Saat Anda berada di daerah pegunungan atau sungai, atau bahkan di tembok dekat sumur, pernahkah Anda melihat bebatuan yang ditumbuhi tanaman hijau dengan tekstur lembap dan berlendir? Tumbuhan ini adalah Bryophyta atau disebut juga tanaman lumut.
Lumut termasuk dalam kingdom plantae/ kingdom tumbuhan yang cukup unik. Simak penjelasannya di bawah ini, ya!
Memahami Tanaman Lumut
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai pembuluh sehingga mempunyai jaringan yang berfungsi mengangkut makanan, air dan mineral.
Untuk mengangkut zat ini, lumut atau lumut Hal ini dilakukan melalui transportasi antar sel.
Ciri Ciri Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Mengatakan Bryophyta berasal dari bahasa Yunani, Brum yang artinya lumut dan fita berarti tanaman. Ciri-ciri yang dimilikinya adalah:
- Habitatnya di daerah lembab.
- Tanaman lumut merupakan peralihan dari Thallophyta ke Kormofitakarena tumbuhan lumut tidak mempunyai akar sejati.
- Akar tumbuhan lumut masih berbentuk rizoid, dan tumbuhan lumut juga belum mempunyai ikatan pembuluh seperti xilem dan floem, sehingga untuk mengangkut unsur hara dan hasil fotosintesisnya menggunakan sel antar sel yaitu sel parenkim yang sudah ada.
- Lumut mempunyai klorofil (zat hijau pada daun) sehingga gaya hidupnya bersifat fotoautotrof.
- Ia bereproduksi secara aseksual dengan membentuk spora haploid dan secara seksual dengan peleburan gamet jantan dan betina.
- Dalam siklus hidup/metagenesisnya terdapat fase gametofit yang lebih dominan dibandingkan fase sporofit.
Pengelompokan Bryophyta
Tumbuhan lumut secara umum dikelompokkan menjadi tiga divisi, antara lain sebagai berikut.
- Bryophyta (lumut sejati)
Bryophyta belum mempunyai batang, akar dan daun yang jelas. Struktur seperti akar disebut rizoid. Rizoid membawa air dan nutrisi ke seluruh jaringan tanaman. Namun rizoid tidak memiliki pembuluh untuk membawa air dan unsur hara.
Contoh spesiesnya adalah Politriham sp Dan Sphagnum sp.
- Hepatophyta (lumut hati)
Pada bagian ini sering ditemukan menempel pada bebatuan, dinding rumah, atau tanah tua dan lembab. Struktur tubuh lumut hati mempunyai struktur yang mirip dengan daun, akar dan batang. Daur hidupnya sama dengan lumut daun.
Lumut hati bereproduksi secara aseksual dan seksual. Cara seksualnya membentuk antheridium dan archegonium, sedangkan cara aseksualnya membentuk antheridium dan archegonium. Hepatofita melakukan proses reproduksi dengan sel-sel berstruktur seperti mangkuk yang berisi kumpulan tunas pada permukaan gametofit. Struktur ini dikenal sebagai cangkir gemma.
Contoh spesies lumut hati adalah Marchantia polimorfa Dan Porella.
- Anthocerophyta (lumut tanduk)
Divisi Anthocerophyta mempunyai struktur tubuh seperti tanduk, sehingga diberi nama lumut tanduk. Lumut tanduk hanya memiliki satu jumlah kloroplas dalam setiap selnya. Oleh karena itu, lumut tanduk dikenal sebagai lumut primitif.
Siklus hidup mirip dengan pembelahan Hepatofita sebaik Bryophyta. Pada fase gametofit lebih mendominasi dibandingkan sporofit.
Contoh spesies dari divisi ini adalah Anthoceros sp.
Metagenesis Lumut
Tumbuhan lumut mempunyai dua jenis fase rotasi secara turun-temurun, yaitu fase sporofit dan fase gametofit.
Jika fase sporofit menghasilkan spora haploid atau aseksual, fase gametofit menghasilkan gamet jantan dan betina atau seksual.
Tumbuhan lumut mempunyai alat reproduksi berupa archegonium (jamak: archegonia) yang merupakan tempat terbentuknya sel telur, dan antheridium (jamak: antheridia) yang merupakan tempat terbentuknya sperma. Struktur pada archegonium dan antheridium berada pada tumbuhan yang sama. Namun ada juga beberapa jenis lumut yang memiliki organ reproduksi dengan struktur berbeda.
Proses Metagenesis Lumut
Awalnya, sperma harus berenang untuk mencapai sel telur melalui lapisan air. Sel sperma akan mencapai lokasi sel telur karena bantuan cairan kimia yang menarik sperma.
Nah, cairan tersebut disebabkan oleh adanya tempat lembab atau air. Oleh karena itu, tumbuhan lumut yang hidup di habitat kering harus menunggu turunnya hujan agar dapat menyalurkan gamet jantan untuk melakukan proses reproduksi.
Proses reproduksi, baik seksual maupun aseksual, berlangsung melalui proses yang disebut metagenesis.
Dalam metagenesis, terjadi pergantian keturunan antara generasi sporofit (2n) dan generasi gametofit (n).
Apabila spora jatuh pada tempat yang sesuai, maka spora tersebut akan tumbuh menjadi protonema. Kemudian protonema ini akan tumbuh menjadi tanaman lumut dewasa yang akan menghasilkan gamet jantan yaitu spermatozoid penghasil antheridium.
Dan pada gamet betina yaitu archegonium yang akan menghasilkan ovum. Jika terjadi pembuahan (fertilisasi) antara spermatozoid dan ovum, maka akan terbentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi sporogonium yang nantinya akan menghasilkan spora.
Spora yang telah dihasilkan dari sporogonia akan membelah dan keluar sehingga tumbuh kembali menjadi protonema. Siklus hidup ini akan berlanjut seperti semula lagi.
Peran Tumbuhan Lumut dalam Kehidupan
Kalau kamu mengira tanaman lumut ini cukup mengganggu karena selalu mengotori sumur atau bebatuan lembab, ternyata dibalik itu, tanaman lumut punya peranan penting lho!
Dalam kehidupan, lumut juga mempunyai peranan dan manfaat, antara lain sebagai berikut:
- Dalam ekosistem alami, lumut merupakan tumbuhan pertama yang mampu melapukkan batuan sehingga dapat dijadikan tempat tumbuhnya tumbuhan lain.
- Tanaman lumut dapat menyerap banyak air sehingga jika terjadi bencana banjir dapat dicegah.
- Pada spesies lumut Marchantia polimorfa Dapat digunakan sebagai obat radang liver.
- Pada spesies lumut Sphagnum dapat digunakan sebagai pengganti kapas untuk industri tekstil.
Ketiga kelompok lumut di atas mempunyai perbedaan yang cukup signifikan. Namun dari segi cara reproduksinya, ketiganya mengalami metagenesis. Peranan lumut dalam kehidupan juga sangat penting dalam menjaga ekosistem.
mejakelas.com