Struktur Tata Surya – Apa yang dimaksud dengan tata surya? Apa itu tata surya? Apa fungsi tata surya? Berikan contoh tata surya! Planet apa saja yang termasuk dalam tata surya?
Baca Juga: Pengertian Lubang Hitam
Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas rangkuman materi mengenai pengertian tata surya, fungsinya, teori pembentukan dan susunan tata surya secara lengkap.
bersembunyi
Memahami Tata Surya
Teori Pembentukan Tata Surya
Teori Kabut (Teori Nebula)
Teori Planetesima
Teori Pasang Surut
Teori Awan Debu
Teori Bintang Kembar
Struktur Tata Surya
Matahari
Planet-planet
Air raksa
Venus
Bumi
Mars
Jupiter
Saturnus
Uranus
Neptunus
Asteroid
Komet
Meteoroid, Meteor dan Meteorit
Memahami Tata Surya
Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri dari bintang besar bernama matahari dan semua benda yang terikat oleh gaya gravitasinya. Benda ini terdiri dari 8 buah planet, Pengertian planet adalah suatu benda astronomi yang mengorbit pada suatu bintang atau sisa suatu bintang yang cukup besar sehingga mempunyai gravitasinya sendiri, tidak terlalu besar untuk terjadinya fusi termonuklir dan membersihkan daerah orbitnya yang penuh. dari planetesimal. Planet-planet ini memiliki orbit elips. Selain planet, telah teridentifikasi lima planet katai, 173 satelit alam, jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) dan lain sebagainya.
Tata surya atau keluarga matahari (Matahari dan keluarganya) adalah suatu sistem yang terdiri dari matahari sebagai pusat tata surya dan dikelilingi oleh planet, komet, meteor, satelit, dan asteroid.
Teori Pembentukan Tata Surya
Banyak sekali para ahli yang memberikan teori-teori yang menyatakan pendapatnya mengenai terbentuknya tata surya, berikut beberapa teori mengenai tata surya, antara lain:
Teori Kabut (Teori Nebula)
Teori kabut atau teori nebula dikemukakan oleh Immanuel Kant (1749-1827) dan Pierre Simon de Laplace (1796).
Dimana dalam teori ini disebutkan bahwa matahari dan planet-planet berasal dari kabut pijar yang berputar-putar di alam semesta, karena perputarannya berupa kabut yang membentuk lingkaran seperti bola besar, semakin kecil bola maka semakin cepat putarannya. Akibatnya bentuk bola menyempit di kutub dan melebar di ekuator, bahkan sebagian massa kabut gas menjauhi gumpalan inti dan membentuk cincin di sekeliling bagian utama kabut dan cincin tersebut kemudian terbentuk. bongkahan padat yang disebut planet dan satelitnya. Sedangkan bagian tengahnya yang bersinar masih berupa gas pijar yang sering terlihat pada siang hari sebagai matahari.
Teori Planetesima
Teori planetesima dikemukakan oleh Ahli Geologi Thomas C. Chamberlin (1843-1928) dan Astronom Forest R. Moulton (1872-1952).
Teori ini menyatakan bahwa tata surya bisa terbentuk karena adanya bintang lain yang berada cukup dekat dengan Matahari, pada awal terbentuknya Matahari. Kedekatan ini menciptakan tonjolan di permukaan matahari dan bersama dengan proses internal matahari, berulang kali menarik material dari matahari. Efek gravitasi bintang menyebabkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari.
Meskipun sebagian besar materi tertarik kembali, bagian lainnya akan tetap berada di orbit, mendingin dan memadat dan menjadi benda kecil yang disebut planetesimal dan bagian yang lebih besar disebut protoplanet. Benda-benda tersebut lama kelamaan bertabrakan dan membentuk planet dan bulan, sedangkan material sisanya menjadi komet dan asteroid.
Baca Juga : Pengertian Komet
Teori Pasang Surut
Teori pasang surut dikemukakan oleh Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891) yang berasal dari Inggris.
Teori ini menyatakan bahwa planet diperkirakan terbentuk karena mendekatnya bintang lain terhadap Matahari. Situasi hampir tabrakan menyebabkan sejumlah besar materi ditarik dari matahari dan bintang-bintang lain oleh gaya pasang surut yang saling menguntungkan dan kemudian terkondensasi menjadi sebuah planet.
Setelah bintang melintas, gaya tarik menarik bintang tersebut cukup besar di permukaan Matahari. Terjadi proses pasang surut, mirip dengan pasang surut air laut akibat tarikan bulan. Sebagian massa matahari membentuk cerutu yang terputus-putus membentuk gumpalan gas di sekeliling matahari dengan ukuran berbeda-beda, gumpalan tersebut memadat dan kemudian membentuk beberapa planet.
Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet yang berada di tengah seperti Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus merupakan planet raksasa sedangkan yang berada di ujung merupakan planet kecil. Lahirnya kesembilan planet tersebut disebabkan adanya pecahan gas matahari berbentuk cerutu yang menyebabkan ukuran planet berbeda-beda.
Namun, Astronom Harold Jeffreys pada tahun 1929 menolak hipotesis ini dan berpendapat bahwa tabrakan semacam itu hampir mustahil terjadi.
Teori Awan Debu
Teori awan debu ini dikemukakan oleh Carl Von Weizsaeker (1940) dan kemudian disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950). Teori ini menyatakan bahwa tata surya terbentuk dari awan gas dan debu. Gumpalan awan tersebut mengalami pemampatan, dalam proses pemampatan tersebut partikel-partikel debu tertarik ke bagian tengah awan sehingga membentuk bola dan mulai berputar, kemudian membentuk piringan yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di tengah piringan saling menekan dan menciptakan panas dan cahaya, bagian itu menjadi matahari. Sedangkan bagian luarnya berputar sangat cepat hingga pecah menjadi gumpalan-gumpalan kecil, terpelintir dan membeku, lalu menjadi sebuah planet.
Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar ini dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001). Teori ini menyatakan bahwa tata surya berbentuk dua bintang yang berukuran hampir sama dan letaknya berdekatan, salah satunya meledak sehingga menimbulkan puing-puing kecil. Selanjutnya, puing-puing tersebut terperangkap oleh gravitasi bintang yang belum meledak dan mulai mengelilinginya.
Struktur Tata Surya
Berikut rangkuman anggota tata surya, antara lain:
Matahari
Matahari merupakan bintang induk tata surya dan merupakan komponen utama tata surya. Ukuran matahari sekitar 332.830 massa bumi, sehingga menghasilkan kepadatan inti yang cukup besar untuk mendukung kelanjutan fusi nuklir dan mengeluarkan energi yang sangat besar. Sebagian besar energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi elektromagnetik, termasuk spektrum optik.
Baca Juga : Pengertian Meteor
Berikut ini adalah sifat-sifat matahari, antara lain:
- Matahari merupakan bola gas panas yang memancarkan sumber energinya sendiri ke segala arah.
- Matahari adalah pusat tata surya.
- Padahal, matahari di alam semesta merupakan bintang kecil.
- Matahari dan energi yang dipancarkannya menjamin kehidupan manusia di bumi.
- Diameter matahari 100x diameter bumi, jadi bisa diibaratkan jika matahari adalah wadah kosong maka bisa menampung lebih dari 1 juta bumi.
