PusatDapodik
Home oot Pengertian Identitas Sosial : Fungsi, Dimensi, Komponen, Teori, Pembentukan dan Contoh Identitas Sosial (Social Identity)

Pengertian Identitas Sosial : Fungsi, Dimensi, Komponen, Teori, Pembentukan dan Contoh Identitas Sosial (Social Identity)

Identitas Sosial

Pembentukan Identitas Sosial (Social Identity) – Apa yang dimaksud dengan identitas sosial? Apa yang dimaksud dengan identitas sosial dan contohnya? Apa yang dimaksud dengan identitas diri? Adakah keterkaitan antara identitas individu dan identitas kelompok dalam pembentukan identitas sosial? Bagaimana identitas individu seseorang bisa terbentuk? Apakah nilai dan norma sosial dapat mempengaruhi pembentukan identitas individu?

Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian identitas sosial menurut para ahli, fungsi, dimensi, ciri-ciri, komponen, teori dan motivasi pembentukan identitas sosial secara utuh.

Memahami Identitas Sosial

Secara epistemologis identitas berasal dari kata bahasa Inggris “identity” yang dapat diartikan sebagai:

  • Kondisi/realitas mengenai suatu hal yang sama atau situasi yang serupa satu sama lain.
  • Kondisi/fakta tentang sesuatu yang sama antara dua orang atau benda.
  • Kondisi/fakta yang menggambarkan sesuatu yang sama antara dua orang (individualitas) atau dua kelompok atau benda.

Identitas diri adalah mengenal dan menghargai diri sendiri sebagai individu dan tidak tenggelam dalam peran yang dijalankannya, misalnya sebagai orang tua, murid, anak dan sebagainya. Selain itu, identitas diri juga diartikan sebagai kesadaran terhadap diri sendiri berdasarkan penilaian dan pengamatan terhadap berbagai aspek konsep diri. Identitas pribadi meliputi nama lengkap, nama panggilan, status, jenis kelamin, tempat, tanggal lahir, alamat, golongan darah, nama orang tua, pekerjaan orang tua dan cerita singkat tentang kehidupan dari awal hingga akhir.

Pengertian identitas sosial adalah suatu ciri atau kondisi suatu kelompok sosial tertentu. Kelompok sosial adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari beberapa orang yang saling berinteraksi dan terlibat dalam kegiatan yang sama.

Identitas sosial juga diartikan sebagai keterhubungan, kepedulian dan kebanggaan individu terhadap keanggotaannya dalam suatu kelompok sosial, sehingga menimbulkan rasa solidaritas, nilai dan signifikansi emosional dari keanggotaannya yang membedakannya dengan kelompok sosial lainnya.

Identitas sosial merupakan bagian dari konsep diri seseorang yang bersumber dari pengetahuan menjadi bagian dari kelompok sosial tertentu disertai dengan internalisasi nilai, emosi dan partisipasi serta kepedulian dan kebanggaan menjadi anggota kelompok tersebut. Menentukan identitas sosial seseorang, yaitu kelompok di mana ia berada.

Identitas sosial seorang individu terbentuk sebagai hasil proses sosial yang membedakan dirinya dengan orang lain berdasarkan ciri-ciri sosialnya, mulai dari gaya berpakaian, cara berbicara, kebiasaan berbelanja dan lain sebagainya.

Pengertian Identitas Sosial Menurut Para Ahli

Tajfel (1982)

Identitas sosial merupakan bagian dari konsep diri seseorang yang bersumber dari pengetahuannya tentang keanggotaan suatu kelompok sosial beserta nilai dan signifikansi emosional dari keanggotaan tersebut. Identitas sosial berkaitan dengan keterlibatan, rasa kepedulian, dan juga rasa bangga menjadi anggota suatu kelompok tertentu.

Hogg dan Abram (1990)

Identitas sosial merupakan rasa keterhubungan, kepedulian, kebanggaan yang dapat timbul dari pengetahuan seseorang tentang berbagai kategori keanggotaan sosial dengan anggota lainnya, bahkan tanpa harus mempunyai hubungan pribadi yang erat, mengetahui atau mempunyai berbagai kepentingan.

Barker (2004)

Identitas sosial adalah tentang persamaan dan perbedaan, tentang pribadi dan sosial, tentang kesamaan yang Anda miliki dengan beberapa orang dan apa yang membedakan Anda dari orang lain.

Ciri-ciri Identitas Sosial

Ciri atau ciri identitas sosial menurut Jenkins (2008), antara lain:

  • Identitas individu dan kolektif berkembang secara sistematis dan berkembang melalui keterlibatan timbal balik.
  • Identitas individu dan kolektif merupakan produk interaksi eksternal yang diidentifikasi oleh orang lain sebagai identifikasi internal.
  • Proses terjadinya identitas dihasilkan baik dalam wacana-narasi, retorika dan representasi, maupun dalam materi, seringkali bersifat sangat praktis, yang merupakan konsekuensi dari pembentukan identitas.

