PusatDapodik
Home Berita Pendidikan Finansial Investasi Jangka Panjang: Pengertian, Tujuan, Resiko dan Jenisnya

Investasi Jangka Panjang: Pengertian, Tujuan, Resiko dan Jenisnya

Saat ini, investasi semakin diminati oleh berbagai kalangan masyarakat. Karena hampir semua orang bisa berinvestasi dengan modal yang tidak besar. Jika dulu dianggap bahwa investasi hanya dapat dilakukan oleh mereka yang bermodal besar, hal ini sangat berbeda dengan investasi yang berkembang saat ini dimana setiap orang dapat berinvestasi kapanpun dan dimanapun. Namun sebelum melakukan investasi, ada baiknya perlu pemahaman yang mendalam tentang investasi. Mari simak ulasan berikut untuk menambah pengetahuan Anda tentang investasi.

Pengertian Investasi Jangka Panjang

Memahami Apa itu Investasi Jangka PanjangMenurut Investopedia, investasi jangka panjang adalah penanaman aset dalam jangka waktu lebih dari satu tahun dengan tujuan untuk mengendalikan perusahaan lain. Artinya, investasi jangka panjang memang membutuhkan waktu yang cukup lama, bisa sampai satu tahun atau lebih untuk mencapai keuntungan yang tinggi.

Selain itu, menurut BEI, investasi jangka panjang adalah investasi dimana daya yang digunakan akan dijalankan secara terus menerus dan hanya dapat dicairkan pada saat jangka waktunya telah jatuh tempo (minimal satu tahun).

Dalam hal ini investasi jangka panjang bisa dikatakan sama dengan menginvestasikan kekayaan atau modal dari seseorang atau perusahaan untuk mendapatkan penghasilan tetap.

Salah satu tujuan investasi jangka panjang adalah untuk tabungan keuangan pribadi atau keluarga yang membutuhkan biaya yang sangat besar seperti dana pendidikan, biaya membeli rumah dan lain-lain.

Baca juga:
Rekomendasi Investasi Terbaik
Aset adalah: Pengertian, Jenis, dan Manfaat

Tujuan Investasi Jangka Panjang

Ternyata ada beberapa tujuan yang dimiliki dalam melakukan investasi jangka panjang seperti

  1. Mendapatkan penghasilan tetap dalam periode tertentu. Pendapatan tetap dari memiliki investasi jangka panjang dapat berupa bunga, royalti, dividen, sewa, dan bentuk keuntungan kepemilikan saham lainnya.
  2. Investasi jangka panjang bagi pengusaha dapat digunakan untuk tujuan pembentukan dana tujuan khusus, misalnya untuk tujuan ekspansi, perluasan produk dan lain-lain.
  3. Untuk personal, bertujuan untuk mewujudkan tujuan finansial pribadi atau keluarga yang membutuhkan biaya yang sangat besar seperti dana pendidikan, biaya umrah atau haji, biaya pernikahan, membeli rumah, biaya pensiun, dan lain sebagainya.
  4. Mengarahkan dana khusus, seperti dana untuk tujuan sosial atau dana untuk ekspansi perusahaan
  5. Pengontrol perusahaan atau orang tertentu dengan kepemilikan bisnis atau aset

Baca juga:
Dividen: Pengertian, Jenis, Cara Kerja dan Tips
Dana Pensiun adalah: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Perhitungannya

Risiko Investasi Jangka Panjang

Meski berpotensi menguntungkan, sebagai investor Anda juga harus berhati-hati. Karena setiap investasi memiliki resiko. Dalam investasi jangka panjang, ada yang namanya prinsip high risk and high return (risiko tinggi pengembalian tinggi). Untuk investasi jangka panjang, semakin tinggi risikonya, semakin tinggi potensi pengembaliannya.

Investor harus hati-hati mengamati prinsip risiko tinggi dan pengembalian tinggi. Selama Anda bisa mengelolanya, pengembalian investasi akan sesuai dengan hasil yang dicapai di masa depan.

Baca Juga: Risiko Finansial adalah: Pengertian, Jenis dan Contoh

Untuk investasi jangka panjang, setidaknya Anda harus memahami enam risiko. Yaitu: risiko pasar, risiko suku bunga, risiko inflasi, risiko likuiditas, risiko mata uang, dan risiko negara.

Risiko Pasar

Risiko yang disebabkan oleh sentimen keuangan sering disebut sebagai risiko sistemik. Hal inilah yang sering dialami investor dan tidak bisa dihindari. Bahkan dalam kasus ekstrim, investor mungkin mengalami skenario terburuk, yaitu kehilangan modal.

Faktor-faktor seperti isu negatif, perubahan iklim politik, kerusuhan sipil, dan resesi ekonomi berdampak besar pada grafik pasar. Misalnya, dampak wabah virus Covid-19 tidak hanya melanda Indonesia, tetapi seluruh dunia. Dampaknya di pasar telah melemahkan seluruh aktivitas ekonomi global, mulai dari penurunan saham hingga fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Situasi ini menyebabkan banyak investor panik dan mulai menarik sebagian besar dana mereka untuk mencegah nilai investasi mereka jatuh lebih jauh. Dalam hal ini, investor tidak perlu panik. Karena biasanya hanya bersifat sementara dan jika keadaan kembali normal, maka semua harga akan kembali stabil.

Risiko bunga

Risiko suku bunga adalah risiko yang disebabkan oleh nilai relatif bunga. Hal ini disebabkan oleh perubahan suku bunga di pasar. Sehingga secara otomatis akan mempengaruhi nilai investasi. Umumnya, ketika suku bunga naik, harga obligasi turun, dan sebaliknya.

Risiko suku bunga semacam ini dapat diukur dengan menggunakan jatuh tempo obligasi. Misalnya suku bunga obligasi 8%-10%, maka sukuk ritel yang diterbitkan pemerintah adalah 13%. Oleh karena itu, investor pasti akan lebih tertarik pada obligasi syariah ritel pemerintah.

Baca Juga : Pengertian Suku Bunga dan Jenisnya

Risiko inflasi

Risiko inflasi terjadi karena banyaknya uang yang beredar akan menyebabkan harga konsumen terus meningkat, sementara daya beli masyarakat menurun. Situasi ini juga dikenal sebagai risiko daya beli.

Adanya inflasi ini berarti nilai uang tunai juga menurun. Misalnya, seorang investor memiliki portofolio kas sebesar Rp 10 juta. Lalu ada inflasi 5%, artinya investor kehilangan 2 juta rupiah nilai portofolionya setiap tahun akibat inflasi.

Baca Juga: Inflasi adalah: Pengertian, Penyebab, Jenis dan Dampaknya

Risiko likuiditas

Risiko likuiditas ini terjadi karena sulitnya menyediakan kas dalam jangka waktu tertentu. Sesuatu dianggap likuid jika tidak ada pasar yang mau membelinya. Biasanya, risiko likuiditas ini terjadi di pasar dengan volume perdagangan yang kecil atau relatif baru. Oleh karena itu, investor perlu ekstra hati-hati saat berinvestasi di pasar yang relatif baru.

Risiko nilai tukar mata uang

Risiko nilai tukar terkait dengan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Ini juga disebut risiko nilai tukar atau risiko mata uang. Dinamika perubahan nilai tukar yang terjadi di pasar menimbulkan risiko nilai tukar atau nilai tukar. Misalnya, jika investor ingin berinvestasi, mereka harus menggunakan pound Inggris.

Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah terhadap pound sterling terus menurun, sehingga investor tidak dapat menghindari pengeluaran rupiah dalam jumlah besar. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan investasi jangka panjang, investor sebaiknya membaca peluang yang disajikan oleh hubungan kedua mata uang tersebut.

Risiko Negara

Country risk atau risiko negara adalah risiko yang berkaitan dengan urusan politik suatu negara. Ketika suatu negara dilanda masalah politik, investasi bisa gagal; misalnya gejolak, kerjasama antar negara tidak stabil, dan lebih buruk lagi ketika pemerintah yang sah digulingkan atau kudeta. Oleh karena itu, investor perlu mempertimbangkan dan membaca dengan cermat situasi politik saat ini sebelum memutuskan untuk berinvestasi di negara tertentu.

Keenam risiko ini tidak dapat ditangani oleh investor. Karena sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Kondisi tidak aman dapat mempengaruhi nilai investasi jangka panjang.

Jenis Investasi Jangka Panjang

Menurut BEI, ada beberapa jenis investasi jangka panjang, antara lain:

1. Saham

Investasi saham jangka panjang tidak lagi hanya bisa dilakukan oleh investor dengan modal besar. Saat ini investasi saham dapat dilakukan dengan berbagai cara dan kemudahan, sehingga investasi ini dapat dilakukan oleh berbagai kalangan.

Saham sebenarnya adalah sekuritas yang memberikan bukti kepemilikan oleh perseroan terbatas atau investor korporasi. Selain dividen, investor ekuitas juga dapat memilih untung dengan membeli dan menjual saham di bursa

Baca juga:
Apa itu Saham: Pengertian, Jenis, dan Cara Membelinya
Cara Menabung Saham Yang Menguntungkan Bagi Pemula

2. Obligasi

Investasi jangka panjang dalam bentuk obligasi adalah surat utang yang diserahkan peminjam kepada pemberi pinjaman dengan surat berharga tersebut, berikut nama, tanggal jatuh tempo pinjaman, dan bunganya. Jangka waktu investasi jangka panjang berkisar antara 1 hingga 10 tahun.

Bagi pengusaha, obligasi memberikan peluang untuk memperoleh dana guna meningkatkan usahanya. Bagi pemberi pinjaman, obligasi adalah bentuk investasi yang menguntungkan

Baca Juga: Apa Itu Ikatan: Cara Kerja, Kelebihan dan Kekurangannya

3. Reksadana

Salah satu investasi jangka panjang yang menjanjikan adalah reksa dana. Reksadana adalah sekuritas yang mewakili aset atau klaim. Keuntungan dari investasi jangka panjang ini adalah memberikan berbagai pilihan, termasuk pasar mata uang, saham dan obligasi, yang dapat disesuaikan dengan dana dan risiko yang mungkin ditanggung oleh investor. Reksa dana sangat cocok untuk mereka yang tidak memiliki pengalaman bisnis, karena semua investasi dilakukan oleh pengelola dana berpengalaman.

Baca juga:
Apa itu Reksa Dana: Pengertian, Jenis dan Cara Membelinya
Cara Investasi Reksa Dana dengan Modal Kecil

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad