Majas Personifikasi – Tahukah anda apa yang dimaksud dengan majas personifikasi? ?. Dari sekian banyak jenis majas yang kita kenal selama ini, majas personifikasi merupakan salah satunya. Saya yakin anda yang sedang atau pernah duduk di bangku sekolah pasti sering mendapat pertanyaan terkait majas ini. Mengenai majas sendiri, materinya terdapat pada pelajaran bahasa Indonesia.

Majas Personifikasi

Meski begitu, ternyata masih banyak dari kita yang belum memahaminya sepenuhnya. Untuk itu pada kesempatan kali ini mularumus.com akan memberikan pembahasan secara detail mengenai majas tersebut.

Memahami

Majas personifikasi adalah majas yang menempelkan ciri-ciri manusia pada suatu benda mati sehingga seolah-olah mempunyai ciri-ciri seolah-olah sedang bertingkah laku seperti manusia. Majas personifikasi berfungsi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan yang digambarkan dan memberikan gambaran nyata atau konkrit dari mimpi tersebut. Penggunaan majas ini dapat ditemukan pada beberapa jenis karya sastra, seperti cerpen, puisi, lagu, dan lain-lain.

Ciri ciri

Personifikasi merupakan salah satu majas perbandingan, yaitu majas yang digunakan untuk membandingkan atau menyandingkan suatu benda dengan benda yang lain.

Beberapa cirinya adalah sebagai berikut:

  1. Majas ini biasanya menggunakan pilihan kata untuk menyampaikan suasana atau ciri-ciri manusia yang berhubungan dengan suatu benda mati.
  2. Gaya bahasa personifikasi juga mengibaratkan benda mati atau benda hidup tetapi bukan manusia, seperti: hewan dan tumbuhan sehingga tampak berperilaku seperti manusia.
  3. Gaya bahasa ini juga menggambarkan suatu keadaan dengan gambaran mimpi atau gambaran nyata (kongkret).

Contoh kalimat

Contoh 1:

  • Suasana hening, kegelapan mencekam, hanya tersisa tubuh-tubuh yang dipeluk malam, menggigil kedinginan.
  • Hari ini aku berharap pelangi akan muncul sambil tersenyum padaku.
  • Dompet mulai berbisik minta segera diisi.
  • Matahari pagi tampak menyapa orang-orang yang sedang menabur di ladang.
  • Teriakan guntur seakan hendak menghancurkan dunia.
  • Komputer ini menyelesaikan semua tugas yang diberikan kepada saya sejauh ini.
  • Pakaian di toko menggoda saya untuk memilikinya.
  • Mata orang-orang dalam lukisan itu terus mengikuti dan menatapku.
  • Hari berlalu begitu cepat seolah tak ada jeda untuk sekadar menarik napas dalam-dalam.
  • Tulisannya menceritakan betapa sengsaranya kehidupannya di masa lalu.
  • Sebulan sekali perlu menyisihkan waktu untuk berwisata ke pedesaan mendengarkan nyanyian merdu alam sekitar.
  • Sinar matahari mengintip melalui jendela kamarku, memaksaku untuk terbangun.
  • Selama lebih dari dua jam, petugas pemadam kebakaran telah memadamkan api di lokasi kebakaran.
  • Bulan dan bintang akan terus menemani perjalananmu malam ini.
  • Tarian dedaunan yang berguguran begitu indah disaksikan di senja hari seperti ini.

Contoh 2:

  • Karangnya yang besar menghalangi ombak yang mengalir menuju pantai.
  • Rangkaian pulau-pulau tersebut semakin lama semakin tidak terkikis oleh ombak.
  • Terlihat awan mulai suram, pertanda akan turun hujan.
  • Di kawasan lereng, kabut tebal dan dingin menyelimuti desa saat pagi menjelang.
  • Langit juga melindungi para pengunjuk rasa di 112 kemarin.
  • Motor tua ini mulai terbatuk-batuk saat digunakan perjalanan jauh.
  • Uang kertas dua ribu itu menyelamatkannya dari kelaparan selama 2 hari.
  • Kata-katanya yang menusuk hati sungguh menyakitiku.
  • Saat aku menatap bulan, dia tampak tersenyum padaku seolah aku sedang merayunya.
  • Daun pohon kelapa melambai kepada para nelayan agar segera mendekati daratan.
  • Ucapan sang Ulama mampu meredam amarah para pengunjuk rasa yang datang.
  • Banjir bandang menyapu puluhan rumah warga di Jakarta Utara.
  • Biarlah seluruh dunia menertawakanku, aku akan tetap menunggu sampai saat ini tanpa ada kepastian darimu.
  • Kucing lucu ini sudah menemaniku sejak kecil.
  • Bencana banjir di Jakarta kemarin memakan 3 korban jiwa.

Contoh 3:

  • Akhir tahun lalu, seorang siswa SMA menghilang di Pantai Teleng Ria terseret ombak.
  • Sore ini matahari bersembunyi di balik awan.
  • Paketnya datang saat saya di Jakarta.
  • Angin malam ini menggoda rambut dan wajahku.
  • Beberapa tahun lalu Gunung Merapi memuntahkan lava dari dalam tubuhnya.
  • Aroma makanannya menggoda lidah untuk langsung dicicipi.
  • Siang malam bayanganmu selalu mengganggumu.
  • Informasi tentang kesuksesan Rivai datang kepada saya dengan sangat cepat.
  • Beberapa bulan terakhir, Riau diselimuti asap tebal akibat pembakaran hutan.
  • Aku melamun mendengarkan bisikan lembut angin yang masuk ke telingaku.
  • Suara kicauan puluhan burung memenuhi langit hutan.
  • Kekayaan bisa membutakan banyak orang.
  • Pemandangan di atas gunung memanjakan mata para pendaki.
  • Helm melindungi Anda dari benturan keras jika terjatuh.
  • Tugas ini hampir mencapai tenggat waktu. itu harus selesai besok.

Contoh 4:

  • Suara kakek menyadarkanku dari lamunan panjang masa mudanya.
  • Narkoba dan obat-obatan terlarang telah membunuh jutaan korban.
  • Materi kalkulus sudah masuk ke kepala saya.
  • Ponsel pintar telah menghipnotis penggunanya.
  • Perahu nelayan melaju kencang melintasi laut, bergegas pulang.
  • Skripsi itu menyadarkanku akan rasa malas yang berkepanjangan.
  • Siapa sangka matahari sore ini begitu cerah dibandingkan pagi ini?
  • Udara dingin di luar membuatku tidak bisa pergi ke sekolah.
  • Kebencian anak laki-laki itu pada sahabatnya telah menutup rapat pintu hatinya.
  • Berhentilah merokok karena dapat membunuh orang-orang terdekat Anda.

Sekian pembahasan artikel kali ini, semoga bermanfaat dan memberikan pengetahuan baru bagi pembaca.

Baca juga artikel terkait:

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *