![Faktor Penyebab Konflik Sosial beserta Contoh dan Dampaknya Faktor Penyebab Konflik Sosial beserta Contoh dan Dampaknya.webp](https://pusatdapodik.com/wp-content/uploads/2023/02/Faktor-Penyebab-Konflik-Sosial-beserta-Contoh-dan-Dampaknya.webp.webp)
Sobat, tahukah kamu apa penyebab konflik sosial yang sering terjadi di sekitar kita? Salah satu penyebab terjadinya konflik sosial adalah kondisi masyarakat kita yang sangat beragam.
Konflik pada umumnya dilatarbelakangi oleh perbedaan antar individu ketika berinteraksi, mulai dari perbedaan ciri fisik, pengetahuan, adat istiadat, kepercayaan, dan sebagainya. Oleh karena itu, penyebab konflik sosial sangat beragam dan berikut penjelasannya.
Pengertian Konflik Sosial
Sebelum menuju pembahasan penyebab konflik sosial. Ada baiknya kita pahami dulu apa itu konflik sosial?
Istilah konflik berasal dari salah satu kata latin yaitu mengkonfigurasi yang berarti saling memukul. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri, arti kata konflik adalah perselisihan; sengketa; dan konflik.
Sedangkan kata sosial dalam KBBI berarti berkaitan dengan masyarakat. Dengan demikian, konflik sosial adalah perselisihan yang berkaitan dengan sesama warga negara.
Konflik yang terjadi di masyarakat juga sangat beragam, baik antar individu, individu dengan kelompok, maupun antar kelompok. Berikut adalah pengertian konflik sosial menurut beberapa ahli.
Pengertian Konflik Menurut Para Ahli
- Alo Liliweri mendefinisikan konflik sebagai bentuk konflik alamiah yang bersumber dari individu atau kelompok, karena mereka terlibat dalam keyakinan, sikap, kebutuhan, dan nilai yang berbeda.
- De Moor menyatakan bahwa dalam suatu sistem sosial, dapat dikatakan terjadi konflik jika penghuni sistem itu membiarkan diri atau kelompoknya dibimbing oleh tujuan atau nilai yang bertentangan dan ini terjadi secara masal.
- Dean G. Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin menerjemahkan istilah “konflikdalam bahasa aslinya yang berarti perkelahian, peperangan, dan pergumulan berupa konfrontasi fisik antara beberapa pihak.
- Lewis A. Coser berpendapat bahwa konflik adalah perebutan nilai atau tuntutan status, kekuasaan, dengan tujuan menetralkan, melukai, dan menghilangkan lawan.
- Robert MZ Lawang mendefinisikan konflik sebagai bentuk perjuangan untuk mendapatkan status, nilai, dan kekuasaan, serta menaklukkan saingan.
- Soerjono Soekanto mengartikan konflik sebagai salah satu proses sosial dari setiap individu atau kelompok orang yang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan cara menentang pihak lawan yang disertai dengan kekerasan atau ancaman.
- Ensiklopedi Nasional Indonesia menjelaskan bahwa konflik akan muncul akibat benturan antara dua elemen masyarakat yang mengharuskan salah satunya diakhiri.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian konflik sosial adalah konflik yang terjadi secara wajar, yang bersumber antara individu, individu dan kelompok, atau antar kelompok, yang saling berkaitan satu sama lain karena memiliki kebutuhan/kepentingan masing-masing. kemudian mencapainya dengan pihak lawan. lawan atau sekaligus menundukkan saingannya dan mengakhiri salah satu pihak.
Apa Penyebab Konflik Sosial?
Secara garis besar faktor-faktor penyebab konflik sosial di masyarakat terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
- Ada perbedaan antar individu
Perbedaan antar individu pada umumnya seringkali menjadi faktor/pemicu utama terjadinya suatu konflik sosial. Perbedaan tersebut bisa karena perbedaan pandangan, pendapat, kebutuhan, status, dan sebagainya.Bahkan, perbedaan sudah menjadi hal yang lumrah dalam hubungan sosial. Sedekat apapun hubungan yang dimiliki masing-masing individu, tentu tetap saja ada perbedaan di antara mereka.
Namun, perbedaan yang terlalu jauh seringkali dapat menimbulkan konflik sosial. Apalagi jika salah satu pihak atau semua pihak memaksa pihak lain untuk mengikuti keinginan dan pendapatnya. Hal inilah yang menyebabkan konflik sosial sulit dihindari.
- Ada perbedaan latar belakang budaya
Perbedaan budaya tidak hanya akan menimbulkan konflik antar individu, tetapi juga antar kelompok. Pola budaya yang berbeda akan menyebabkan pola kepribadian dan pola perilaku yang berbeda di antara kelompok masyarakat yang luas.Selain itu, perbedaan budaya juga dapat menyebabkan munculnya etnosentrisme, yaitu sikap yang ditunjukkan kepada kelompok budaya lain, bahwa kelompok budaya merekalah yang terbaik. Jika setiap kelompok dalam kehidupan bermasyarakat memiliki sikap yang sama, maka pada akhirnya akan memicu konflik antar penganut budaya.
Sedangkan dalam konflik antar individu, ketika kita hidup dalam masyarakat, tentu kita akan memiliki kemungkinan untuk bertemu dengan orang lain di lingkungan yang sama, yang latar belakang budayanya berbeda dengan kita. Sebagai contoh dapat kita lihat pada masyarakat di Jakarta, dimana dapat dipastikan terdapat pendatang dari luar kota, seperti Surabaya, Semarang, dan kota-kota lain dari berbagai provinsi dan pulau di Indonesia, atau bahkan dari luar negeri. Latar belakang budaya masing-masing tentu berbeda bukan?
Hal ini akan menimbulkan perbedaan dalam cara bertutur kata, cara bersosialisasi dalam bentuk tingkah laku, dan sejenisnya. Misalnya, orang asli Jakarta mengatakan kata X tidak kasar, tapi tidak untuk pendatang yang berasal dari daerah B.
Perbedaan ini juga dapat menyebabkan kesalahpahaman. Sebenarnya, satu orang tidak bermaksud menghina orang lain, tetapi orang lain mungkin menganggapnya menghina dan mengatakan sesuatu yang kasar. Kondisi ini pada akhirnya dapat menjadi konflik di masyarakat.
- Ada perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok
Dalam hubungan sosial, setiap individu dan setiap kelompok memiliki kepentingannya masing-masing. Dalam beberapa kondisi perbedaan kepentingan tersebut dapat ditolerir, maka semua pihak berusaha saling memegang kepentingan pribadi demi kepentingan bersama.Hanya saja, dalam kondisi dan situasi lain, perbedaan kepentingan ini terlalu kuat. Apalagi jika dalam suatu kelompok terdapat kelompok minoritas dan mayoritas. Kelompok mayoritas umumnya akan memiliki suara yang lebih besar, sehingga pendapatnya lebih berpengaruh, didengar dan menjadi keputusan bulat setiap kali konflik diselesaikan.
Ketika perbedaan kepentingan ini tidak dapat dikendalikan, dapat menyebabkan pengabaian kepentingan sosial atau kepentingan bersama. Sehingga pada akhirnya akan menjadi konflik sosial. Dimana konflik, perkelahian, perdebatan, dan keributan muncul karena perbedaan kepentingan tersebut.
Konflik sosial perbedaan kepentingan ini misalnya adalah penetapan upah minimum regional (UMR) oleh pemerintah. Karyawan merasa berhak atas kenaikan upah yang lebih tinggi, sedangkan pemerintah melalui keputusannya merasa bahwa kenaikan upah yang ada sudah sesuai.
Itulah faktor yang menyebabkan konflik sosial secara umum. Meski begitu, masih banyak faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya konflik sosial, seperti perbedaan suku, ras, bangsa, dan hal-hal lain yang menjadi latar belakang terjadinya suatu konflik sosial.
Dampak Konflik Sosial
Terjadinya konflik sosial dapat menimbulkan berbagai dampak. Meskipun kata konflik sering dikaitkan dengan dampak negatif, ada juga dampak positif dari sebuah konflik yang terjadi.
Dampak Negatif Konflik Sosial
Berikut adalah dampak negatif dari konflik sosial.
- Menyebabkan perpecahan.
- Melumpuhkan roda perekonomian.
- Meningkatnya keresahan masyarakat.
- Menyebabkan kerusakan sarana dan prasarana umum.
- Menghancurkan harta benda dan menimbulkan korban jiwa.
- Merusak struktur sosial.
Dampak Positif Konflik Sosial
Dampak positif dari terjadinya konflik sosial, yaitu sebagai berikut.
- Munculnya norma baru.
- Meningkatkan solidaritas kelompok.
- Meningkatkan kekuatan setiap individu untuk dapat menghadapi berbagai situasi konflik sosial yang terjadi.
- Mendorong kesadaran kelompok yang berkonflik untuk berkompromi.
Sobat, itulah penjelasan singkat tentang konflik sosial. Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang konflik sosial, Anda bisa langsung bergabung dengan Quipper Video untuk mempelajarinya melalui video pembelajaran yang disediakan. Yuk, gabung sekarang!
www.quipper.com