Memahami Resesi Ekonomi – Apa yang dimaksud dengan resesi? Apa jadinya jika terjadi resesi di Indonesia? Apa yang dimaksud dengan inflasi dan resesi?
Baca Juga: Motif Ekonomi
Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas pengertian resesi secara lengkap, penyebab, dampak, akibat dan cara mengatasi resesi ekonomi di Indonesia.
bersembunyi
Memahami Resesi
Penyebab Resesi Ekonomi di Indonesia
Dampak Resesi Ekonomi Bagi Indonesia
Karena Resesi
Cara Mengatasi Resesi Ekonomi
Memahami Resesi
Pengertian resesi atau kemerosotan ekonomi makro adalah suatu kondisi dimana produk domestik bruto (PDB) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.
Resesi dapat menyebabkan penurunan secara bersamaan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan
Resesi sering kali dikaitkan dengan penurunan harga (deflasi) atau sebaliknya dengan kenaikan harga yang tajam (inflasi) dalam proses yang disebut stagflasi.
Resesi ekonomi yang berlangsung lama disebut depresi ekonomi. Penurunan tingkat perekonomian secara drastis (biasanya karena depresi berat, atau akibat hiperinflasi) disebut keruntuhan ekonomi.
Penyebab Resesi Ekonomi di Indonesia
Padahal, Indonesia hanya menjadi korban resesi yang mengguncang Amerika sebagai raksasa dunia. Pengaruh resesi Amerika masuk ke Indonesia melalui bursa dan sektor riil. Melalui sektor riil, Amerika yang merupakan negara yang menyerap hampir 10% ekspor Indonesia atau terbesar kedua setelah Jepang, tentunya akan mengganggu volume ekspor Indonesia dan juga merugikan perusahaan-perusahaan di Indonesia yang bergantung pada ekspor ke Amerika. Lemahnya ekspor akan menekan produksi di sektor riil yang kemudian berdampak pada sektor keuangan.
Dampak Resesi Ekonomi Bagi Indonesia
Berikut dampak atau pengaruh krisis keuangan global terhadap Indonesia secara umum, antara lain:
- Ketidakstabilan nilai tukar dolar akan berdampak langsung sehingga nilai tukar dolar akan menyebabkan nilai tukar rupiah melemah dan juga berdampak pada ekspor dan impor Indonesia.
- Dari segi suku bunga. Jika dolar tidak stabil, suku bunga akan naik karena Bank Indonesia akan menarik rupiah. Sehingga akan berdampak pada peningkatan inflasi. Dampaknya terhadap bank syariah adalah menjadi kurang kompetitif.
- Kombinasi nilai tukar dolar yang tinggi dan kenaikan suku bunga berdampak pada dua hal, yakni batalnya investasi di sektor riil serta investasi di saham. Banyak orang yang keluar dari bisnis saham pasar modal.
Pada awal krisis, dampaknya adalah bursa saham Indonesia terpuruk. Saat bursa saham di Amerika dan Eropa anjlok 4%, Indonesia terpuruk 2x lipat, bahkan sampai 10%.
Baca Juga: Pembangunan Ekonomi
Transmisi dampaknya ke sektor riil mungkin akan lebih parah ketika nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS. Pengusaha akan kesulitan likuiditas. Konsekuensi yang mungkin terjadi adalah Indonesia menjadi sasaran dumping barang ekspor dari negara lain. Jika barang-barang yang semula hendak diekspor ke AS dibatalkan karena resesi, maka yang perlu dikhawatirkan adalah masuknya barang-barang tersebut ke Indonesia secara ilegal.
Karena Resesi
Gejala kebingungan terutama dirasakan di negara-negara industri yang menganut sistem ekonomi bebas atau campuran. Sebab, reaksi dunia usaha lebih cepat dan sensitif, sedangkan permintaan masyarakat lebih elastis. Namun Indonesia juga merasakan dampaknya, jika terjadi resesi di luar negeri. Misalnya pada tahun 1979-1980 perekonomian dunia mengalami resesi melalui kegiatan ekspor-impor yang mempengaruhi kondisi perekonomian dalam negeri.
Berikut dampak resesi internasional terhadap perekonomian Indonesia, antara lain:
- Harga minyak bumi tidak bisa naik tetapi cenderung turun.
- Banyak komoditas ekspor yang mulai mengalami penurunan harga dan berdampak pada volume ekspor. Begitu pula dengan komoditas lain seperti lada, kopi, tapioka, rotan, bijih nikel, bauksit, dll. Harganya sedikit melemah. Nilai hasil ekspor nonmigas secara riil dapat dikatakan akan sedikit menurun dan kemungkinan akan terus berlanjut.
- Ekspor barang industri seperti tekstil juga mengalami kendala akibat proteksionisme di luar negeri.
- Resesi dunia masih berlangsung, baik di Amerika, Eropa, dan Jepang. Akibatnya, permintaan barang ekspor Indonesia tidak meningkat bahkan menurun.
- Suku bunga di Amerika tinggi. Akibatnya, dolar lari ke Amerika; posisi dolar ($) meningkat dibandingkan rupiah (Rp).
- Selain menimbulkan spekulasi kemungkinan devaluasi rupiah, ekspor Indonesia semakin sulit bersaing di pasar luar negeri.
- Turunnya harga minyak merupakan pukulan berat bagi perekonomian Indonesia, dana pembangunan yang sebelumnya bersumber dari pendapatan migas menurun drastis.
- Ekspor nonmigas juga terpukul, tidak meningkat seperti yang diharapkan dan tidak mampu mengimbangi kerugian akibat penurunan harga minyak.
- Cabang industri dalam negeri yang terdampak antara lain tekstil, otomotif, elektronik, konstruksi.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi
Cara Mengatasi Resesi Ekonomi
Resesi ekonomi berdampak pada neraca pembayaran ekspor dan impor, serta berdampak pada pasar saham dan pasar uang. Namun dari sejumlah dampak yang teridentifikasi, pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan fiskal. Kebijakan tersebut antara lain berupa pengurangan bea masuk, pemberian subsidi, dan pemberian insentif agar perusahaan atau dunia usaha tidak terlalu terbebani. Sementara di bidang moneter, keputusan yang diambil Bank Indonesia (BI) adalah mempertahankan suku bunga acuan BI rate pada level 9,5.
Hal ini dilakukan Bank Indonesia dalam rangka mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan upaya menjaga stabilitas moneter. Di Indonesia, tekanan inflasi mulai mereda meskipun tingkat inflasi masih cukup tinggi yaitu mencapai 11,77% year on year. Bank Indonesia tidak mengubah BI rate dengan mengutamakan menahan ekspektasi inflasi dan menjaga nilai tukar rupiah agar tidak semakin melemah.
Artikel ini membahas tentang pengertian resesi secara lengkap, penyebab, dampak, akibat dan cara mengatasi resesi ekonomi di Indonesia. semoga bermanfaat