Jumlah Trombosit (Trombosit Darah) Normal pada Manusia – Apa yang dimaksud dengan trombosit? Apa itu trombosit dan fungsinya? Apa fungsi trombosit darah? Apa perbedaan antara sel darah dan trombosit darah? Bagaimana proses pembentukan trombosit darah? Apa fungsi trombosit? Apakah trombosit rendah? Apa ini berbahaya? Apa yang harus dilakukan jika trombosit rendah? Apa yang dirasakan tubuh saat trombosit rendah?

Baca Juga : Sel Darah Putih (Leukosit)

Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas pengertian trombosit, fungsinya, strukturnya, proses pembentukannya dan kelainan trombosit (keping darah) secara lengkap.

Isibersembunyi
1
Memahami Trombosit
2
Fungsi Trombosit
3
Proses Kerja Trombosit
3.1
Adhesi Trombosit
3.2
Agregasi Trombosit
3.3
Pembebasan Trombosit
3.4
Fusi Trombosit
4
Keterbatasan Fungsi Trombosit
5
Struktur Trombosit
6
Proses Pembentukan Trombosit
7
Gangguan dan Penyakit Trombosit
7.1
Trombositosis
7.2
Trombositopenia
7.3
Purpura Trombositopenik Imun (ITP)
7.4
Sindrom Bernard Soulier

Memahami Trombosit

Trombosit adalah sel kecil berbentuk oval yang dibuat di sumsum tulang. Trombosit berfungsi membantu dalam proses pembekuan darah. Trombosit berperan penting ketika terjadi luka atau kebocoran pada pembuluh darah. Saat pembuluh darah pecah, trombosit akan berkumpul di area tersebut dan membantu menutup kebocoran tersebut. Nama lain dari trombosit adalah trombosit atau keping darah atau keping darah.

Jumlah normal trombosit dalam tubuh manusia adalah sekitar 150.000-400.000 trombosit per mikro liter darah. Keadaan dimana seseorang mempunyai jumlah trombosit di bawah 150.000 atau kurang dari normal disebut dengan trombositopenia, sedangkan bila jumlah trombosit lebih dari 400.000 disebut dengan trombositosis

Umur trombosit dalam darah hanya berkisar 5-9 hari. Trombosit yang tua dan rusak dikeluarkan dari aliran darah oleh limpa dan digantikan oleh trombosit yang baru.

Fungsi Trombosit

Fungsi utama dari trombosit atau trombosit adalah untuk membekukan darah. Saat pembuluh darah terluka atau bocor, tubuh akan melakukan 3 mekanisme utama untuk menghentikan pendarahannya, yaitu:

  • Menyempitkan pembuluh darah yang terluka.
  • Aktivitas trombosit.
  • Aktivitas komponen pembekuan darah lainnya dalam plasma darah.

Saat terjadi pendarahan, reaksi pertama tubuh adalah menyempitkan pembuluh darah yang terluka sehingga lubang kebocoran semakin mengecil dan darah yang keluar pun semakin sedikit. Reaksi ini akan memicu trombosit menempel pada area pembuluh darah yang terluka. Trombosit ini akan memberi sinyal pada trombosit lain dan berbagai faktor pembekuan darah untuk menuju area luka guna membantu menutup luka. Bentuk trombosit yang awalnya bulat, sedikit berubah menjadi berduri seperti tentakel, hal ini berfungsi untuk memudahkan perlekatan antar trombosit.

Di waktu dan tempat yang sama, berbagai protein pembekuan darah yaitu fibrinogen menjadi aktif dan berubah menjadi fibrin. Fibrin ini berbentuk serat panjang yang tidak larut sehingga akan menempel pada agregat trombosit membentuk struktur seperti jaring. Serat fibrin bersifat lengket sehingga mengumpulkan trombosit, sel darah merah, dan sel darah putih yang lewat. Setelah luka ditutup dengan benar, sinyal akan diberikan untuk menghentikan proses pembekuan darah. Tanpa mengendalikan proses pembekuan darah akan berbahaya karena luka kecil dapat menyebabkan penggumpalan di seluruh tubuh.

Proses Kerja Trombosit

Proses kerja trombosit dalam penyumbatan luka terdiri dari beberapa tahapan, antara lain:

Adhesi Trombosit

Adhesi trombosit adalah menempelnya trombosit pada jaringan endotel dan jaringan yang terluka sehingga luka pada pembuluh darah menutup. Proses perlekatan ini akan menimbulkan interaksi antara permukaan trombosit dengan jaringan yang terluka sehingga meningkatkan daya rekat trombosit dan memanggil faktor koagulasi lainnya.

