Suhu
Faktor suhu akan mempengaruhi kerja enzim sehingga proses metabolisme sel yang melibatkan enzim juga akan terganggu. Gangguan pada metabolisme sel akan berdampak buruk pada pertumbuhan. Berdasarkan suhu optimal untuk pertumbuhannya, bakteri dibedakan menjadi tiga, yaitu:
- Psikrofil, tumbuh optimal pada suhu yang relatif rendah di bawah 20 derajat Celcius. Misalnya bakteri besi (Gallionella sp)
- Mesofil, tumbuh optimal pada kisaran suhu 20 – 40 derajat Celcius. Misalnya E.coli yang tumbuh optimal pada suhu 37 derajat Celcius
- termofil, tumbuh optimal pada suhu 40 derajat Celcius. Misalnya Termus akuatikus yang tumbuh optimal pada suhu 65 derajat Celcius dan Sulfolobus acidocaldarius yang tumbuh optimal pada suhu 80 derajat Celcius.
Derajat Keasaman (pH)
Faktor pH akan mempengaruhi kerja enzim dan permeabilitas sel sehingga pengangkutan nutrisi ke dalam sel akan terganggu. Dan gangguan ini akan berdampak pada metabolisme dan pertumbuhan sel. Berdasarkan pH pertumbuhan optimalnya, bakteri dibedakan menjadi:
- asidofil, tumbuh optimal pada pH rendah di bawah pH 5,5. Misalnya, Acetobacter aceti Dan Tiobacillus sp.
- Neutrofil, tumbuh optimal pada pH sekitar netral antara pH 6-8. Misalnya, Bacillus subtillis Dan Salmonella tifosa.
- alkalifili, tumbuh optimal di atas pH 8. Misalnya, Vibrio kolera (pH 9) atau Agrobakterisp.
Tekanan Osmotik
Tekanan osmotik juga akan mempengaruhi permeabilitas membran sel yang berdampak pada transportasi nutrisi. Dan beberapa bakteri suka hidup dalam konsentrasi larutan yang tinggi (holafil). Misalnya, Vibrio parahaemolyticus yang hidup pada konsentrasi larutan dengan kandungan garam 3,5%, jauh diatas batas normal yaitu 0,85%.
Aktivitas Air (Aw)
Air dibutuhkan sel untuk mengaktifkan kerja enzim dan melarutkan nutrisi agar lebih mudah diangkut ke dalam sel. Air yang dibutuhkan harus berupa air bebas, artinya tidak terikat oleh bahan koloid. Oleh karena itu nilai Awdipengaruhi oleh tekanan osmotik suatu larutan, misalnya kadar gula atau kadar garam. Sebuah tingkatanw normal untuk bakteri berkisar antara 0,90 – 0,97. Sedangkan bakteri yang suka hidup pada level Aw jauh di bawah kisaran ini dapat dikategorikan sebagai bakteri xerofil.
Oksigen
Pada dasarnya, bakteri bergantung pada oksigen untuk kelangsungan hidupnya. Bakteri seperti ini dikenal sebagai bakteri aerob. Oksigen dibutuhkan sebagai akseptor elektron terakhir pada proses respirasi yang akan menghasilkan energi ATP. Namun, bagi beberapa bakteri, keberadaan oksigen bersifat racun. Dan bakteri seperti itu biasa disebut bakteri anaerob dan jalur metabolisme untuk menghasilkan ATP adalah melalui jalur fermentasi.
Proses pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri dapat diterapkan dalam industri makanan dan minuman. Dengan menciptakan kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga produk makanan atau minuman dapat dihindari. Oleh karena itu, produk tersebut dapat terhindar dari kerusakan sehingga produsen terhindar dari kerugian.