Aktivis Bengkel APPeK NTT ajak Masyarakat Bergadeng Tangan Lawan Korupsi

Vagansa.com – Korupsi adalah perbuatan asusila yang dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja yang menyalahgunakan wewenang atau kekuasaan dan menyimpang dari aturan yang berlaku yang digunakan untuk kepentingan pribadi, orang lain, atau golongan. Dampak korupsi merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Pertama, kondisi negara dalam berbagai bentuk korupsi, suap dan pungutan liar merupakan bentuk penyalahgunaan, yang merupakan bagian dari warisan Orde Baru. Unsur negara di era reformasi diyakini mewarisi praktik bisnis oligarki yang dimunculkan pada era Orde Baru.
Kedua, sistem politik terbuka yang ditunjukkan dengan meningkatnya peran partai politik, pemilu, pemilukada, dan parlemen dengan berbagai kelemahan dan celahnya, dimanfaatkan oleh oligarki dan elit politik. Patronase yang berkembang dalam sistem oligarki telah membayangi proses elektoral dan pemilukada menjadi tidak bersih.
Baca Juga: Dinanti Penggemar Film, Simak Sederet Fakta Menarik Oppenheimer yang Disutradarai Christopher Nolan
Ketiga, pada musim pemilu, elite politik dan partai politik berperan mengucurkan dana, baik tunai maupun natura, kepada calon pemilih. Penghimpunan dan penyaluran dana politik diduga untuk mendanai politik uang dan mengembalikan uang yang telah dikeluarkan selama kampanye.
Keempat, sebagai bagian dari masyarakat politik, banyaknya tudingan korupsi terhadap elite dan partai politik dapat merusak pembentukan dan penumbuhan karakter dalam pembentukan kader politik.
Kelima, posisi elit politik dan elit negara mempengaruhi masyarakat sebagai figur yang mereka ikuti. Elit yang korup tapi dermawan kepada konstituennya tetap saja dibela mati-matian oleh sekelompok orang. Masyarakat menjadi permisif terhadap apa yang dilakukan elit korup, karena pengabdiannya kepada masyarakat.
Baca Juga: Nikita Mirzani Ngamuk-ngamuk di Pengadilan Negeri Serang, Netizen: Beneran Ngantuk?
Keenam, sikap dan perilaku masyarakat yang permisif justru mendukung elit politik untuk melakukan korupsi. Akibatnya, bukan saja masyarakat tidak lagi peduli dengan perilaku elite politik, elite politik juga semakin berani melakukan korupsi secara besar-besaran.
www.vagansa.com