Baca Juga: Memahami Identitas Nasional

Fungsi Identitas Sosial

Secara umum fungsi identitas sosial bagi individu dan kelompok antara lain:

  • Membentuk identitas positif di mata kelompok lain agar mendapat pengakuan dari pihak lain.
  • Untuk membantu menemukan identitas dari mana ia berasal melalui cara berpikir dan bertindak.
  • Untuk membentuk rasa percaya diri yang lebih tinggi.
  • Memfasilitasi terbentuknya kerjasama dan solidaritas dalam kelompok sosial.

Dimensi Identitas Sosial

Dimensi atau aspek identitas sosial menurut Baron (2005), antara lain:

Persepsi dalam Konteks Antar Kelompok

Dengan mengidentifikasikan diri pada suatu kelompok, maka status dan harga diri kelompok tersebut akan mempengaruhi persepsi individu yang tergabung di dalamnya. Pandangan ini menuntut individu untuk menilai kelompoknya maupun kelompok lainnya.

Atraksi Dalam Kelompok

In group diartikan sebagai suatu kelompok dimana individu mempunyai rasa memiliki dan identitas yang sama. Adanya perasaan in-group seringkali menimbulkan in-group bias, yaitu kecenderungan untuk menganggap baik kelompoknya sendiri. Kemungkinan hal ini terjadi karena adanya loyalitas yang dimiliki individu terhadap kelompoknya yang disertai dengan devaluasi terhadap kelompok lain.

Keyakinan yang Saling Terkait

Identitas sosial mencakup seluruh aspek konsep diri individu yang bersumber dari kelompok sosial atau keanggotaan dalam kelompok secara emosional dan sebagai hasil evaluasi yang bermakna. Seseorang menggunakan identitas sosial sebagai sumber kebanggaan dan harga diri, dimana semakin positif penilaian terhadap kelompok maka semakin kuat pula identitas kelompok dan harga diri yang dimilikinya.

Depersonalisasi

Ketika seseorang merasa telah menjadi bagian dari suatu kelompok, maka ia akan cenderung menurunkan nilai-nilai dirinya sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam kelompoknya. Namun bisa juga akibat rasa takut tidak diperhatikan dalam kelompok karena mengabaikan nilai-nilai kelompok.

Komponen Identitas Sosial

Ada 3 (tiga) komponen utama identitas sosial menurut Tajfel (1982), antara lain:

Komponen Kognitif (Komponen Kognitif)

Kesadaran kognitif akan keanggotaannya dalam suatu kelompok membuat seseorang mengkategorikan dirinya (self categorization) dengan kelompok tertentu yang akan menentukan kecenderungannya dalam berperilaku. Selain itu, komponen ini berkaitan dengan self-stereotyping yang membentuk identitas seseorang dan anggota kelompok lainnya sehingga menimbulkan perilaku kelompok.

Komponen Evaluatif (Evaluative Component)

Komponen ini merupakan bentuk penilaian seseorang terhadap positif atau negatif keanggotaannya dalam suatu kelompok, misalnya harga diri kelompok (self-harga diri atau kebanggaan kelompok). Komponen ini menekankan pada nilai keanggotaan individu dalam kelompok.

Komponen Emosional (Komponen Emosional)

Komponen ini merupakan perasaan keterlibatan emosional yang dimiliki seseorang terhadap kelompoknya, seperti komitmen afektif. Komponen ini menekankan seberapa besar ikatan emosional yang dimiliki seseorang dengan kelompoknya.

Komitmen afektif cenderung lebih kuat pada kelompok yang dinilai positif karena kelompok tersebut lebih berkontribusi terhadap identitas sosial yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa identitas diri sebagai anggota kelompok sangat penting dalam menunjukkan keterlibatan kekuatan emosional seseorang terhadap kelompok meskipun kelompok tersebut diberi sifat-sifat negatif.

Teori Identitas Sosial

Identitas sosial merupakan bagian dari konsep diri seseorang akibat persepsi yang sesuai dengan keanggotaannya dalam suatu kelompok sosial. Awalnya konsep ini dirumuskan sekitar tahun 1970an dan 1980an oleh Henri Tajfel dan John Turner. Teori identitas sosial memperkenalkan konsep identitas sosial sebagai cara untuk menjelaskan perilaku antarkelompok.

Teori identitas sosial digambarkan sebagai teori yang memprediksi perilaku antar kelompok tertentu berdasarkan persepsi berbeda mengenai status, legitimasi, dan stabilitas kelompok.

Berbeda dengan istilah teori identitas sosial yang digunakan untuk menggambarkan identitas sosial atau kolektif manusia, meskipun sejumlah peneliti menggunakannya untuk hal tersebut, teori identitas sosial tidak pernah dimaksudkan untuk menggeneralisasi kategorisasi sosial. Kesadaran akan terbatasnya ruang lingkup teori identitas sosial mendorong John Turner dan rekan-rekannya mengembangkan teori serupa dalam bentuk teori kategorisasi diri, yang dibangun berdasarkan wawasan teori identitas sosial untuk menghasilkan gagasan yang lebih umum tentang proses pembentukan diri dan kelompok. .

Disarankan agar istilah pendekatan identitas sosial atau perspektif identitas sosial dapat menjelaskan kontribusi bersama antara teori identitas sosial dan teori kategorisasi diri.

Motivasi Pembentukan Identitas Sosial

Terbentuknya identitas sosial seseorang dilatarbelakangi oleh tiga motivasi yang mendorongnya (Hogg dan Vaughan: 2011), yaitu:

Baca Juga : Pengertian Interaksi Sosial

Kekhasan Positif & Peningkatan Diri

Kekhasan positif mencakup keyakinan bahwa kelompok yang dimiliki seseorang lebih baik dibandingkan kelompok lain. Anggota kelompok akan berusaha mempertahankan sifat positif ini karena menyangkut martabat, status, dan keterikatan terhadap kelompoknya. Seringkali, kekhasan positif dimotivasi oleh harga diri anggota kelompok. Artinya harga diri yang rendah akan mendorong identifikasi kelompok dan perilaku antar kelompok. Dengan identifikasi kelompok, harga diri juga akan meningkat. Tidak dapat disangkal bahwa peningkatan diri juga terlibat dalam proses identitas sosial. Hal ini dikarenakan motivasi seseorang dalam mengadopsi identitas sosial adalah untuk memberikan aspek positif bagi dirinya seperti meningkatkan harga diri dan lain sebagainya.

Pengurangan Ketidakpastian

Motif pengurangan ketidakpastian (uncertainty reduction) berkaitan langsung dengan kategorisasi sosial. Individu berusaha mengurangi ketidakpastian subjektif mengenai dunia sosial dan posisinya dalam dunia sosial. Seseorang mempunyai keinginan yang kuat untuk mengetahui siapa dan bagaimana seharusnya berperilaku.

Selain mengetahui tentang dirinya sendiri, mereka juga mempunyai ketertarikan terhadap jati diri dan bagaimana seharusnya orang lain bersikap. Kategorisasi sosial dapat mengurangi ketidakpastian karena memberikan bentuk dasar kelompok yang menggambarkan bagaimana orang harus berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain.

Dalam motif pengurangan ketidakpastian, anggota kelompok seringkali langsung menyetujui status keanggotaannya karena menentang status kelompok berarti meningkatkan ketidakpastian dalam konsep diri mereka. Seseorang yang konsep dirinya tidak pasti akan terdorong untuk mengurangi ketidakpastian dengan cara mengidentifikasi dirinya pada kelompok status tinggi atau rendah. Kelompok yang mempunyai konsep diri tertentu akan termotivasi oleh peningkatan diri untuk melakukan identifikasi diri yang lebih baik dengan kelompoknya.

Kekhasan Optimal

Seseorang berusaha menyeimbangkan dua motif yang saling bertentangan, yaitu sebagai individu dan sebagai anggota kelompok dalam mencapai kekhasan yang optimal. Seseorang berusaha menyeimbangkan kebutuhan untuk mempertahankan rasa individualitas dengan kebutuhan untuk menjadi bagian dari suatu kelompok yang akan menghasilkan definisi diri sebagai anggota kelompok.

Contoh Identitas Sosial

Berikut beberapa contoh identitas sosial kelompok yang melekat pada diri individu, antara lain:

  • Himpunan Mahasiswa Lampung di Bandung, maksudnya yang melekat pada diri seseorang adalah anggota kelompoknya berasal dari provinsi lampung.
  • Individu yang tergabung dalam kelompok pecinta alam artinya anggota kelompok tersebut suka mendaki gunung atau melakukan kegiatan yang terjun langsung ke alam.
  • Individu yang tergabung dalam kelompok pecinta kucing, maksudnya anggota kelompok suka memelihara kucing, bertukar informasi tentang cara merawatnya dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kucing.

Baca Juga : Pengertian Status Sosial

Artikel ini membahas tentang pengertian identitas sosial menurut para ahli, fungsi, ciri-ciri, komponen, teori dan motivasi terbentuknya identitas sosial yang utuh. semoga bermanfaat

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad