Budaya Sekolah Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Cara Membangun Budaya Sekolah yang Positif

Budaya sekolah sangat penting untuk dibangun karena merupakan ciri khas sekolah. Tentunya setiap sekolah ingin memiliki budaya sekolah yang positif bagi siswa dan pendidiknya.

Dalam artikel ini, guru akan menemukan penjelasan tentang apa itu budaya sekolah, lengkap dengan tujuan, fungsi, dan cara membangun budaya sekolah yang positif.

Pengertian budaya sekolah

Kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai pikiran, budi, adat istiadat, sesuatu tentang kebudayaan yang telah berkembang, dan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sulit untuk diubah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah adalah adat atau kebiasaan yang telah berkembang dan sulit untuk diubah di lingkungan sekolah.

Pengertian budaya sekolah telah disampaikan oleh Zamroni yaitu pola nilai, tradisi, prinsip, dan kebiasaan yang terbentuk dalam perjalanan panjang sekolah, dan dikembangkan di sekolah dalam kurun waktu yang lama sehingga menjadi sebuah membimbing dan diyakini oleh seluruh warga sekolah. sehingga dapat meningkatkan sikap dan perilaku seluruh warga sekolah.

Sedangkan warga sekolah yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah peserta didik, pendidik, kepala sekolah, dan komite sekolah.

Selanjutnya menurut Deal dan Peterson, budaya sekolah diartikan sebagai seperangkat nilai yang mendasari perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, pendidik, petugas pendidikan, peserta didik, dan masyarakat sekitar sekolah.

Tujuan budaya sekolah

Berikut adalah tujuan budaya sekolah yang penting untuk dipertahankan di sekolah:

  • Mewujudkan peningkatan hasil belajar siswa.
  • Menciptakan kepuasan kerja.
  • Mewujudkan produktivitas kerja.
  • Mengarahkan perilaku warga sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.
  • Menciptakan kerja sama komunitas sekolah yang kohesif.
  • Menyaring budaya global yang tidak sesuai dengan budaya lokal sekolah.
  • Mewujudkan peningkatan komitmen dan motivasi warga sekolah kepada orang tua siswa.
  • Menciptakan sekolah yang efektif.

Fungsi budaya sekolah

Budaya sekolah cukup penting bagi lingkungan sekolah sehingga harus mendapat dukungan dari semua kalangan terutama warga sekolah. Menurut Peterson, berikut adalah beberapa fungsi budaya sekolah:

  • Budaya sekolah mempengaruhi prestasi dan perilaku sekolah dan menjadi dasar bagi siswa untuk mencapai keberhasilan. Hal ini dikarenakan budaya sekolah yang baik dapat menciptakan suasana yang tenang dan dapat memberikan peluang kompetitif bagi para siswa tersebut.
  • Budaya sekolah menciptakan tantangan kreatif, inovatif dan visioner.
  • Budaya sekolah membedakannya dengan sekolah lain, meskipun menggunakan komponen yang sama.
  • Budaya sekolah memungkinkan semua tingkatan manajemen untuk fokus pada tujuan dan budaya sekolah sehingga merekat dan mengikat bersama dalam menjalankan misi sekolah.
  • Kultur sekolah dapat menjadi kontra produktif dan menjadi penghambat keberhasilan pendidikan dan kebudayaan.
  • Budaya sekolah dapat membedakan dan menentukan kelompok-kelompok tertentu di dalam sekolah.
  • Budaya sekolah menularkan segala bentuk perilaku warga sekolah.

Unsur budaya sekolah

Budaya sekolah muncul sebagai fenomena yang unik dan menarik, karena sikap dan perilaku yang hidup dan berkembang di sekolah akan mencerminkan keyakinan dan keyakinan warga sekolah.

Hedley Beare membagi budaya sekolah menjadi dua, yaitu unsur yang tampak dan unsur yang tidak tampak. Berikut detailnya:

1. Elemen tak terlihat

Elemen-elemen kasat mata yang dapat dimanifestasikan secara konseptual dalam budaya sekolah oleh Hedley Beare adalah:

  • Visi, misi, tujuan dan sasaran
  • Kurikulum
  • Bahasa komunikasi
  • Narasi sekolah dan narasi karakter
  • Struktur organisasi
  • Ritual dan upacara
  • Prosedur belajar mengajar
  • Pengaturan sistem penghargaan atau hukuman
  • Layanan psikologi sosial
  • Pola interaksi sekolah dengan masyarakat, orang tua, dan materi berupa fasilitas dan perlengkapan, artefak dan kenangan, serta seragam.

