PUSAT DAPODIK – Di dalam dunia pendidikan, ada beberapa konsep pendidikan yang salah satunya merupakan konsep berhamba pada anak. Pendidikan yang berhamba pada anak berarti seorang guru harus mengutamakan kebutuhan para peserta didiknya.
Filosofi pendidikan menjelaskan bahwa suatu tujuan pendidikan yang menuntun segala kodrat kepada anak-anak. Hal ini supaya anak-anak bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Arti Pendidikan yang Berhamba pada Anak
Seorang pendidik pada dasarnya tak hanya bertanggung jawab menjadi seorang pendidik atau menjadi pengajar untuk anak didiknya. Para pendidik mempunyai peran sebagai penasihat untuk keluarga dan pergerakan pemuda yakni dengan memberi pengajaran ilmu kepada orang tua.
Dikutip dari buku Pedagogik Telaah Kritis Ilmu Pendidikan dalam Multiperspektif, Yusuf Tri Herlambang (2018: 159), dalam rangka menyelenggarakan peran tersebut, pendidik perlu “berhamba” pada anak.
Pendidikan yang berhamba pada anak berarti seorang pendidik harus mempunyai kesadaran diri untuk melaksanakan tanggung jawabnya tanpa pamrih. Hal ini artinya, pendidik tidak meminta atau menuntut sesuatu hak apapun, sehingga lebih mempunyai idealisme pendidikan
Pendidikan yang berhamba pada anak dapat dilaksanakan dengan memberikan ruang seperti mengembangkan bakat dan minatnya. Hal ini karena sejatinya setiap anak mempunyai kodratnya masing-masing.
Setiap anak lahir dengan kodrat yang ada dalam dirinya yang telah mempunyai potensi. Anak bukan merupakan tabularasa atau individu yang dilahirkan tanpa isi mental apa pun yang telah tertanam.
Oleh sebab itu, pendidik perlu memposisikan murid seperti sebuah kertas yang sudah mempunyai sketsa yang perlu ditebalkan sketsanya supaya menjadi kuat dan membentuk sebuah gambar yang indah, bagus, serta bertujuan dan bermakna.
Guru harus mempunyai kemampuan untuk menuntun anak agar bisa menggali potensi diri serta memotivasi anak dan mengembangkan rasa ingin tahunya. Siswa diibaratkan sebagai sebuah tanaman yang perlu dirawat, dipupuk, dan dijaga sehingga harus tumbuh sesuai pada kodratnya.
Pola pendidikan yang didasarkan oleh potensi dalam diri seorang anak, bisa dikembangkan supaya menjadi kualitas sumber daya manusia yang diperlukan di era mendatang. Kualitas yang dimaksud antara lain kreativitas, inovatif, kepemimpinan, rasa percaya diri, daya nalar yang tinggi, kemampuan berkomunikasi, kemandirian, kedisiplinan, kekritisan dalam berpikir, dan lainnya.
Dengan menggunakan konsep pendidikan yang sesuai, diharapkan mampu menumbuhkan karakter dari pelajar, yaitu menjadi pelajar Pancasila, sehingga bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Pendidikan yang berhamba pada anak berarti seorang pendidik harus mempunyai kesadaran diri untuk melakukan tanggung jawabnya tanpa pamrih. Contohnya, dengan memahami dan memenuhi kebutuhan siswa.
Pendidikan yang Berhamba Pada Anak Menurut KHD
Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) tentang pendidikan yang berhamba pada anak mempunyai relevansi yang kuat dengan peran guru dalam pembelajaran sebagai pendidik. Guru memiliki tanggung jawab yang kuat untuk membimbing siswa menuju pemahaman diri yang lebih baik, dan membantu mereka untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki.
- Fokus kepada Kebutuhan dan Minat Anak. Pemikiran KHD diketahui menekankan bahwa pendidikan harus berpusat pada murid. Hal ini berarti memahami kebutuhan dan minat anak, serta memberikan mereka kesempatan untuk dapat berkembang sesuai pada potensi masing-masing-masing.
- Peran sebagai Fasilitator dan Pembimbing. Sebagai seorang pendidik, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, melainkan juga sebagai fasilitator, motivator, serta pembimbing. Guru juga harus menghormati anak sebagai subjek yang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
- Menghormati dan Memuliakan Anak. Relevansi pemikiran KHD menyebutkan bahwa pendidikan harus berhamba pada anak yang juga mempunyai makna yang lebih luas. Seorang guru harus mempunyai rasa hormat dan memuliakan anak, sehingga tumbuh perasaan senang dan bahagia dalam diri mereka.
Relevansi Pemikiran KHD Pendidikan Yang Berhamba Pada Anak
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara terkait “Pendidikan yang Berhamba Pada Anak” masih sangat relevan dengan peran guru dalam mengarahkan serta membimbing anak-anak dalam kegiatan pembelajaran.
Pada hal ini pendidikan wajib dirancang sesuai tahap perkembangan anak, baik secara budi ataupun pekerti, yang mana mencakup aspek cipta, rasa, karsa, serta tenaga. Dari sini dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai ini sudah diterapkan dengan baik untuk perkembangan anak terutama di lingkungan sekolah.
Guru menyadari bahwa pendidikan bukan hanya tentang mengasah kemampuan, dan pemahaman intelektual saja, melainkan juga untuk membentuk karakter dan moral yang kokoh untuk anak-anak.
Oleh sebab itu, guru harus berperan ganda, menjadi pendidik dan fasilitator. Hal ini dilakukan supaya pembelajaran tidak hanya berfokus kepada pengembangan pikiran anak-anak, melainkan juga memperhatikan aspek sosial, emosional, serta spiritual mereka. Dengan konsep ini diyakini bisa mengantarkan mereka dalam hal mendapatkan kenyamanan dan kebahagiaan.
Kesimpulan
Dengan guru memahami pemikiran KHD terkait pendidikan yang berhamba pada anak, guru dapat mengarahkan pendidikan secara lebih bijaksana, memperhatikan kebutuhan dan potensi anak, dan membantu mereka untuk tumbuh menjadi individu yang berdaya dan berakhlak mulia.
Itulah di atas pembahasan lengkap mengenai pemikiran KHD terkait pendidikan yang berhamba pada anak. Demikian pembahasan kali ini, semoga informasi yang disampaikan secara lengkap terkait pemikiran KHD terkait pendidikan yang berhamba pada anak di atas bisa bermanfaat bagi para guru.