Planet-planet
Pengertian planet adalah suatu benda astronomi yang mengorbit pada suatu bintang atau sisa bintang yang cukup besar sehingga mempunyai gravitasinya sendiri, tidak terlalu besar untuk terjadinya fusi termonuklir dan membersihkan daerah orbitnya yang penuh dengan planetesimal. Planet-planet ini memiliki orbit elips. Berikut ini adalah planet-planet besar di tata surya, antara lain:
Air raksa
Merkurius merupakan planet dalam terkecil dan merupakan salah satu planet terdekat dengan Matahari, jarak rata-rata ke Matahari sekitar 58 juta km, serta memiliki diameter sekitar 4.880 km. Merkurius tidak mempunyai atmosfer, suhu di sekitar planet ini berkisar antara 200 C hingga 400 C. Gravitasi Merkurius hanya kurang lebih sepertiga gravitasi bumi.
Venus
Venus adalah planet terdekat dengan bumi. Planet ini memiliki diameter 12.104 km. Jarak rata-rata ke Matahari sekitar 106 km, dan memiliki masa revolusi sekitar 224 hari. Sedangkan gravitasi Venus sekitar 2.300 dengan tekanan udara 20 atmosfer (20x tekanan udara di bumi), permukaan Venus tertutup awan tebal setebal 48 km. Hasil pengamatan beberapa wahana antariksa menunjukkan bahwa di planet ini terdapat formasi batuan muda dan pegunungan tua, atmosfernya berupa debu kering yang meliputi CO2, N dan O2.
Bumi
Bumi merupakan satu-satunya planet yang dihuni makhluk hidup dengan komposisi sebagai berikut:
- Lapisan biosfer tersusun atas unsur nikel dan besi dengan ketebalan kurang lebih 3.470 km.
- Lapisan litosfer terdiri dari lapisan Sial karena tersusun dari SiO2 dan Al2 dan O3 serta bagian SiMA yang terdiri dari SiO2 dan MgO dan Al2O3, ketebalan antara SiAl dan SiMA tidak beraturan, di pegunungan sangat dalam dan di pegunungan. laut bagian Sial berhubungan langsung dengan Sima.
- Lapisan tengahnya tebalnya kurang lebih 1.700 km dan terdiri dari batuan meteorit.
Bumi merupakan planet yang istimewa, karena Bumi tidak hanya menjadi tempat hidup manusia saja, namun terdapat juga makhluk hidup lain yang dapat berkembang biak dengan baik. Planet bumi mempunyai satelit yaitu bulan.
Mars
Mars adalah planet keempat dari matahari. Planet Mars memiliki atmosfer yang sangat tipis yang sebagian besar terdiri dari karbon dioksida (95,3%), nitrogen (2,7%), argon (1,6%), oksigen (0,15%), dan air (0,03%).
Jupiter
Jupiter merupakan planet terbesar dengan diameter sekitar 130.000 km. Jarak rata-rata ke matahari kurang lebih 778 juta km. Struktur Jupiter hampir sama dengan struktur matahari dan mayoritas terdiri dari hidrogen dan campurannya seperti NH3, Helium, Amonia dan Metana.
Saturnus
Saturnus merupakan planet terbesar kedua setelah Jupiter, jarak rata-rata ke matahari kurang lebih 1.426 km dengan masa revolusi planet sekitar 29,5 tahun dan waktu yang dibutuhkan untuk berputar pada porosnya sekitar 10 jam. Saturnus memiliki 17 satelit dan beberapa yang paling menonjol adalah Titan, Tethys, Rea, Dione, dan tiga cincin indah, ketiga cincin ini dapat dipecah menjadi:
- Ring A merupakan lingkar luar yang diameternya 260.000 km.
- Ring B merupakan ring tengah yang memiliki diameter sekitar 152.000 km.
- Ring C merupakan cincin yang diameternya 160.000 km.
Baca Juga : Pengertian Asteroid
Uranus
Uranus merupakan planet dengan jarak rata-rata ke Matahari sekitar 2,869 juta km dan mengorbit Matahari dalam waktu 84 tahun dengan kecepatan rotasi 11 jam. Planet Uranus memiliki diameter sekitar 49.700 km. Di planet ini ditemukan unsur helium, hidrogen, dan metana. Planet Uranus mempunyai lima satelit yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Keistimewaan planet Uranus adalah sumbu rotasinya berada pada bidang yang sama dengan bidang revolusinya. Di Uranus, matahari bergeser dari utara ke selatan selama masa revolusinya.
Neptunus
Neptunus merupakan planet yang terjauh dari Matahari yaitu sekitar 4,495 juta km dan berputar mengelilingi Matahari dalam waktu 165 tahun. Waktu rotasi adalah 15 jam. Satelit yang dimiliki Neptunus ada 2 yaitu Triton yang berdiameter 4.000 km, mempunyai atmosfer, dan mirip Pluto, sedangkan Nereid berdiameter 2000 km, letaknya lebih jauh dari bumi dibandingkan Triton.
Asteroid
Asteroid adalah benda langit yang berukuran lebih kecil dari planet namun lebih besar dari meteoroid, umumnya terletak di bagian dalam tata surya (lebih dalam dari orbit planet Neptunus). Nama lain dari asteroid adalah planetoid atau planet kecil. Secara visual, asteroid berbeda dengan komet karena pendatangnya memiliki koma atau ekor, sedangkan asteroid tidak.
Jumlah asteroid di tata surya mencapai jutaan, para ilmuwan memperkirakan asteroid berasal dari sisa-sisa planet yang hancur. Sebagian besar asteroid yang telah teridentifikasi mengorbit pada sabuk asteroid antara planet Mars dan planet Jupiter.
Komet
Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan orbit berbentuk oval, parabola, atau hiperbolik. Istilah komet berasal dari kata Yunani “kometes” yang berarti “rambut panjang. Komet juga diartikan sebagai bintang yang berekor.
Masyarakat Jawa menyebut komet Lintang Kemukus karena ekornya yang “berkukus” atau berdebu. Selain itu, bagian ekornya juga menyerupai buah kemukus yang dikeringkan.
Bagian yang biasa disebut ekor komet ini merupakan kabut tipis berdebu yang terbentuk dari penguapan material komet saat mendekati Matahari. Panjang ekor komet bisa mencapai jutaan kilometer dan beberapa komet menempuh jarak yang lebih jauh dibandingkan komet saat mengorbit matahari. Karena jaraknya yang berbeda-beda, waktu yang dibutuhkan komet untuk mengorbit matahari juga berbeda-beda, bahkan beberapa komet membutuhkan waktu ribuan tahun untuk menyelesaikan satu kali orbit matahari. Diameter inti komet hanya sekitar 8-25 km.
Meteoroid, Meteor dan Meteorit
Meteor adalah penampakan meteoroid yang jatuh ke atmosfer bumi yang terjadi akibat panas yang ditimbulkan oleh tekanan saat meteorit tersebut memasuki atmosfer.
Ukuran meteorit berkisar dari seukuran sebutir pasir hingga satu meter. Meteorit dapat bergerak dengan kecepatan 72 jam/s dan dapat berlawanan dengan pergerakan bumi.
Ketika meteorit bertabrakan dengan atmosfer suatu planet maka akan berubah menjadi meteor. Kilatan api yang dihasilkan meteor ketika terbakar di atmosfer memiliki cahaya yang lebih terang dibandingkan Venus, itulah sebabnya meteor sering disebut bintang jatuh.
Baca juga: Pengertian Galaksi Bima Sakti
Setiap hari diperkirakan lebih dari 43.500 kg material meteorik jatuh ke bumi dan terdapat jutaan meteor yang masuk ke atmosfer bumi namun sebagian besar terbakar sebelum mencapai permukaan. Jika meteor memasuki atmosfer dan jatuh ke permukaan suatu planet, maka disebut meteorit.
Meteorit yang jatuh menghasilkan ledakan, orang zaman dahulu percaya bahwa itu adalah bintang yang jatuh dari langit.
Demikianlah artikel yang membahas tentang pengertian tata surya secara lengkap, fungsinya, teori pembentukan dan susunan tata surya. semoga bermanfaat