pervasi (Pervasi)
Pengawasan terhadap Individu terhadap Individu Lainnya
Pengawasan Individu terhadap Kelompok
Pengawasan Kelompok terhadap Kelompok
Pengawasan Kelompok terhadap Perorangan
Contoh Kontrol Sosial
Lembaga Kontrol Sosial
POLISI
Pengadilan
Kebiasaan
Keluarga
Sekolah
Tokoh masyarakat
Media massa
Memahami Kontrol Sosial
Kontrol sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial, mengajak dan mengarahkan masyarakat agar berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Kontrol sosial merupakan salah satu pokok kajian dalam sosiologi. Dalam setiap kehidupan masyarakat tentu menginginkan kehidupan yang tenteram, aman dan nyaman. Oleh karena itu masyarakat memerlukan suatu sistem yang berguna untuk mengatur segala perilaku untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah kontrol sosial. Dengan adanya kontrol sosial diharapkan mampu meluruskan perilaku menyimpang yang ada di masyarakat.
Kontrol sosial atau disebut juga kontrol sosial merupakan suatu konfigurasi untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial dengan mengarahkan masyarakat untuk selalu mematuhi norma dan nilai yang berlaku.
Pengertian umum dari kontrol sosial adalah proses yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi, membujuk, bahkan memaksa individu atau masyarakat agar berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat, sehingga tercipta ketertiban dalam masyarakat.
Pengertian Kontrol Sosial Menurut Para Ahli
Bruce J.Cohen
Menurut Bruce J. Cohen, kontrol sosial adalah cara atau cara yang digunakan untuk mendorong seseorang berperilaku sesuai dengan keinginan kelompok tertentu atau masyarakat luas.
Horton
Kontrol sosial adalah segala cara dan proses yang dilakukan oleh sekelompok orang atau masyarakat, agar para anggotanya dapat bertindak sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat tersebut.
Joseph S. Roucek
Kontrol sosial adalah istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana atau tidak terencana yang mengajarkan, membujuk atau memaksa individu untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan nilai-nilai kelompok.
Peter L.Berger
Kontrol sosial merupakan berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk mendisiplinkan anggotanya yang tidak taat.
Soetandyo Wignyo Subroto
Kontrol sosial merupakan suatu sanksi, yaitu suatu bentuk penderitaan yang sengaja dijatuhkan oleh masyarakat.
Tujuan Kontrol Sosial
Tujuan pengendalian sosial antara lain:
- Agar masyarakat bertindak sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku.
- Untuk menciptakan keharmonisan dan kenyamanan dalam masyarakat.
- Sehingga pelaku penyimpangan sosial kembali mematuhi norma dan nilai sosial yang ada.
Baca juga: Pengertian Ketimpangan Sosial
Fungsi Kontrol Sosial
Fungsi kontrol sosial antara lain:
- Memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap norma-norma sosial.
- Memberikan penghargaan kepada warga negara yang menaati norma.
- Mengembangkan rasa takut untuk tidak melakukan tindakan yang dianggap berisiko.
- Menciptakan sistem hukum, yaitu peraturan yang disusun secara resmi dan disertai sanksi.
Jenis Kontrol Sosial
Kontrol sosial dibagi menjadi:
Kontrol Sosial Berdasarkan Sifatnya
Aksi Pencegahan
Tindakan preventif merupakan suatu bentuk kontrol sosial yang bertujuan untuk melakukan tindakan preventif terhadap kemungkinan pelanggaran terhadap norma dan nilai sosial yang berlaku.
Tindakan Represif
Tindakan represif aktif merupakan salah satu bentuk kontrol sosial yang bertujuan untuk mengembalikan keharmonisan yang terganggu akibat pelanggaran dengan memberikan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
Tindakan Kuratif
Tindakan kuratif merupakan salah satu bentuk kontrol sosial yang dilakukan ketika terjadi penyimpangan sosial.
Kontrol Sosial Berdasarkan Metode
Pengendalian sosial dalam masyarakat ada dua cara, yaitu tindakan sosial secara persuasif dan koersif.
Tindakan Persuasif
Tindakan persuasif merupakan suatu bentuk kontrol sosial yang dilakukan tanpa kekerasan dengan cara mengajak, menasihati atau membimbing masyarakat agar bertindak sesuai dengan nilai dan norma masyarakat.
Tindakan Pemaksaan
Tindakan koersif merupakan salah satu bentuk kontrol sosial yang dilakukan dengan cara paksaan berupa pemberian sanksi atau hukuman sesuai dengan tingkat penyimpangannya.
Kontrol Sosial Berdasarkan Pelakunya
Kontrol Pribadi
Pengendalian diri merupakan pengaruh yang datang dari orang atau tokoh tertentu (role model).
Kontrol Kelembagaan
Pengendalian kelembagaan merupakan pengaruh yang diakibatkan oleh keberadaan suatu institusi atau lembaga.
Kontrol Resmi
Pengendalian resmi adalah pengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan oleh lembaga resmi negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan sanksi yang jelas dan mengikat.
Kontrol Tidak Resmi
Pengendalian tidak resmi adalah pengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan tanpa rumusan aturan yang jelas atau tanpa sanksi hukum yang tegas.
Bentuk Kontrol Sosial
Berikut jenis-jenis bentuk kontrol sosial yang dilakukan masyarakat untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial di masyarakat, antara lain:
Gosip atau Rumor
Gosip atau sering disebut rumor, merupakan pembahasan mengenai perilaku negatif yang dilakukan seseorang tanpa adanya fakta nyata.
Gosip merupakan berita yang menyebar dengan cepat dan tidak berdasarkan fakta, biasanya hal ini terjadi karena tidak adanya kritik sosial yang diungkapkan secara terbuka.
Baca Juga: Pengertian Ketimpangan Sosial
Rumor dapat menyebar dengan cepat di masyarakat sehingga menyebabkan banyak orang mengetahui dan terlibat dalam gosip tersebut. Orang yang terkena dampak biasanya akan bersikap sinis terhadap orang yang digosipkan. Sedangkan orang yang digosipkan berperilaku menyimpang akan merasa malu dan bersalah sehingga lebih berhati-hati agar tidak terhina atau dikucilkan.
Teguran
Teguran merupakan kritik yang dilakukan secara langsung dan terbuka agar pelaku penyimpangan segera menyadari kesalahan yang diperbuatnya. Biasanya peringatan tersebut diberikan kepada orang-orang yang dianggap melanggar etika atau mengganggu kenyamanan warga sekitar.
Misalnya ada seorang warga yang masih kuliah, ia mengajak teman lawan jenisnya untuk belajar bersama hingga larut malam. Sudah ada kesepakatan dari warga, jika warga muda menerima tamu dengan tipe berbeda, dibatasi hingga pukul 21.00. Jika melebihi batas jam akan ditegur ketua RT meskipun sedang belajar bersama. Peringatan ini merupakan bentuk kontrol sosial.
Hukuman
Hukuman atau sanksi merupakan suatu bentuk imbalan negatif yang bertujuan untuk menyadarkan pelaku atas penyimpangan yang dilakukannya atau sebagai peringatan agar tidak melakukan penyimpangan lagi.
Setiap masyarakat telah mengembangkan sistem penghargaan dan hukuman (sanksi) untuk mendorong anggotanya agar mematuhi norma dan nilai yang berlaku. Sanksi positif berkaitan dengan imbalan yang diberikan kepada seseorang yang mampu beradaptasi. Sanksi negatif adalah hukuman yang dapat diterapkan jika seseorang gagal beradaptasi.
Pendidikan
Pendidikan merupakan cara yang paling efektif bagi seseorang untuk mengetahui, memahami dan sekaligus mengamalkan sistem nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
Jika kontrol sosial melalui pendidikan terlaksana secara efektif maka bentuk kontrol sosial yang lain hanya bersifat penunjang karena pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung sejak lahir dan berlangsung sepanjang hayat.
Agama
Agama menjadi landasan yang mengajarkan kita untuk selalu menjaga hubungan baik antar manusia dan sesama umat beriman. Hubungan baik tersebut akan terwujud dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-NYA. Dengan begitu kita akan terhindar dari perilaku menyimpang sosial.
Setiap pemeluk agama yang taat akan mengakui kebenaran ajaran agamanya dan akan menjadikan ajaran agamanya sebagai pedoman dalam berperilaku, karena jika melanggar ajaran agamanya maka ia akan berdosa dan merasa terpinggirkan serta akan berusaha untuk bertaubat. . Agama akan menjadi alat kontrol sosial yang efektif karena kontrolnya.
Baca Juga: Pengertian Kontak Sosial
Ejekan
Apabila ada anggota masyarakat yang melakukan perbuatan yang menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, maka ia akan diejek atau diejek oleh anggota masyarakat yang lain dengan tujuan agar tidak melakukan perbuatan yang melanggar norma dan nilai tersebut. lagi dan diharapkan orang lain mengetahui jika perbuatan tersebut melanggar norma. atau nilai dalam masyarakat. Jadi, ejekan/ejekan bertujuan untuk mengendalikan penyimpangan sosial.
Pelecehan fisik
Kontrol sosial dengan cara kekerasan kini banyak dilakukan. Bentuk kekerasan fisik tersebut berupa pemukulan, penganiayaan atau bahkan pembakaran terhadap pelaku yang menyimpang dari norma/nilai yang ada di masyarakat. Misalnya saja seorang pencuri yang tertangkap, dipukuli lalu dibakar hidup-hidup oleh masyarakat karena kesal dengan perbuatan pelaku. Menurut para penegak hukum, hal tersebut merupakan tindakan main hakim sendiri, namun bagi masyarakat secara tidak sadar hal tersebut merupakan bentuk pengekangan sosial agar hal tersebut tidak terulang kembali.
Pengucilan
Pengucilan (ostracism) merupakan salah satu bentuk kontrol sosial dengan cara mengisolasi atau menjauhkan diri dari pelaku penyimpangan sosial. Misalnya ada anggota masyarakat yang melakukan penyimpangan, diperbolehkan bekerja sama dalam kelompok masyarakat, namun tidak diajak berkomunikasi bahkan ditegur. Tujuan pengucilan/pengucilan adalah agar anggota masyarakat yang bersangkutan atau masyarakat lain tidak melanggar norma/nilai yang sama.
Penipuan
Penipuan merupakan salah satu bentuk kontrol sosial dengan meminta bantuan pihak lain yang dianggap mampu menyelesaikan permasalahan.
Intimidasi
Intimidasi adalah suatu bentuk tindakan sosial yang dilakukan dengan cara menekan, memaksa, mengancam atau menakut-nakuti.
Teknik dan Metode Pengendalian Sosial
Dilihat dari aspek pelaksanaannya, teknik/cara pengendalian sosial dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Cara Persuasif Tanpa Kekerasan
Kontrol sosial dengan metode persuasif lebih menekankan pada upaya mengajak atau membimbing dalam bentuk sugesti. Misalnya pemerintah berupaya menertibkan pedagang kaki lima (PKL), mereka dikumpulkan dan diberi penjelasan bahwa tempat berjualan harus ditata rapi agar tidak mengganggu lalu lintas dan mengganggu pemandangan/kebersihan.
Sehingga mereka diminta untuk menaati peraturan daerah yang telah diundangkan dengan kesadaran anti kekerasan. Namun kenyataannya masih banyak pedagang yang tidak mengindahkan peraturan daerah tersebut sehingga mereka berkeliling berjualan di teras toko bahkan tidur dan memasak di sana.
Baca Juga : Pengertian Interaksi Sosial
Metode Kekerasan yang Memaksakan
Koersif adalah suatu cara pengendalian sosial dengan menggunakan kekerasan/paksaan. Cara ini digunakan jika cara persuasif tidak berhasil. Misalnya penertiban PKL melalui persuasi atau pembinaan, setelah para pedagang dikumpulkan dan diberikan penjelasan namun tetap tidak mengindahkan peraturan yang ada, maka pemerintah terpaksa harus bertindak tegas untuk mendisiplinkan PKL melalui kekerasan seperti penggusuran.
Cara Paksaan (Compulsion)
Kompulsif merupakan kontrol sosial dengan menciptakan situasi yang dapat mengubah sikap atau perilaku negatif. Misalnya ada siswa yang tidak mau memakai dasi yang telah ditentukan pihak sekolah. Agar mereka patuh, setiap ada siswa yang tidak memakai dasi, mereka akan ditegur dan dijelaskan kenapa harus memakai dasi.
Cara Pervasi (Pervasi)
Pervasion adalah suatu cara pengendalian sosial yang dilakukan melalui norma atau nilai yang disampaikan secara berulang-ulang dan terus menerus dengan harapan norma/nilai tersebut tertanam dalam jiwa seseorang sehingga terbentuk sikap yang diinginkan. Misalnya saja bahaya narkoba yang dapat disampaikan kepada pelajar melalui media massa seperti media cetak dan media elektronik secara berulang dan terus menerus.
Dilihat dari besarnya cakupan yang terlibat, metode pengendalian sosial dapat dibedakan menjadi:
Pengawasan terhadap Individu terhadap Individu Lainnya
Contoh pengawasan yang dilakukan seseorang terhadap individu lain antara lain seorang ibu yang memperingatkan anaknya untuk tidak mengambil jambu biji di pekarangan tetangganya tanpa izin.