Agregasi Trombosit

Agregasi trombosit adalah kemampuan trombosit untuk menempel satu sama lain sehingga membentuk penyumbatan. Trombosit yang menempel pada jaringan pada saat proses adhesi akan membuat trombosit lain menempel sehingga sumbatan tersebut menutup luka. Namun penggumpalan sumbatan tersebut tidak boleh berlebihan karena akan berbahaya dan menyebabkan tersumbatnya seluruh pembuluh darah.

Baca Juga: Sel Darah Merah (Eritrosit)

Pembebasan Trombosit

Pelepasan trombosit merupakan reaksi pembentukan penyumbatan atau koagulasi trombosit yang stabil. Proses ini dipicu oleh keluarnya kandungan butiran trombosit, seperti ADP, kolagen, epinefrin dan sebagainya. Pelepasan ini menyebabkan trombosit berubah dari bentuk cakram menjadi bulat.

Fusi Trombosit

Fusi trombosit adalah reaksi fusi trombosit yang bersifat ireversibel atau tidak dapat diubah. Proses ini disebabkan oleh tingginya kadar ADP dan komponen lain yang dilepaskan akibat reaksi pelepasan. Komposisi fibrin akan memperkuat jaringan baru yang terbentuk di area luka.

Keterbatasan Fungsi Trombosit

Penggumpalan darah yang terus menerus sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat menyebabkan penyumbatan total pada pembuluh darah. Trombosit dapat melepaskan bahan yang membatasi luasnya pembekuan, bahan utamanya adalah tromboksan A2.

Jaringan yang terluka akan melepaskan protasiklik I2 yang mempunyai fungsi berlawanan dengan tromboksan A2. Tujuannya agar jaringan yang terluka tetap memiliki trombosit yang aktif. Kedua komponen ini bekerja secara seimbang sehingga luka tetap terjaga oleh trombosit dan tidak terjadi penggumpalan berlebihan pada area luka.

Struktur Trombosit

Trombosit memiliki ukuran sekitar 1-4 mikron dengan bagian selnya berbentuk seperti cakram dan tidak memiliki inti sel. Meski tidak memiliki inti sel, trombosit tetap dapat melakukan sintesis protein karena mengandung RNA di dalam sitoplasmanya. Diameter sel berkisar antara 2-3 mikro.

Trombosit memiliki sistem membran tiga lapis atau trilaminar dan sistem membran yang memiliki ruang atau kanalikuli. Membran ini berfungsi sebagai pelindung trombosit dari lingkungan luar sel. Membrannya juga kaya akan fosfolipid yang membantu proses pembekuan darah. Pada sub membran trombosit terdapat komponen mikrofilamen yaitu trombastin, fungsi trombastin sama dengan aktomiosin yaitu berperan dalam kontraksi otot.

Di dalam sitoplasma trombosit mengandung organel sel dan struktur penting lainnya seperti mikrotubulus, nukletida, lisosom, butiran dan sebagainya. Pada permukaan trombosit tersebut ditemukan antigen penyebab penyakit autoimun terhadap trombosit, antigen trombosit tersebut disebut Human Platelet Antigen (HPA).

Proses Pembentukan Trombosit

Proses pembentukan dan perkembangan berbagai sel darah dari prekursor induknya disebut Hemopoiesis. Pembentukan sel darah pada orang dewasa terjadi di sumsum tulang, sedangkan pada janin terjadi di kuning telur, lalu ke hati dan limpa, lalu ke tulang.

Pembentukan trombosit atau trombosit darah disebut megakaryopoiesis karena dihasilkan dari sumsum tulang melalui fragmentasi sitoplasma megakariosit. Prekursor megakariosit dan megakarioblas muncul melalui proses diferensiasi dari sel hematopoietik aslinya. Selama proses replikasi megakariosit, ketika jumlah inti berlipat ganda, volume sitoplasma akan meningkat.

Pada proses replikasi ke 8, pertumbuhan sel akan terhenti. Sitoplasma akan menjadi granular dan trombosit akan dilepaskan. Setiap megakariosit dapat menghasilkan sekitar 4000 trombosit. Trombosit ini berada di bawah kendali zat yang disebut trombopoietin yang diproduksi oleh ginjal dan hati. Trombosit yang baru terbentuk memiliki kapasitas hemostatik yang lebih kuat dan ukurannya sedikit lebih besar.

Gangguan dan Penyakit Trombosit

Berikut kelainan dan kelainan yang dapat terjadi pada trombosit, antara lain:

Trombositosis

Trombositosis atau trombosit tinggi adalah suatu kondisi dimana jumlah trombosit dalam tubuh melebihi jumlah normal. Trombosit yang tinggi dapat berbahaya bagi kesehatan Anda karena dapat menyebabkan kerusakan sel darah merah bahkan pembekuan darah yang nantinya dapat menyebabkan penyakit lain seperti stroke dan serangan jantung.

Baca juga: Sistem Peredaran Darah pada Manusia

Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis trombositosis, yaitu:

  • Trombositemia primer, yaitu kelainan kelebihan trombosit yang belum diketahui penyebabnya, bisa jadi disebabkan oleh mutasi genetik yang diturunkan.
  • Trombositosis sekunder, yaitu kelebihan trombosit yang terjadi karena penyakit atau gangguan kesehatan lainnya, seperti anemia, operasi pengangkatan limpa, peradangan atau infeksi, dan reaksi terhadap obat-obatan tertentu.

Umumnya trombositosis tidak memiliki gejala, namun pada kondisi yang parah gejalanya dapat berupa pusing, badan lemas, dan nyeri dada.

Cara menurunkan trombosit tinggi agar trombosit kembali normal, antara lain:

  • Perbanyak konsumsi buah dan sayur, buah delima yang kaya akan polifenol yang memiliki sifat anti trombosit dalam tubuh menyebabkan produksi trombosit dalam tubuh berkurang sehingga proses pembekuan darah dapat dicegah.
  • Hindari makanan berlemak.
  • Hindari rokok, alkohol, dan minuman bersoda.
  • Lakukan olahraga secara teratur.
  • Mengurangi stres.
  • Istirahat yang cukup.

Trombositopenia

Trombositopenia atau trombosit rendah adalah suatu kondisi dimana jumlah trombosit berada di bawah 150.000 atau kurang dari normal. Penyebab penurunan trombosit bisa karena kelainan sumsum tulang yang berhubungan dengan kondisi kesehatan tertentu seperti leukemia atau infeksi virus.

Penurunan trombosit dapat terjadi akibat peningkatan proses penghancuran trombosit akibat pembengkakan limpa, kehamilan, atau demam berdarah.

Cara meningkatkan jumlah trombosit untuk kembali normal, antara lain:

  • Konsumsilah makanan yang mengandung vitamin A, vitamin K, vitamin B12 dan folat.
  • Konsumsilah buah dan sayur, seperti jambu biji merah, delima, kiwi, jeruk, kurma, kol, selada, bayam, kangkung, dan brokoli.
  • Konsumsilah biji-bijian.

Purpura Trombositopenik Imun (ITP)

Purpura trombositopenik imun (ITP) adalah suatu kondisi dimana tubuh mudah memar dan berdarah akibat rendahnya jumlah trombosit dalam darah. Penyebab ITP adalah adanya penyakit menular lain, seperti HIV, hepatitis, atau infeksi bakteri H. pylori. Gejalanya antara lain sering memar, mimisan, gusi berdarah, muncul darah pada urine dan feses, serta darah menstruasi yang berlebihan.

Sindrom Bernard Soulier

Ini adalah kelainan trombosit yang sangat langka dimana jumlah trombosit darah sedikit dan ukurannya jauh lebih besar dari biasanya sehingga kinerjanya dalam koagulasi atau pembekuan darah menjadi buruk.

Baca Juga : Sistem Pergerakan Manusia

Demikian pembahasan lengkap mengenai pengertian trombosit, fungsi, struktur dan proses pembentukan trombosit (keping darah). semoga bermanfaat

Sakit maag terjadi ketika asam dari lambung memasuki bagian bawah kerongkongan, pipa makanan yang menghubungkan mulut dengan lambung. Seberapa sering sakit maag terjadi dan seberapa besar dampaknya terhadap hidup Anda membantu menentukan jenis pengobatan yang tepat untuk Anda. erektiele dysfunksie Perubahan berikut dapat bermanfaat bagi kebanyakan orang yang menderita sakit maag, meskipun obat sakit maag juga diresepkan.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *