Kemendikbud Berencana Ubah struktur Kurikulum pada Dapodik, team teaching bakal ada lagi ?

Table of content:
pusat dapodik – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sedang menggodok rencana perubahan besar dalam struktur kurikulum di dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Perubahan ini kabarnya akan membawa angin segar dalam dunia pendidikan, terutama bagi guru dan peserta didik. Salah satu isu yang tengah hangat dibicarakan adalah kemungkinan kembalinya metode “team teaching” dalam pembelajaran. Namun, bagaimana perubahan ini bisa berpengaruh terhadap pendidikan di Indonesia? Dan benarkah team teaching akan dihidupkan kembali?
Apa Itu Dapodik?
Sebelum kita membahas lebih jauh, penting untuk memahami apa itu Dapodik. Dapodik atau Data Pokok Pendidikan adalah sistem pendataan yang dikelola oleh Kemendikbud untuk memonitor segala hal yang terkait dengan pendidikan di seluruh Indonesia. Mulai dari data siswa, guru, sarana, prasarana, hingga proses belajar mengajar, semuanya tercatat dalam sistem Dapodik. Dapodik menjadi basis data utama bagi pemerintah untuk membuat kebijakan yang tepat sasaran.
Data yang ada di Dapodik tidak hanya berguna bagi pemerintah, tetapi juga menjadi acuan bagi sekolah untuk memahami kebutuhan mereka dalam memajukan pendidikan. Maka dari itu, setiap perubahan dalam Dapodik sering kali membawa dampak signifikan bagi semua pihak yang terlibat dalam pendidikan di Indonesia.
Rencana Perubahan Struktur Kurikulum
Dalam beberapa waktu terakhir, Kemendikbud telah mengisyaratkan adanya perubahan struktur kurikulum pada Dapodik. Meski belum ada rincian resmi yang dirilis, rencana ini sepertinya menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum yang ada saat ini dirasa masih memiliki beberapa kekurangan, terutama dalam hal fleksibilitas, relevansi, dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan dunia.
Beberapa isu utama yang ingin diatasi oleh Kemendikbud adalah keterbatasan dalam metode pengajaran yang digunakan oleh para guru, terutama di wilayah terpencil atau kurang terjangkau. Saat ini, banyak guru yang merasa terbebani dengan metode pengajaran konvensional yang kurang bisa menyesuaikan kebutuhan siswa di era digital ini. Hal ini diperburuk oleh tantangan ketersediaan sumber daya pendidikan yang berbeda-beda di setiap daerah.
Kembali ke Team Teaching
Salah satu ide yang muncul dalam diskusi tentang perubahan kurikulum ini adalah kembalinya metode team teaching. Team teaching atau pengajaran tim adalah metode pembelajaran di mana dua atau lebih guru bekerja sama untuk mengajar dalam satu kelas yang sama. Metode ini memungkinkan adanya kolaborasi antara guru untuk menyusun materi, merancang metode pengajaran, hingga memberikan evaluasi terhadap siswa secara bersama-sama.
Team teaching sebenarnya pernah diterapkan di beberapa sekolah di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Namun, metode ini tidak lagi banyak diterapkan karena beberapa kendala, seperti keterbatasan jumlah guru, biaya, dan kurangnya dukungan infrastruktur. Dengan rencana perubahan dalam Dapodik, apakah team teaching akan menjadi metode yang bisa diadopsi kembali?
Keuntungan Team Teaching
Jika team teaching benar-benar akan diterapkan kembali, tentu ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan:
- Kolaborasi Antar-Guru
Dengan adanya lebih dari satu guru dalam kelas, para pengajar dapat berbagi ide, merancang strategi, dan saling memberikan masukan terkait cara terbaik untuk menyampaikan materi. Hal ini bisa membantu menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis dan menyenangkan bagi siswa. - Pendekatan yang Lebih Beragam
Setiap guru memiliki keahlian dan pendekatan yang berbeda dalam mengajar. Dengan team teaching, siswa bisa mendapatkan pandangan yang lebih kaya terhadap materi yang mereka pelajari. Metode ini memungkinkan guru untuk melengkapi satu sama lain, sehingga materi yang diajarkan lebih mudah dipahami oleh siswa. - Perhatian Individu yang Lebih Terfokus
Dengan adanya dua atau lebih guru di kelas, perhatian terhadap setiap siswa menjadi lebih baik. Guru dapat membagi peran untuk memantau perkembangan siswa satu per satu. Hal ini sangat membantu terutama bagi siswa yang memerlukan bantuan khusus atau yang memiliki kecepatan belajar yang berbeda. - Pengembangan Kompetensi Guru
Team teaching juga dapat menjadi ajang belajar bagi para guru untuk saling mengembangkan kompetensi mereka. Kolaborasi ini membuka ruang bagi mereka untuk saling belajar satu sama lain, berbagi pengalaman, dan mengasah keterampilan dalam menyampaikan materi.
Tantangan dalam Penerapan Team Teaching
Walaupun terlihat menjanjikan, team teaching juga menghadapi beberapa tantangan yang perlu diatasi jika metode ini ingin diimplementasikan secara luas:
- Ketersediaan Guru
Salah satu tantangan terbesar dalam penerapan team teaching adalah ketersediaan tenaga pengajar. Di beberapa daerah, terutama di daerah terpencil, jumlah guru masih sangat terbatas. Penerapan team teaching tentu membutuhkan lebih banyak tenaga pengajar agar dapat berjalan efektif. - Biaya
Dengan adanya dua atau lebih guru dalam satu kelas, anggaran untuk membayar honor atau insentif guru tentu akan meningkat. Hal ini bisa menjadi kendala terutama bagi sekolah-sekolah di daerah yang memiliki keterbatasan dana. - Kesulitan dalam Penjadwalan
Mengatur jadwal untuk dua atau lebih guru dalam satu kelas bukanlah hal yang mudah. Koordinasi waktu, tanggung jawab, dan beban kerja perlu diatur dengan baik agar tidak terjadi bentrokan yang bisa menghambat proses belajar mengajar. - Dukungan Infrastruktur
Di beberapa sekolah, fasilitas dan infrastruktur mungkin belum cukup memadai untuk mendukung metode team teaching. Jika kelas tidak memiliki ruang yang cukup atau fasilitas pendukung, team teaching mungkin akan sulit dilaksanakan dengan baik.
Bagaimana Pengaruhnya terhadap Siswa dan Guru?
Jika perubahan struktur kurikulum dalam Dapodik benar-benar dilakukan dan team teaching diterapkan kembali, tentu akan ada dampak langsung bagi siswa dan guru. Bagi siswa, metode team teaching bisa menjadi pengalaman belajar yang lebih menarik dan efektif. Mereka bisa mendapatkan pandangan yang lebih luas dan bervariasi terhadap materi yang diajarkan. Team teaching juga memungkinkan adanya perhatian lebih terhadap setiap individu, terutama bagi mereka yang membutuhkan pendekatan khusus.
Bagi guru, penerapan team teaching berarti adanya kesempatan untuk belajar dan berkembang. Mereka dapat saling bertukar pengalaman dan ide, sehingga kompetensi mereka dalam mengajar bisa meningkat. Namun, di sisi lain, hal ini juga bisa menambah beban kerja, terutama dalam hal koordinasi dan kolaborasi.
Kesimpulan
Rencana perubahan struktur kurikulum pada Dapodik oleh Kemendikbud bisa menjadi awal dari reformasi besar dalam dunia pendidikan Indonesia. Jika team teaching kembali diterapkan, ini bisa menjadi peluang bagi guru untuk berkolaborasi dan memperkaya proses belajar mengajar di dalam kelas. Meskipun terdapat berbagai tantangan, dengan perencanaan dan dukungan yang tepat dari pemerintah, metode ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi siswa maupun guru.