Pusat dapodik – Dalam dunia pendidikan, ada berbagai prinsip yang menjadi acuan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, terutama yang berpihak pada murid. Pembelajaran yang berpihak pada murid menempatkan kebutuhan, minat, dan potensi murid sebagai pusat dari segala aktivitas belajar. Namun, tidak semua metode atau prinsip yang digunakan dalam pengajaran sejalan dengan pendekatan ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa prinsip yang tidak termasuk dalam kategori pembelajaran yang berpihak pada murid, serta mengapa penting untuk menghindarinya.
1. Pembelajaran yang Sepenuhnya Berpusat pada Guru
Pembelajaran yang berpusat pada guru adalah salah satu pendekatan yang kurang berpihak pada murid. Dalam model ini, guru adalah satu-satunya sumber pengetahuan dan otoritas dalam kelas, sementara murid cenderung menjadi penerima pasif dari informasi.
Metode ini biasanya melibatkan ceramah panjang, di mana guru mendominasi pembicaraan, dan murid hanya mendengarkan. Sementara model ini efektif untuk menyampaikan informasi dengan cepat, hal ini mengabaikan kebutuhan individual murid. Murid tidak diajak untuk berpikir kritis, berpartisipasi aktif, atau mengeksplorasi topik secara mandiri. Akibatnya, mereka mungkin merasa tidak terlibat dan kurang termotivasi.
Sebaliknya, pembelajaran yang berpihak pada murid akan mendorong interaksi dua arah, di mana murid aktif terlibat dalam proses belajar dan guru berperan sebagai fasilitator yang membantu murid mengeksplorasi ide mereka sendiri.
2. Pendekatan Satu Ukuran untuk Semua (One-Size-Fits-All)
Menggunakan pendekatan yang sama untuk semua murid dalam sebuah kelas juga tidak termasuk dalam prinsip pembelajaran yang berpihak pada murid. Setiap murid memiliki gaya belajar, minat, dan kecepatan yang berbeda-beda. Memaksakan satu metode yang sama kepada semua murid berarti mengabaikan perbedaan individu ini.
Contohnya, ada murid yang lebih memahami materi melalui pembelajaran visual, sementara yang lain lebih baik dalam pembelajaran kinestetik. Jika semua murid dipaksa untuk belajar dengan cara yang sama, banyak yang akan tertinggal atau kehilangan minat.
Pendekatan yang lebih berpihak pada murid adalah dengan menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan individu. Ini bisa melibatkan pengajaran yang bersifat diferensial, di mana guru menyediakan berbagai sumber daya dan strategi untuk mendukung berbagai gaya belajar.
3. Fokus pada Hasil daripada Proses
Kebanyakan sistem pendidikan yang berorientasi pada hasil, seperti nilai ujian atau peringkat, tidak berpihak pada murid. Dalam pendekatan ini, kesuksesan murid diukur hanya berdasarkan angka-angka, bukan perkembangan keterampilan, pemahaman konsep, atau pertumbuhan pribadi mereka.
Ketika murid hanya difokuskan pada mendapatkan nilai tinggi, mereka mungkin merasa tertekan dan cenderung menggunakan cara-cara instan seperti menghafal tanpa pemahaman yang mendalam. Ini bisa menghambat perkembangan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas yang sebenarnya sangat penting dalam jangka panjang.
Pembelajaran yang berpihak pada murid lebih menekankan pada proses pembelajaran itu sendiri. Ini melibatkan penilaian formatif yang berkelanjutan, di mana murid diberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu mereka memahami kekuatan dan kelemahan mereka serta bagaimana cara meningkatkannya.
4. Penyeragaman dalam Evaluasi
Penyeragaman dalam evaluasi adalah prinsip lain yang tidak berpihak pada murid. Dalam banyak sistem pendidikan tradisional, semua murid dievaluasi dengan menggunakan alat dan standar yang sama, terlepas dari perbedaan kebutuhan dan kemampuan mereka.
Misalnya, ujian tertulis sering kali menjadi satu-satunya cara untuk mengevaluasi pemahaman murid, meskipun tidak semua murid mampu menunjukkan pengetahuan mereka melalui metode ini. Murid dengan kesulitan belajar atau kecemasan ujian mungkin sangat dirugikan oleh pendekatan ini.
Sebaliknya, pendekatan evaluasi yang berpihak pada murid adalah dengan memberikan variasi dalam cara murid dapat menunjukkan pemahaman mereka. Ini bisa melibatkan proyek, presentasi, portofolio, atau penilaian diri, yang memungkinkan murid untuk menunjukkan keahlian mereka dengan cara yang paling sesuai dengan mereka.
5. Tidak Ada Ruang untuk Kegagalan
Dalam banyak sistem pembelajaran tradisional, kegagalan sering kali dianggap sebagai akhir dari proses belajar. Murid yang gagal mungkin dihukum dengan nilai buruk atau dipaksa untuk mengulang materi tanpa ada upaya untuk memahami alasan di balik kegagalan tersebut. Pendekatan ini jelas tidak berpihak pada murid.
Pembelajaran yang berpihak pada murid justru melihat kegagalan sebagai bagian penting dari proses belajar. Ini memberikan ruang bagi murid untuk mencoba, gagal, dan belajar dari kesalahan mereka tanpa rasa takut dihukum. Melalui refleksi dan umpan balik konstruktif, murid dapat memahami kesalahan mereka dan belajar untuk memperbaikinya di masa depan. Ini membantu membangun ketahanan dan kepercayaan diri, serta mendorong mentalitas berkembang (growth mindset).
6. Penekanan pada Hafalan tanpa Pemahaman
Penekanan pada hafalan juga tidak termasuk dalam prinsip pembelajaran yang berpihak pada murid. Menghafal informasi tanpa memahami konteks atau makna di baliknya tidak memberikan nilai jangka panjang dalam pembelajaran.
Murid yang diajarkan untuk menghafal akan lebih sulit untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam situasi yang berbeda atau dalam kehidupan nyata. Mereka mungkin bisa mengingat fakta atau data untuk ujian, tetapi tidak dapat menjelaskan konsepnya dengan baik atau menghubungkannya dengan pengetahuan lain yang mereka miliki.
Sebaliknya, pembelajaran yang berpihak pada murid menekankan pada pemahaman mendalam. Guru berperan untuk membantu murid menghubungkan konsep dengan pengalaman nyata dan aplikasi praktis, sehingga mereka tidak hanya mengetahui “apa”, tetapi juga “mengapa” dan “bagaimana”.
7. Minimnya Partisipasi Murid dalam Pengambilan Keputusan
Pendekatan pembelajaran yang tidak melibatkan murid dalam pengambilan keputusan juga tidak berpihak pada murid. Ketika murid tidak diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam keputusan yang mempengaruhi proses pembelajaran mereka, mereka mungkin merasa tidak memiliki kendali atau tanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri.
Misalnya, jika kurikulum atau metode pengajaran sepenuhnya ditentukan oleh guru tanpa mempertimbangkan masukan dari murid, maka kebutuhan dan keinginan murid mungkin tidak terakomodasi dengan baik.
Pembelajaran yang berpihak pada murid akan melibatkan murid dalam pengambilan keputusan terkait topik yang dipelajari, metode pembelajaran yang digunakan, dan cara mereka dievaluasi. Ini meningkatkan keterlibatan dan motivasi murid, serta membuat mereka merasa dihargai sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Kesimpulan
Pembelajaran yang berpihak pada murid adalah tentang menempatkan kebutuhan, minat, dan potensi murid sebagai pusat dari semua aktivitas pendidikan. Namun, beberapa prinsip atau pendekatan seperti pembelajaran yang sepenuhnya berpusat pada guru, pendekatan satu ukuran untuk semua, fokus pada hasil daripada proses, penyeragaman dalam evaluasi, tidak ada ruang untuk kegagalan, penekanan pada hafalan tanpa pemahaman, dan minimnya partisipasi murid dalam pengambilan keputusan, jelas tidak termasuk dalam kategori ini.