Pengawasan Individu terhadap Kelompok
Contoh pengawasan yang dilakukan oleh perorangan terhadap suatu kelompok antara lain adalah seorang polisi lalu lintas yang berjaga di persimpangan jalan raya untuk menjamin kelancaran lalu lintas dan keselamatan pengguna jalan.
Pengawasan Kelompok terhadap Kelompok
Contoh pengawasan dari kelompok ke kelompok antara lain Menteri Kehutanan dan jajarannya mencari jalan terbaik melalui musyawarah untuk mengatasi tindakan perambah hutan yang merugikan negara dan masyarakat.
Pengawasan Kelompok terhadap Perorangan
Contoh penguasaan yang dilakukan suatu kelompok terhadap seseorang, antara lain suatu organisasi olahraga menindak salah satu anggotanya, bahkan sampai dikeluarkan dari perkumpulan karena melanggar ketentuan perkumpulan olahraga.
Baca Juga : Pengertian Status Sosial
Menurut Koentjaraningrat (1992:217), cara melakukan kontrol sosial yang dapat dilakukan antara lain:
- Memperkuat keyakinan masyarakat terhadap kebaikan adat.
- Memberikan imbalan atau semacam penghargaan kepada orang yang selalu mentaati adat istiadat.
- Menumbuhkan rasa malu dan takut pada jiwa orang yang menyimpang dari adat istiadat dengan ancaman dan kekerasan.
Contoh Kontrol Sosial
Berikut beberapa contoh kontrol sosial dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, antara lain:
- Orang tua mendidik anaknya agar dapat menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat serta mencegahnya melakukan pelanggaran terhadap norma dan nilai sosial tersebut.
- Keberadaan rambu lalu lintas di jalan bertujuan untuk membantu keselamatan masyarakat.
- Tokoh agama yang menekankan pentingnya menjalankan perintah Allah dan mengendalikan diri agar terhindar dari perilaku menyimpang.
Lembaga Kontrol Sosial
Dalam masyarakat pasti ada lembaga yang mengatur ketertiban umum, jenis lembaga kontrol sosial yang ada di masyarakat tidak hanya kepolisian tetapi masyarakat setempat seperti tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama bahkan pengadilan.
POLISI
Polisi merupakan lembaga pemerintah yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta menindak masyarakat yang melanggar peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Pengadilan
Pengadilan merupakan suatu badan yang dibentuk oleh negara untuk menangani, menyelesaikan, dan mengadili dengan memberikan sanksi tegas terhadap perselisihan atau perbuatan pelanggaran hukum yang berlaku.
Kebiasaan
Adat istiadat adalah peraturan atau kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dalam suatu masyarakat atau daerah yang dianggap mempunyai nilai dan dijunjung serta ditaati oleh masyarakat pendukungnya. Di Indonesia, aturan mengenai kehidupan manusia menjadi aturan hukum mengikat yang disebut hukum adat.
Berkat jasa van Vollenhoven, hukum adat mempunyai kekuatan hukum selain hukum kolonial Belanda yang berlaku, dan Van Vollenhoven merupakan bapak hukum adat Indonesia. Adat istiadat sudah melembaga dalam kehidupan masyarakat baik berupa tradisi, adat istiadat upacara dan lain-lain yang mampu mengendalikan perilaku masyarakat dengan perasaan senang atau bangga, dan peranan tokoh adat yang menjadi tokoh masyarakat cukup penting.
Keluarga
Keluarga dapat menjadi lembaga kontrol sosial bagi anggotanya, karena keluarga merupakan tempat pertama dan utama untuk belajar tentang kehidupan bermasyarakat, termasuk norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Sekolah
Sekolah merupakan tempat mendidik peserta didik dengan menanamkan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang nantinya akan mengembangkan kepribadiannya menjadi manusia yang beradab.
Tokoh masyarakat
Tokoh masyarakat memberikan pengaruh dan menjadi teladan bagi masyarakat. Tokoh masyarakat berperan mendidik, membimbing, membina, menasihati dan menegur masyarakat agar patuh pada norma dan nilai sosial yang berlaku.
Media massa
Cakupannya yang luas membuat media massa dapat mengontrol perilaku masyarakat dan pemimpinnya.
Baca Juga: Pengertian Konflik Sosial
Artikel ini membahas tentang pengertian kontrol sosial secara lengkap, tujuan, fungsi, bentuk, jenis dan contoh lembaga kontrol sosial dalam masyarakat. semoga bermanfaat