Pernahkah Anda makan keju atau nata de coco? Tahukah kamu kedua bahan makanan ini terbuat dari apa? Mungkin sebagian dari Anda tahu kalau keju terbuat dari susu dan nata de coco terbuat dari air kelapa. Namun tahukah Anda kalau keju dan nata de coco terbentuk dengan bantuan bakteri?

Pada postingan sebelumnya kita telah membahas perbedaan bakteri eukariotik dan prokariotik. Berdasarkan perbandingan rangkaian RNA ribosomnya, para ahli membagi organisme prokariotik menjadi dua kingdom, yaitu kingdom Eubacteria dan kingdom Archaebacteria. Kali ini kita akan membahas Eubacteria.

eubakteri

Eubakteri

Eubacteria atau bakteri merupakan organisme yang umumnya tidak memiliki klorofil. Bakteri mempunyai diameter 0,5-1 pm dan panjang 0,1-10 pm. Bakteri mampu hidup di berbagai media sehingga dikatakan bersifat kosmopolitan.

  1. Karakteristik dan Struktur Bakteri

Struktur tubuh yang selalu terdapat pada setiap bakteri antara lain materi genetik, ribosom, plasma sel, dinding sel, membran sel dan cadangan makanan. Materi genetiknya berupa kromosom yang tersusun atas molekul DNA sirkular yang mengandung ribuan gen untuk mengontrol aktivitas sel bakteri. DNA berisi sekumpulan informasi genetik. Ribosom bakteri berfungsi untuk sintesis protein dan tersusun dari protein dan RNA. Kumpulan ribosom disebut polisom atau poliribosom. .

Bakteri memiliki dinding sel yang berfungsi memberikan bentuk kaku pada tubuh bakteri. Dinding sel yang kaku berfungsi mencegah sel membengkak dan pecah akibat tekanan osmotik jika ditempatkan dalam larutan dengan konsentrasi lebih rendah (hipotonik). Berdasarkan struktur dinding selnya, bakteri dibedakan menjadi bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Bakteri gram positif merupakan kelompok bakteri yang mempunyai warna ungu setelah diberi perlakuan pewarnaan Gram. Bakteri gram negatif merupakan kelompok bakteri yang tidak tampak berwarna ungu setelah diberi perlakuan pewarnaan Gram. Membran permukaan sel permeabel terhadap beberapa glukosa, asam amino dan gliserol.

Selain struktur yang sudah ada, beberapa bakteri mempunyai struktur tambahan, misalnya flagel pada Salmonella typhosa, membran fotosintetik pada bakteri klorofil dan Bacteriopurpurin, serta pilus yang digunakan saat konjugasi pada bakteri Escherichia coli.

Kapsul dan lapisan lendir merupakan struktur tambahan pada bakteri. Kapsul memiliki struktur yang lebih tebal dan padat dibandingkan lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir memberikan perlindungan tambahan terhadap bakteri, misalnya Streptococcus pneumoniae (penyebab pneumonia).

Flagel merupakan struktur tambahan yang memungkinkan bakteri bergerak (mobil). Gerakannya menyerupai gerakan pembuka tutup botol (gerakan memutar). Flagel bakteri aerob berguna untuk bergerak menuju tempat yang mengandung oksigen. Flagel bakteri fotosintetik berguna untuk bergerak searah cahaya.

Berdasarkan jenis flagelnya, bakteri dibedakan menjadi monotrik, amfitrich, lopotrichous, peritrichous, dan atritic. Monotrik memiliki satu flagel yang terletak di salah satu ujungnya, misalnya pada Pseudomonas aeruginosa. Amfitriches memiliki satu atau dua flagela di kedua ujungnya, misalnya pada Aquaspirillum serpens. Lofotrik memiliki banyak flagela di salah satu ujungnya, misalnya pada Pseudomonas

berpendar. Peritrich memiliki banyak flagela di seluruh tubuhnya, misalnya pada Salmonella typhosa. Atric tidak memiliki flagel.

Pilus atau fimbria merupakan struktur tambahan yang berkembang dari dinding sel, misalnya pada bakteri Gram negatif. Fimbria merupakan alat perlekatan antara satu sel bakteri dengan sel bakteri lain atau antara sel bakteri dengan permukaan tubuh organisme lain. Pilus adalah saluran penghubung untuk transfer DNA selama konjugasi.

Mesosom adalah bagian membran yang membentuk lipatan. Mesosom berfungsi sebagai tempat pemisahan dua molekul DNA anak dan pembentukan dinding sel baru. Membran fotosintetik adalah struktur khusus pada bakteri fotosintetik. Membran fotosintesis merupakan membran permukaan sel yang melengkung ke dalam dan mengandung pigmen fotosintesis (klorofil bakteri).

Genera tertentu, misalnya Clostridium dan Bacillus, akan membentuk endospora (spora yang dihasilkan di dalam sel). Endospora bersifat dorman (keadaan sel tidak aktif dan proses metabolisme berkurang), tahan panas (suhu di atas 80 °C), dan tahan terhadap radiasi gelombang pendek. Spora bakteri bukanlah alat reproduksi. namun merupakan upaya bakteri untuk melindungi diri dari keadaan yang tidak menguntungkan (kondisi ekstrim).

  1. Jenis dan Bentuk Bakteri

Berdasarkan bentuknya, bakteri dibedakan menjadi basil, kokus, dan spiral.

berbagai bentuk bakteri

A. Kemangi (Batang)

Bakteri berbentuk batang dibagi menjadi:

  • monobacilli, diplobacilli, dan streptobacilli. Monobacillus (batang tunggal) Misalnya Escherichia coli dan Lactobacillus casei.
  • Diplobasil (batangnya berkelompok dua) Misalnya Salmonella typhosa.
  • Streptobacilli (rantai batang) Misalnya Azotobacter dan Bacillus anthracis.

B. Kokus (bola)

Bakteri berbentuk bola dibagi menjadi monokokus, diplokokus, streptokokus, dan stafilokokus.

  • Monococcus (tunggal) Misalnya Micrococcus luteus.
  • Diplococci (bola dalam kelompok dua per dua) Misalnya Diplococcus pneumoniae (yang menyebabkan pneumonia).
  • Streptococcus (bentuk rantai) Misalnya Streptococcus thermophilus (untuk pembuatan yoghurt).
  • Staphylococci (berkumpul seperti buah anggur) Misalnya Staphylococcus aureus.
  • Sarcina (bentuk kubus) Misalnya Sarcina lutea.

C. Spirilum (Spiral atau Seperti Huruf S)

Bakteri berbentuk spiral dibagi menjadi koma dan spirochetes seperti terlihat pada Gambar 4.3.

  • Koma Misalnya Vibrio cholerae (penyebab kolera).
  • Spirochaeta (spiral dan berekor) contoh: Spirochaeta pallida atau Treponema pallidum (penyebab penyakit raja singa/sifilis).
  1. Perkembangbiakan Bakteri

Pertumbuhan bakteri adalah bertambahnya jumlah bakteri dalam suatu koloni dengan cara pembelahan. Hal ini dipengaruhi oleh temperatur (suhu). Suhu yang tinggi akan menyebabkan kematian atau menghambat perkembangan bakteri. Bakteri hidup sangat baik di lingkungan dengan kelembapan tinggi. Sinar matahari akan menghambat pertumbuhan bakteri. Sifat ini digunakan untuk mengawetkan berbagai bahan makanan dengan cara dikeringkan (misalnya ikan asin dan dendeng), sehingga memperlambat pembusukan oleh bakteri. Bahan kimia tertentu akan membunuh koloni bakteri, misalnya antibiotik penisilin.

Faktor-faktor yang membatasi pertumbuhan bakteri antara lain zat makanan, zat ekskresi yang terkubur dalam medium, dan predator.

  1. Zat makanan. Banyaknya jumlah makanan atau nutrisi yang tersedia akan meningkatkan jumlah koloni bakteri. Sebaliknya, berkurangnya nutrisi menyebabkan koloni bakteri menyusut, bahkan mati jika nutrisi yang tersedia habis.
  2. Zat hasil ekskresi yang terakumulasi dalam medium. Biasanya bakteri hidup pada media tertentu. Berkembangnya jumlah koloni akan meningkatkan akumulasi produk limbah dari proses metabolisme pada media sehingga mengurangi jumlah koloni bakteri.
  3. Predator bakteri. Predator bakteri biasanya Amoeba dan Didinium.

Reproduksi bakteri dapat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara membelah diri menjadi dua (pembelahan biner). Reproduksi generatif dilakukan melalui rekombinasi genetik. Rekombinasi genetik merupakan suatu metode penggabungan materi genetik berupa DNA antar bakteri dalam satu spesies. Rekombinasi genetik pada bakteri dapat dibagi menjadi transformasi. transduksi, dan konjugasi.

  1. Transformasi
    Transformasi adalah proses perpindahan materi genetik berupa DNA dari satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya. Menurut Frederick Griffith (1928), transformasi dapat terjadi pada bakteri Streptococcus pneumoniae, Haemophillus, Neisseria gonorrhoeae, Bacillus, dan Rhizobium.
  2. Transduksi
    Transduksi adalah perpindahan materi genetik dari satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya melalui perantara (berupa bakteriofag). Hal ini berdasarkan hasil penelitian Norton Zinder dan Joshua Lederberg (1952).
  3. Konjugasi
    Konjugasi adalah transfer DNA secara langsung melalui kontak sel menggunakan pilus, misalnya pada bakteri Escherichia coli.
  1. Persyaratan Kehidupan Bakteri

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bakteri dapat mengambil makanan langsung dari alam. Namun ada juga bakteri yang harus mengubah senyawa tertentu menjadi senyawa yang dibutuhkan. Berdasarkan cara memperoleh makanannya, bakteri dibedakan menjadi bakteri autotrofik dan heterotrofik.

A. Bakteri Autotrofik
Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dari zat anorganik dan mengubahnya menjadi zat organik. Ada dua jenis bakteri autotrofik, yaitu bakteri fotoautotrofik dan bakteri kemoautotrofik.

  • Bakteri Fotoautotrofik. Bakteri fotoautotrofik adalah bakteri yang menggunakan cahaya sebagai sumber energinya. misalnya bakteri hijau (bakteri klorofil) dan bakteriopurpurin.
  • Bakteri Kemoautotrofik. Bakteri kemoautotrof adalah bakteri yang memanfaatkan senyawa kimia sebagai sumber energinya, misalnya bakteri belerang, bakteri besi, bakteri nitrogen, dan bakteri nitrat.

B. Bakteri Heterotrofik.
Bakteri heterotrofik adalah bakteri yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri. Bakteri heterotrofik dibagi menjadi bakteri parasit dan saprofit.

  • Bakteri Parasit Bakteri parasit memperoleh makanan dengan mengambil senyawa organik kompleks dari organisme lain, misalnya Mycobacterium tuberkulosis (penyebab TBC).
  • Bakteri SaprofitBakteri saprofit memperoleh makanan dari sisa-sisa organisme atau limbah yang telah mati, misalnya bakteri. yang hidup di sampah, Escherichia coli.

Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, bakteri dibedakan menjadi bakteri aerob dan anaerob.

  1. Bakteri Aerobik
    Bakteri aerob merupakan bakteri yang memerlukan oksigen bebas untuk kebutuhan hidupnya, misalnya bakteri nitrat (Nitrobacter) dan bakteri nitrit (Nitrosomonas dan Nitrosococcus). Bakteri nitrat dan bakteri nitrit melakukan proses nitrifikasi yang membutuhkan oksigen untuk mengoksidasi amonia menjadi nitrat.
  2. Bakteri Anaerobik
    Bakteri anaerob merupakan bakteri yang memperoleh energi tanpa menggunakan oksigen, misalnya bakteri Micrococcus denitrificans, Clostridium desulfuricans, dan Clostridium tetani (penyebab tetanus). Energi diperoleh dari penguraian senyawa jadi. Bakteri anaerob berperan dalam denitrifikasi, yaitu proses penguraian nitrat/nitrit menjadi amonia.
  1. Klasifikasi Bakteri

Berdasarkan hubungan evolusinya, bakteri dapat dikelompokkan menjadi 12 filum. Di bawah ini kita akan membahas empat filum utama bakteri yaitu Spirochaeta, bakteri Gram positif. Proteobakteri, dan Cyanobacteria (Cyanophyta).

  1. Spirochaeta
    Filum ini terdiri dari bakteri Gram negatif berbentuk spiral. Bakteri gram negatif adalah bakteri yang mempunyai lapisan lemak tambahan di luar dinding selnya dan akan berwarna merah muda jika diberi pewarnaan Gram. Anggota Spirochaeta ada yang hidup secara aerobik dan ada pula yang hidup secara anaerobik. Mereka bergerak menggunakan flagela yang tertanam di dinding sel. Spirochaeta hidup bebas, bersimbiosis, atau sebagai parasit. Umumnya bakteri tersebut bersifat patogen, namun ada juga yang hidup sebagai pengurai. Filum ini terbagi menjadi tiga famili yang semuanya termasuk dalam satu ordo, Spirochaetales. Ketiga keluarga tersebut adalah:

1) Spirochaetaceae, misalnya Borelia burgdorferi penyebab penyakit Lyme;

2) Brachyspiraceae, misalnya Brachyspira’,

3) Leptospiraceae, misalnya Leptospira interrogans penyebab penyakit leptospirosis.

  • Bakteri Gram Positif
    Walaupun namanya bakteri Gram positif, namun tidak semua anggota filum ini merupakan bakteri Gram positif. Sejumlah kecil bakteri Gram negatif juga termasuk dalam filum ini karena secara molekuler mirip dengan bakteri Gram positif. Ciri utama bakteri Gram positif adalah struktur dinding selnya yang sederhana, terdiri dari peptidoglikan tanpa lapisan lipopolisakarida. Jika diberi pewarnaan Gram maka bakteri Gram positif akan berwarna ungu.
    Banyak anggota bakteri Gram positif yang menyebabkan penyakit pada manusia, misalnya Streptococcus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia (radang paru-paru). Banyak bakteri Gram positif menghasilkan racun, misalnya Clostridium botulinum. Racun yang dihasilkan bakteri Clostridium botulinum sangatlah mematikan, satu gram racun dapat membunuh lebih dari satu juta orang.
    Selain dapat menimbulkan penyakit dan menghasilkan racun, anggota bakteri Gram positif juga dapat menghasilkan zat bermanfaat. Misalnya antibiotik yang diproduksi oleh bakteri dari kelompok Actinomycetes. Antibiotik membunuh bakteri Gram positif lainnya dengan mencegahnya membentuk protein. Antibiotik hanya mempengaruhi pertumbuhan bakteri tanpa merugikan sel tubuh manusia. Bakteri gram positif juga dapat digunakan untuk membuat yoghurt, acar, keju, dan mentega.
  • Proteobakteri
    Proteobacteria adalah filum terbesar di Kingdom/Domain Eubacteria. Semua Proteobacteria merupakan bakteri Gram negatif, namun bentuknya bermacam-macam (batang, bulat, dan spiral). Kebanyakan bergerak dengan flagela, namun ada pula yang bergerak meluncur atau tidak dapat bergerak. Sebagian besar anggotanya termasuk mikroorganisme anaerobik fakultatif atau obligat. Anggota Proteobacteria dapat hidup bebas, bersimbiosis maupun sebagai patogen pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
    Berdasarkan urutan rRNAnya, Proteobakteri dibagi menjadi lima kelompok, yaitu Proteobakteri Alfa (α), Proteobakteri Beta (β), Proteobakteri Gamma (γ), Proteobakteri Delta (δ), dan Proteobakteri Epsilon (ε). sebagai berikut:

    1. Proteobakteri Alfa (α).
    Alpha Proteobacteria termasuk bakteri fototrofik dan bakteri yang menggunakan senyawa C1. Anggota kelompok ini mempunyai hubungan simbiosis dengan tumbuhan (misalnya Rhizobium) dan hewan. Ada juga yang bersifat patogen pada hewan dan manusia, misalnya Rickettsia prowazekii. Bakteri ini menyebabkan demam tifus jika ditularkan dari kutu (misalnya kutu rambut Pediculus humanus) ke manusia. Contoh lainnya adalah Agrobacterium tumefaciens dan Magnetospirillum magnetotacticum.

    2. Proteobakteri Beta (β).
    Beta (β) Proteobacteria terdiri dari sekelompok bakteri aerob fakultatif, bakteri kemolithotrophic (misalnya Nitrosomonas), dan bakteri fototrofik (misalnya Rhodocyclus). Contoh spesies patogen pada kelompok ini adalah Neisseria gonorrhoeae.

    3. Proteobakteri Gamma (γ).
    Proteobacteria Gamma (γ) terdiri dari kelompok bakteri yang banyak digunakan untuk keperluan medis dan penelitian, misalnya Enterobacteriaceae, Vibrionaceae, dan Pseudomonaceae. Namun ada juga yang bersifat patogen, misalnya Salmonella (tifus), Vibrio (kolera), dan Yersinia.

    4. Delta (δ) Proteobakteri
    Kelompok ini terdiri dari bakteri pembentuk tubuh buah yaitu Myxobacteria. Bakteri ini ditemukan di tanah dan bahan organik yang membusuk.

    5. Proteobakteri Epsilon (ε).
    Dua anggota kelompok kecil ini bersifat patogen bagi manusia. Misalnya saja Helicobacter pylori yang menyebabkan sakit maag dan Campylobacter jejuni yang menyebabkan gangguan saluran cerna.

  • Cyanophyta (Alga Biru-Hijau)
    Ciri-ciri Cyanophyta

    Cyanophyta atau ganggang biru-hijau adalah organisme prokariotik. Alga ini adalah makhluk hidup mikroskopis bersel tunggal atau bersel banyak. Habitatnya di air tawar, air laut, tempat lembab, bebatuan basah, menempel pada tumbuhan atau hewan, di kolam yang banyak mengandung bahan organik (nitrogen), di sumber air panas (suhu mencapai 80°C), dan di perairan yang tercemar. . Alga biru-hijau hidup soliter (sendirian) atau berkelompok (koloni). Individu yang berkoloni biasanya berbentuk seperti benang (berfilamen, dengan trikoma (tabung), dan mempunyai selubung). Tubuhnya mempunyai klorofil, karotenoid, dan pigmen fikobilin (gabungan fikoeritrin (merah) dan fikosianin (biru)) sehingga berwarna hijau kebiruan.
    Cyanophyta merupakan tumbuhan pionir. Vegetasi pionir merupakan tumbuhan pertama yang memberikan kemungkinan bagi organisme lain untuk hidup di tempat yang sulit untuk hidup.
    Secara umum Cyanophyta dapat mengikat nitrogen bebas di udara. Proses itu disebut fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen mengubah nitrogen (N) menjadi amonia (NH3) untuk digunakan tanaman sebagai bahan sintesis senyawa organik (asam amino). Cyanophyta yang mampu memfiksasi nitrogen antara lain Anabaena, Nostoc, dan Gloeocapsa.Jenis Cyanophyta

    Seperti disebutkan di atas, Cyanophyta ada yang mempunyai satu sel dan ada pula yang mempunyai banyak sel. Cyanophyta bersel satu, misalnya Chroococcus dan Gloeocapsa. Chroococcus mempunyai ciri-ciri hidup di dasar kolam yang tenang, berkembang biak dengan cara membelah diri, tidak membentuk spora, dan mempunyai heterokista. Gloeocapsa mempunyai sel berselubung biru, hidup pada batuan lembab atau epifit pada tumbuhan lain, dan mampu menyerap N dari udara.
    Cyanophyta yang hidup berkelompok atau berkoloni, misalnya Microcytis aeruginosa. Ciri-cirinya antara lain berbentuk koloni seperti bola, berkembang biak dengan cara membelah dan fragmentasi, serta hidup di kolam yang airnya tenang dan jernih.
    Bentuk lain dari Cyanophyta adalah benang (filamen), misalnya Oscillatoria, Nostoc commune, Anabaena sp., dan Rivularia. Oscillatoria mempunyai ciri mampu membentuk trikoma tidak bercabang, tidak tertutup lendir, dan berkembang biak dengan cara membelah dan memecah melalui hormogonium pada trikomanya. Komune Nostoc bercirikan trikoma berbentuk bola, hidup di tanah alkalin dan batuan lembab, berselubung kuning/coklat, berstruktur mirip (sel dorman akan membentuk trikoma baru setelah masa dorman selesai). Pada sel tertentu dindingnya akan menebal membentuk heterokista untuk mengikat nitrogen. Anabaena azollae dan Anabaena cycadae mempunyai badan selaput lendir dan trikomanya berbentuk bulat (membentuk rantai), berkembang biak dengan cara fragmentasi dan heterokista, mempunyai kinet, mampu memfiksasi N, dan hidup sebagai plankton. Rivularia mempunyai badan berbentuk bola yang dipenuhi lendir, trikomanya meruncing, hidup menempel pada tumbuhan air/batuan lembab, dan tidak mempunyai akinet.

    Reproduksi Cyanophyta

    Cyanophyta umumnya berkembang biak dengan cara membelah diri. Sianofita yang berbentuk filamen dapat berkembang biak dengan cara fragmentasi dan pemutusan bagian sel yang lemah (hormogonium). Setiap hormogonium akan tumbuh menjadi individu baru. Selain itu, heterokista juga dapat digunakan sebagai alat reproduksi, misalnya pada Anabaena.

    Peran Cyanophyta

    Karena mampu melakukan fotosintesis, Cyanophyta berperan sebagai penyedia oksigen bagi perairan. Cyanophyta merupakan penyedia oksigen terbesar di perairan. Selain itu Cyanophyta juga merupakan penyedia makanan (produsen) bagi makhluk hidup di air yaitu sebagai fitoplankton.
    Sianofita pengikat nitrogen yang hidup bebas mampu menyuburkan tanah, misalnya komune Nostoc dan Gloeocapsa. Ada juga tumbuhan sianofit pengikat nitrogen yang hidup bebas dan hidup bersimbiosis dengan organisme lain, misalnya Anabaena cycadae yang bersimbiosis dengan akar pakis haji (Cycas rumphii) dan Anabaena azollae yang bersimbiosis dengan akar pakis (Azolla pinnata).
    Cyanophyta berperan sebagai bahan makanan, misalnya Spirulina maxima. Spirulina banyak mengandung protein yaitu 45%-49% dari berat keringnya. Spirulina telah lama digunakan sebagai bahan makanan oleh masyarakat India di Meksiko. Selain bermanfaat, Cyanophyta juga dapat merugikan. Cyanophyta dapat menyebabkan Blooming dan menghasilkan neurotoksin, misalnya Microcystis.

  1. Peran Bakteri dalam Kehidupan Manusia

Bakteri ada yang bermanfaat dan ada pula yang berbahaya bagi manusia. Kelebihan dan kekurangan yang disebabkan oleh bakteri akan Anda pelajari pada bagian berikut.

A. Bakteri yang Menguntungkan

  1. Sektor Pertanian:
    1. Rhizobium yang terdapat pada akar tanaman polong-polongan mampu mengikat nitrogen bebas di udara.
    2. Azotobacter dan Clostridium mampu menyuburkan tanah karena juga mampu mengikat nitrogen bebas di udara.
    3. Nitrosomonas dan Nitrosococcus mampu menghasilkan senyawa nitrit yang menyuburkan tanah.
  2. Sektor Industri Makanan

    1. a) Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus, untuk membuat yoghurt (susu asam).
    2. b) Acetobacter xylinum, untuk membuat nata de coco.
    3. c) Streptococcuslactis, untuk pembuatan keju.
  3. Sektor Farmasi

    1. Streptomyces griceus, menghasilkan antibiotik streptomisin, untuk membasmi bakteri TBC.
    2. A. Streptomyces aureofaciens, menghasilkan antibiotik aureomycin.
      B. Streptomyces olivaceus, untuk membuat cyano-cobalamin (vitamin B12).
    3. Streptomyces venezuelae, menghasilkan antibiotik chloromycetin.
    4. Bacillus brevis, menghasilkan antibiotik tiromisin.
    5. Pseudomonas denitrificans dan bakteri Propioni menghasilkan vitamin B
    6. Clostridium acetobutylicum, menghasilkan aseton dan butanol.
    7. Xanthomonas campestris, menghasilkan polisakarida.
    • Acetobacter aceti, untuk membuat cuka.
    • Leuconostoc mesenteroides, untuk membuat dekstran.
    • Lactobacillus delbruecki, untuk membuat asam laktat.
  4. Produksi dan Dekomposisi Biogas
    1. Escherichia coli, membantu pembusukan makanan di usus besar manusia dan membentuk vitamin K (untuk pembekuan darah).
    2. Methanobacterium omelianski dan Methanobacterium ruminatum, memecah asam cuka (CH3COOH) menjadi metana (CH4) dan C02.
    3. Clostridium sporangeus, memecah asam amino menjadi amonia.
    4. Desulfovibrio desulfuricans, membusukkan bangkai makhluk hidup dan menguraikan sulfat di tempat berlumpur dan menghasilkan H2S.
    5. Thiobacillus denitrificans, memecah nitrit dan menghasilkan N, atau disebut denitrifikasi.

B. Bakteri Berbahaya

Bakteri dikatakan merugikan karena dapat menimbulkan penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan atau dapat menghasilkan racun.

1) Bakteri penyebab penyakit pada manusia

  1. Mycobacterium tuberkulosis, penyebab penyakit TBC.
  2. Mycobacterium leprae, penyebab penyakit kusta.
  3. Salmonella typhosa, penyebab penyakit tipes.
  4. Shigella dysentriae, penyebab disentri.
  5. Diplococcus pneumoniae, menyebabkan peradangan paru.
  6. Treponema pallidum menyebabkan penyakit sipilis (raja singa) pada alat kelamin.
  7. Klebsiella pneumoniae menyebabkan infeksi pernafasan, saluran kemih dan usus.
  8. Meningococcus menyebabkan meningitis, yaitu penyakit peradangan pada selaput otak (meninges).
  9. Neisseria gonorrhoeae menyebabkan penyakit gonore.
  10. Vibrio cholerae, menyebabkan penyakit kolera.
  11. Bacillus anthracis, penyebab penyakit antraks.

2) Bakteri penyebab penyakit pada hewan

  1. Janin Campylobacter, menyebabkan keguguran pada sapi dan kambing, serta menyebabkan peradangan pada usus manusia.
  2. Bacillus anthracis, penyebab penyakit antraks pada ternak.

3) Bakteri penyebab penyakit pada tanaman

  1. Agrobacterium tumefaciens, penyebab tumor pada tanaman.
  2. Pseudomonas Cattleyae, menyerang tanaman anggrek.
  3. Pseudomonas solanacearum, menyerang tanaman pisang.
  4. Bakteri pepaya, menyerang tanaman pepaya.

4) Bakteri Penghasil Toksin

  1. Pseudomonas cocovenenans menghasilkan racun asam bongkrek pada tempe bongkrek.
  2. Clostridium botulinum menghasilkan toksin botulinum dalam makanan kaleng yang rusak.
  3. Leuconostoc mesenroides menyebabkan makanan berlendir.

Demikian penjelasan yang dapat kami sampaikan mengenai Pengertian dan Penjelasan Eubacteria terlengkap Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan sumber literatur dalam mengerjakan tugas. Sampai jumpa di postingan selanjutnya.

 

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *