– Sejak masih kecil hingga tumbuh dan berkembang, seorang anak akan selalu dekat dengan kedua orangtuanya. Hal inilah yang membuat anak banyak mempelajari dan meniru sesuatu dari orang tuanya baik perilaku yang baik maupun perilaku buruk. Ternyata Anak Meniru Perilaku Negatif Orangtua lho.

Seiring berjalannya waktu, segala sesuatu yang dilihat anak dengan matanya akan mempengaruhi otaknya dan lalu mencontoh atau menirunya.

Menurut penelitian dari tim Psikologi Cardiff University menemukan bahwa anak-anak mempelajari bagaimana gaya bercanda dengan cara menirukan orang tua mereka. Memang hal ini bukanlah hal yang buruk, namun jika orang tua tidak sadar dan tidak memperhatikan keberadaan anak, maka anak-anak bisa meniru perilaku negatif orang tuanya.

Cara Anak Meniru Perilaku Negatif Orangtua

Bagaimanakah seorang anak bisa meniru perilaku orang tua yang negatif itu? Simak baik-baik alasannya berikut ini:

1. Gaya Bahasa Lisan

Seorang anak, dari awal mendengar dan memperhatikan, yang paling banyak dilihat dan didengar adalah nada, kosakata dan juga frasa yang digunakan orangtuanya. Jika orang tua menggunakan gaya bahasa negatif maka anak akan menirunya.

Anak bisa menggunakan kata-kata kasar jika orangtuanya juga terbiasa berkata kasar. Selain itu nada bicara anak juga meniru orang tua, contohnya penggunaan nada bicara tingginya.

2. Reaksi Emosional

Pada usia dini, anak-anak belum bisa memahami apa yang mereka rasakan. Pikiran mereka belum cukup berkembang untuk mengenali berbagai emosi yang dirasakan oleh orang dewasa. Oleh karenanya, bagaimana seorang anak merasa sangat bergantung pada lingkungan terdekatnya. Mereka (anak-anak) akan mengamati bagaimana respon orang tuanya dalam kehidupan sehari-hari.

Anak mempelajari cara mengekspresikan perasaan dan mengelola emosi dari orangtuanya. Contohnya saja, seorang anak akan lebih mudah tersinggung ketika dibesarkan di lingkungan yang penuh gejolak. Sebaliknya anak yang dibesarkan dilingkungan yang penuh kasih sayang cenderung memiliki empati yang tinggi dan memiliki kemampuan mengendalikan emosi yang tepat.

3. Respon Terhadap Konflik

Setiap hubungan akan menimbulkan konflik entah besar maupun kecil begituan dengan rumah tangga. Bagi seorang orang tua harus lebih berhati-hati dalam manajemen konflik jangan sampai menunjukan konflik didepan anak.

Anaka-anak bisa mencontoh pendekatan agresif dan konfrontatif ketika konflik dengan menyaksikan orang tuanya yang melakukan perilaku serupa. Contohnya saja ketika sedang berkonflik dengan pasangan anda berbicara dengan anda tinggi maka anak akan mencontohnya.

Sebaliknya, ada pula orang-orang yang memilih menghindari konflik dengan cara berbohong. Meskipun cara ini memiliki tujuan yang baik yakni “demi kebaikan bersama” perilaku ini pun juga akan dicontoh oleh seorang anak meskipun mereka tahu apa alasan dibaliknya.

4. Reaksi Terhadap Frustasi

Selanjutnya, semua hal yang ditunjukan oleh orangtua akan dipelajari dan dicontoh oleh anaknya salah satunya adalah reaksi kita terhadap frustasi. Bagaimana cara seorang orang tua menghadapi permasalahan ataupun frustasi juga berpengaruh kepada anak. Bagaimana kedepannya anak bisa menghadapi frustasi pada hal-hal tertentu dan mengatasi masalah yang ada.

Contohnya saja jika orang tua lebih suka berteriak ketika frustasi dengan tujuan mengeluarkan segara hal yang membuat frustasi, hal ini kemungkinan besar juga dilakukan oleh buah hati anda. Reaksi negatif dari orangtua bisa membuat anak menjadi pribadi yang tidak sabar dan mudah marah. Apakah anda ingin anak anda tumbuh menjadi pribadi seperti itu?

Ingat bahwa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Jadi apapun yang orangtua lakukan sangat mungkin dilakukan pula oleh buah hati anda.

5. Kebiasaan Screen Time

Di era seperti saat ini kebiasaan screen time menjadi salah satu hal yang paling disoroti. Banyak anak yang meniru kebiasaan screen time orangtuanya baik gadget maupun televisi.

Beberapa orang mungkin memperbolehkan atau menganggap wajar seorang anak berlama-lama melihat televisi. Sayangnya, hal ini menjadi hal serius yang harus mendapatkan perhatian ketat. Seorang anak yang memiliki kebiasaan screen time lama atau bebas bisa menaikan resiko dampak negatif kebiasaan tersebut bisa terkait perkembangan fisik maupun perkembangan sosial dan emosionalnya.

Menurut One Time Through, anak akan mengamati dan belajar dari apa yang dilakukan orangtua lewat ponselnya. Bahkan anak usia 2 tahun sekalipun bisa meniru orang tuanya ketika bermain gadget.

6. Perlakuan Terhadap Orang Lain

Kemudian, bagaimana perilaku kita sebagai orangtua terhadap orang lain juga akan ditiru oleh anak. Hal ini sudah banyak dibuktikan karena anak kecil sudah bisa meniru beberapa perilaku orang tua termasuk ketiak orang tua melakukan perkelahian, membuat keributan, menggunakan bahasa yang buruk dan meninggikan suaranya.

Anak akan merasa familiar dan juga otomatis menyerap seluruh perilaku buruk tersebut kemudian akan dipraktekkan sendiri meskipun dirinya tahu bahwa perilaku tersebut tidak baik atau kurang sopan.

Banyak sekali perilaku dan kebiasaan yang anak-anak tiru dari orang tuanya. Bahkan orang tua yang menggunakan cara tidak sehat ketika memiliki masalah seperti penyalahgunaan zat pun juga berpotensi dicontoh oleh anak-anaknya.

Apapun yang anak lihat dan dengar akan berdampak pada perilaku mereka sehingga orang tua harus berusaha untuk memfilternya terlebih dahulu. Contohnya dengan tidak berkonflik di depan anak dan juga mengajarkan respon positif kepada mereka. Karena Anak Meniru Perilaku Negatif Orangtua sehingga orangtua harus lebih berhati-hati.

 

 

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *