Setelah kita bahas tuntas tentang Porifera (hewan berpori), Cnidaria (hewan penyengat), dan Platyhelminthes (cacing pipih). Kali ini kita akan membahas Nemathelminthes (Cacing Gilik)
Nemathelminthes (Cacing Gilik)
Ciri-ciri Nemathelminthes
Nemathelminthes mempunyai ciri-ciri. Tubuhnya berbentuk elips sehingga disebut cacing. Bodinya halus dan mengkilat. Hewan ini hidup di perairan tawar, laut, dan darat. Selain itu. Nemathelminthes juga hidup sebagai parasit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Nemathelminthes merupakan hewan triploblastik, sistem pemasukan makanannya terdiri dari mulut, esofagus, usus dan anus. Respirasi difusi ke seluruh permukaan tubuh.
Hewan jantan dan betina dapat dibedakan dengan melihat ukuran tubuhnya, cacing betina berukuran lebih besar dibandingkan cacing jantan. Reproduksi terjadi secara seksual. Sistem sanggamanya berupa penial setae yang letaknya dekat anus dan hanya dimiliki oleh cacing jantan.
Klasifikasi Nemathelminthes
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematod- dan Nematomorpha.
Kelas Nematoda
Nematoda memiliki kutikula tubuh yang transparan. mempunyai mulut dan lubang ekskresi, alat reproduksi pada jantan dengan testis dan pada betina dengan ovarium. Umur cacing umumnya mencapai 10 bulan. Contoh Nematoda anggoc* antara lain Ascaris lumbricoides (cacing pern pada manusia), Anguila aceti (cacing cuka), Enterobim vermicularis atau Oxyuris vermicularis (cacing kremi pada manusia), Oxyuris equi (cacing kremi pada kuda. Necator americanus atau Ancylostoma duodenale (cacing tambang pada kuda). manusia), Wuchereria bancrofti (cacing penyebab penyakit kaki gajah pada manusia, Trichinella spiralis (cacing otot pada manusia), Loa lee (cacing mata pada manusia), dan Heterodera radicicote (cacing penyebab bisul/bengkak pada akar tanaman).
- Ascaris lumbricoides (cacing perut pada manusia)
Cacing dewasa hidup di usus halus manusia dengan panjang 20-40 cm dan diameter 0,5 cm. Telur cacing yang keluar bersama feses akan masuk ke saluran pencernaan! manusia melalui makanan yang tidak higienis. Selanjutnya telur berkembang menjadi larva yang menembus dinding usus dan mengikuti peredaran darah manusia menuju paru-paru, trakea (tenggorokan), faring (kerongkongan, dan kembali ke usus hingga menjadi dewasa, kemudian menetaskan 200.000 butir telur/hari.
Cacing betina berukuran lebih besar dibandingkan cacing jantan. Saat hidup, tubuhnya berwarna putih susu dengan kutikula bergaris transparan. Pada hewan jantan, di dekat lubang anus terdapat tonjolan yang disebut penial setae untuk kawin. Pada cacing betina lubang genitalnya terletak 1/3 panjang tubuhnya dari ujung anterior. Cacing betina berbentuk lebih lurus, sedangkan cacing jantan berbentuk melengkung. - Necator americanus = Ancylostoma duodenale (cacing tambang pada manusia)
Cacing tambang parasit di usus manusia. Panjang badan 1-1,5 cm. Mulut di bagian anterior dengan gigi kait kitin. Ketika menggigit dinding usus penderita, cacing ini mengeluarkan zat anti pembekuan darah (zat antikoagulasi) dan terus menerus menghisap darah sehingga penderita dapat mengalami anemia. Telur yang keluar bersama fesesnya akan menetas di tempat yang berlumpur hingga membentuk larva rhabditiform (filariform). Larva dapat menembus kulit telapak kaki manusia dan mengikuti peredaran darah menuju paru-paru, trakea (tenggorokan), faring (kerongkongan), dan kembali ke usus hingga menjadi dewasa. Cacing ini menghasilkan 9.000 telur/hari.
Cacing jantan dan cacing betina dapat dibedakan dengan mengamati morfologinya. Cacing jantan mempunyai testis, vesikula seminalis, kelenjar mani, spikula (atau disebut gubernaculum yang merupakan alat sanggama), kloaka, dan bursa. Cacing betina mempunyai ovarium, rahim, vagina dan anus. Cacing betina juga mempunyai duri ekor yang berguna untuk membantu saat proses kawin. - Enterobius vermicularis
Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis adalah cacing kremi pada manusia. Cacing kremi hidup di usus besar manusia. Panjang cacing betina 9-12 mm, cacing jantan 3-5 mm. Cacing betina akan bertelur pada malam hari di dalam anus sehingga menimbulkan rasa geli (gatal). Saat digaruk, telurnya akan menempel di kuku.
Telur yang tertelan melalui makanan dapat menyebabkan autoinfeksi (infeksi yang disebabkan oleh penderitanya sendiri). Telur menetas di usus halus hingga menjadi cacing dewasa. Ketika sampai pada cavyin, cacing tersebut berpindah ke usus besar. Kemudian betina akan bertelur pada anus penderitanya sehingga penderita mengalami rasa gatal pada anusnya. - Filaria bancrofti (Wuchereria bancrofti)
Cacing Filaria bancrofti menyebabkan penyakit kaki gajah/elephantiasis. Pada siang hari larva cacing akan berada di pembuluh darah besar (aorta) dan pada malam hari akan keluar ke pembuluh darah tepi (bawah kulit). Larva Filaria pada kelenjar ludah nyamuk Culex sp. akan masuk ke dalam tubuh orang sehat yang digigit. Larva masuk dan mengikuti peredaran darah manusia menuju kelenjar getah bening hingga dewasa. Cacing yang berkembang biak dengan cepat akan menyumbat saluran getah bening. Bagian tubuh yang tidak menerima aliran getah bening akan mengalami pembengkakan. Jika pembengkakan terjadi pada kaki. disebut penyakit kaki gajah. - Trichinella spiralis (cacing otot pada manusia)
Cacing ini menyebabkan penyakit yang disebut trichinosis. Manusia dapat tertular jika memakan daging babi yang mengandung larva cacing kurang matang. Larva hidup di usus halus hingga dewasa dan bertelur. Telur menetas menjadi larva dan masuk ke otot lurik hingga membentuk kista.
Kelas Nematomorfa
Nematomorph adalah cacing yang memiliki kotoran di kepalanya. Tinggal di usus vertebrata dan biasanya menempel pada dinding usus dengan belalai melengkung yang berisi duri. Cacing ini mempunyai organ pencernaan yang sempurna dan organ reproduksi yang terpisah. Nematomorf mempunyai inang perantara yaitu krustasea (udang dan serangga), misalnya Neoechi norhynchus emydis yang menyerang penyu, dan penyu.
Demikian penjelasan yang dapat kami sampaikan mengenai Ciri-ciri, Klasifikasi dan Kelas Nemathelminthes (Cacing Gilik). Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan sumber literatur dalam mengerjakan tugas. Sampai jumpa di postingan selanjutnya.