2. Elemen yang tidak terlihat

Kemudian, untuk unsur yang tidak terlihat adalah pandangan dasar sekolah terhadap realitas yang luas, makna hidup, atau apa yang dianggap penting dan harus diperjuangkan oleh sekolah. Misalnya perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran.

Berbeda dengan Hedley Beare, Djemari Mardapi membagi unsur budaya sekolah jika dilihat dari mutu pendidikan menjadi tiga yaitu budaya sekolah positif, negatif dan netral. Berikut detailnya:

Budaya sekolah yang positif

Budaya sekolah yang positif merupakan kegiatan yang mendukung peningkatan mutu pendidikan, seperti kerjasama dalam mencapai prestasi, penghargaan atas prestasi, dan komitmen siswa untuk belajar.

Budaya sekolah yang negatif

Budaya sekolah negatif merupakan kebalikan dari budaya sekolah positif yang meningkatkan mutu pendidikan. Budaya sekolah yang negatif resisten terhadap perubahan, misalnya siswa yang takut salah atau banyak bertanya dan siswa yang jarang berpartisipasi dalam kerja sama untuk memecahkan masalah.

Budaya sekolah netral

Budaya sekolah yang netral adalah budaya yang tidak berpihak pada satu sisi tetapi memberikan kontribusi positif bagi peningkatan mutu pendidikan. Contohnya adalah arisan guru, seragam guru, dan kegiatan lainnya.

Contoh budaya sekolah

Banyak contoh budaya sekolah yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan mutu pendidikan, beberapa di antaranya adalah:

1. Gerakan literasi sekolah

Kegiatan ini bertujuan agar siswa memiliki minat membaca. Buku bacaan yang dipilih harus memuat nilai-nilai moral kebangsaan, lokal, dan global. Sekolah dapat merencanakan kegiatan 15 menit membaca buku non-pembelajaran sebelum atau sesudah jam pelajaran.

2. Kegiatan ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat siswa. Selain itu, dengan aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, siswa dapat bersosialisasi dengan lebih baik dan akan terbiasa aktif, kreatif, dan bertanggung jawab.

3. Biasakan perilaku baik dan sopan yang spontan

Dengan membiasakan perilaku yang baik dan santun pada siswa akan menumbuhkan karakter tersebut di luar sekolah juga. Karakter yang baik dan santun dianggap telah terbentuk pada diri siswa jika mereka melakukannya secara spontan.

4. Tetapkan peraturan sekolah

Tata tertib sekolah dapat dijadikan sebagai batasan boleh atau tidaknya siswa melakukan sesuatu, misalnya tidak boleh terlambat, harus memakai seragam lengkap, dan sebagainya.

5. Membuat kegiatan rutin yang dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran

Kegiatan yang rutin dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran akan membentuk sifat siswa dan pendidik yang konsisten dan teratur. Contoh kegiatannya antara lain upacara bendera setiap hari senin, pembacaan doa sebelum belajar, menyanyikan lagu kebangsaan, dan sebagainya.

Bagaimana membangun budaya sekolah yang positif

Ada beberapa langkah dalam rangka membangun budaya sekolah yang positif, berikut penjelasannya

1. Guru mengontrol kegiatan siswa

Hubungan guru dan siswa sangat penting untuk membangun budaya sekolah yang positif. Oleh karena itu, guru dapat mengontrol kegiatan siswa mulai dari proses belajar mengajar hingga di luar kegiatan tersebut.

2. Membuat kesepakatan kelas

Kesepakatan kelas dibuat untuk membantu guru dan siswa membentuk kegiatan pembelajaran yang efektif. Proses pembuatan kesepakatan kelas adalah merumuskan aturan yang jelas dan tidak merugikan beberapa pihak serta memahami harapan antara peserta didik dan pendidik.

3. Menerapkan budaya disiplin yang positif

Kemudian, peserta didik dan pendidik harus menerapkan budaya disiplin dengan mematuhi peraturan dan kesepakatan yang berlaku.

Demikian penjelasan tentang budaya sekolah yang harus dipahami baik oleh siswa maupun pendidik. Semoga artikel ini bermanfaat!

www.quipper.com

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *