Kinerja Saham BJBR: Emiten Perbankan yang Rajin Bagi Dividen

Table of content:
Apakah Anda nasabah Bank Jabar dan berminat berinvestasi atau membeli saham salah satu bank pelat merah tersebut? Ada kabar gembira buat Anda karena saham BJBR atau PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) masuk dalam 20 besar indeks IDX BUMN20.
Berdasarkan rilis yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia (BEI), BJBR menjadi satu-satunya bank pembangunan daerah yang masuk dalam daftar tersebut yang berlaku efektif mulai 3 Agustus 2023 hingga 2 Februari 2024.
IDX BUMN20 atau IDXBUMN20 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga 20 saham milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan terkait yang memiliki nilai kapitalisasi pasar cukup besar dan likuiditas tinggi.
Tertarik membeli saham BJBR? Simak dulu informasi selengkapnya di bawah ini, yuk!
Profil Perusahaan BJBR
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. atau disingkat BJB, merupakan bank BUMD milik pemerintah provinsi Jawa Barat dan Banten (sejak tahun 2016). Bank daerah ini didirikan pada tanggal 20 Mei 1961 dalam bentuk perseroan terbatas. Dalam perkembangannya, bank tersebut berubah status menjadi BUMD.
Hingga saat ini, BJB berkantor pusat di Bandung dan memiliki 65 Kantor Cabang, 309 Kantor Cabang Pembantu atau KCP, 340 Kantor Kas, 152 Payment Point, 11 Mobil Kas Keliling, 1386 ATM, 11 Layanan Precious, 6 UMKM, dan 11 Weekend Banking.
Berdasarkan sejarahnya, BJB didirikan setelah melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan gadai atau bank milik Belanda di Bandung bernama De Eerste Nederlandsche Indische Shareholding NV
Baca juga: Daftar Saham Bank Syariah yang Tercatat di BEI
Setelah dikukuhkan melalui surat keputusan Gubernur Jawa Barat pada tanggal 20 Mei 1961, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat resmi berdiri. Modal dasar operasional bank ini diperoleh dari kas daerah sebesar Rp. 2.500.000.
BJB memperoleh legal standing melalui Peraturan Daerah Jawa Barat yang diterbitkan pada 27 Juni 1972. Enam tahun kemudian, 27 Juni 1978, BJB berganti dan mengukuhkan namanya menjadi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat.
Setelah itu melalui akta yang disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 16 April 1999, bentuk hukum bank ini berubah menjadi Perseroan Terbatas. Pada bulan Juli 2010, BJB resmi menjadi bank pembangunan daerah pertama di Indonesia yang sahamnya resmi melantai di BEI.
Kinerja Keuangan BJBR

Kinerja perbankan di Indonesia pada tahun 2023 akan mendapat tantangan dari dampak kenaikan suku bunga acuan yang terjadi sejak tahun 2022, termasuk terhadap kinerja keuangan BJB. Meski begitu, hingga semester I 2023, BJBR masih mencatatkan laba bersih di tengah kinerja yang menurun.
BJB mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 908,75 miliar. Angka tersebut menunjukkan peningkatan laba bersih pada kuartal I 2023 yakni Rp366.150 (QoQ), namun turun 24% (YoY) dibandingkan laba bersih tahun lalu pada periode yang sama yang mencapai Rp1,19 triliun.
BJB juga mengalami penurunan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 15,65% (YoY), dari Rp4,09 triliun menjadi Rp3,45 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, portofolio kredit BJB tercatat meningkat 11% (QoQ) dari Rp 116,45 triliun pada kuartal I 2023 menjadi Rp 129,28 triliun, dan meningkat 4,77% (YoY) sebesar Rp 115,17 triliun dari tahun lalu. .
Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat mampu mengimbangi penyaluran kredit yang diterbitkan dengan menjaga Loan to Deposit Ratio (LDR) optimal per Juni sebesar 90,4%.
DPK BJB tercatat sebesar Rp 129,079 triliun pada semester I 2023. Angka tersebut turun 0,05% (QoQ) dari Rp 129,795 triliun pada triwulan I 2023 dan turun 1,57% (YTD) dari Rp 131,138 triliun pada periode yang sama tahun lalu. .
BJB mencatat Rasio Kredit Bermasalah (NPL) terjaga pada level 1,2% dengan tingkat cakupan 119,1%, sedangkan rasio (CAR) berada pada level 20,1%. Dengan angka yang diraih tersebut, BJB meraup laba sebesar Rp1,1 triliun hingga Juni 2023 atau sepanjang semester I 2023 secara konsolidasi.
Untuk lebih jelasnya mari kita lihat kinerja keuangan PT BJB pada periode-periode berikut ini:
Komponen | Q2 2023 | 2022 | 2021 | 2020 |
Pendapatan Bunga Bersih (NII) | Rp3,45 triliun | Rp8,41 triliun | Rp7,9 triliun | Rp 6,4 triliun |
Laba bersih | Rp 1,1 triliun | Rp 2,3 triliun | Rp 2,03 triliun | Rp 1,6 triliun |
Laba kotor | Rp 446 miliar | Rp 2,8 triliun | Rp 2,6 triliun | Rp 2,1 triliun |
Total aset | Rp177,7 triliun | Rp181,24 triliun | Rp158,36 triliun | Rp 140,9 triliun |
Jumlah Ekuitas | Rp 14,8 triliun | Rp 15,2 triliun | Rp13,6 triliun | Rp 12 triliun |
Jumlah Kewajiban | Rp 154,8 triliun | Rp 154,9 triliun | Rp 135,7 triliun | Rp 122,6 triliun |
Sedangkan untuk rasio keuangan saham BJBR tercatat sebagai berikut:
Perbandingan | Q2 2023 | 2022 | 2021 | 2020 |
ROA | 1,33% | 1,27% | 1,28% | 1,20% |
KIJANG | 14,09% | 15,63% | 15,53% | 14,05% |
NIM | 4,77% | 5,86% | 5,66% | 5,52% |
DER | 1,58% | 11,29% | 11,10% | 6,29% |
Baca juga: Kinerja dan Pergerakan Harga Saham ARTO Bank Jago
Dilihat dari tabel diatas, ROE BJBR berada pada angka yang tinggi, cukup baik untuk sebuah emiten perbankan yaitu minimal 3%, sedangkan ROA sendiri terlihat buruk karena jauh dibawah 20%.
Artinya BJBR kurang efisien dalam mengelola laba bersih yang diperolehnya. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa NIM berada pada kisaran 4-5% yang berarti menunjukkan kinerja yang buruk karena menurut standar yang ditetapkan Bank Indonesia, NIM perbankan dapat dikatakan baik jika berada di atas 6%.
Pembagian Dividen Pemegang Saham BJBR

Bank Jabar membagikan dividen tahun buku 2022 senilai total Rp 1,1 triliun. Pembagian dividen tersebut telah disetujui pada RUPST bulan April 2023. Nilai dividen yang dibagikan setara dengan 49,47% dari total laba bersih yang diperoleh Bank BJB pada tahun 2022 yakni Rp 2,22 triliun.
Pada tahun 2022, Bank BJB juga akan membagikan dividen sebesar Rp1,04 triliun atau Rp99,11 per saham dari laba bersih tahun buku 2021. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,03 triliun pada tahun anggaran 2021. Dengan pencapaian tersebut, maka total dividen yang dibagikan setara dengan 51,23% dari laba bersih yang diperoleh perseroan.
Bank BJB diketahui cukup sering membagikan dividen karena pada tahun 2021, BJBR juga kembali menetapkan pembagian dividen senilai Rp941,97 miliar atau setara dengan 56% dari laba bersih tahun buku 2020 sebesar Rp1,7 triliun. Dengan jumlah tersebut, dividen yang dibagikan kepada pemegang saham adalah Rp95,74 per saham.
Prospek Bisnis Saham BJBR

Jika Anda tertarik berinvestasi saham BJBR, ketahuilah bahwa PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Perseroan mengalami penurunan laba bersih sepanjang kuartal I 2023. Penurunannya cukup besar yakni dari Rp592 miliar menjadi Rp366 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian, prospek investasi saham BJBR dan saham bank daerah lainnya dinilai masih cukup positif pada tahun ini, terutama didukung oleh proyeksi pertumbuhan kredit yang masih solid dan momen kampanye pemilu yang berpotensi mendongkrak konsumsi masyarakat.
Saham BJBR masih diminati investor karena profitabilitasnya yang relatif tinggi dan tingkat risiko yang relatif rendah dibandingkan bank daerah lainnya.
Baca juga: Inilah daftar 10 saham dengan dividen terbesar di tahun 2023
Bagaimana, apakah Anda tertarik membeli saham BJBR untuk berinvestasi? Jika Anda masih ragu dan ingin mencari saham lain yang lebih menjanjikan, lakukan dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Namun jika Anda terlalu bingung dan merasa asing dengan potensi saham, andalkan saja aplikasinya BUang.
Aplikasi investasi ini akan membantu Anda berinvestasi dengan aman karena telah terdaftar dan diawasi oleh OJK. Selain itu, BMoney juga menyediakan banyak produk investasi mulai dari saham hingga reksa dana. Segera download aplikasinya di Toko aplikasi atau Mainkan Toko untuk mendapatkan manfaatnya!
bmoney.id