Hasil Penelitian Pertanian Seyogyanya Miliki HaKI dan Dikomersilkan

YOGYAKARTA, pusatdapodik.com – Direktur Pembiayaan Riset dan Inovasi, Deputi Fasilitasi Riset dan Inovasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Ajeng Arum Sari mengatakan komersialisasi, pemberdayaan masyarakat dan kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari sebuah penelitian merupakan hal penting untuk dilakukan. Begitu juga dengan hasil riset dan inovasi di bidang pertanian.
“Kalau bicara tentang perlunya riset pertanian, kita bicara tentang teknologi yang akan menciptakan proses produksi yang efisien dan meningkatkan kualitas pangan itu sendiri. Tak hanya itu, poin kesejahteraan petani menjadi perhatian yang perlu diwujudkan. konsep mengkomersialkan dan memiliki HKI juga harus diwujudkan dalam penelitian yang dilakukan oleh para peneliti,” kata Ajeng pada Seminar dan Lokakarya Nasional Perhimpunan Agroteknologi/Agroekoteknologi Indonesia (PAGI), Kamis (20/7) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). ).
Ajeng menambahkan, komersialisasi hasil riset pertanian, menurut Ajeng, juga bermanfaat untuk memberikan pemasukan dan keberlanjutan dari hasil riset itu sendiri.
“Selain itu, dalam aspek pemberdayaan masyarakat, hasil penelitian berupa inovasi dan teknologi akan bermanfaat bagi petani. Dimana teknologi dan inovasi akan menciptakan efisiensi dalam kegiatan pertanian. Dari sisi Hak Kekayaan Intelektual, legalitas hasil penelitian dan inovasi juga akan terjamin keabsahannya,” jelas Ajeng.
Menurut Ajeng jika sebuah publikasi bagus, dikenal dan digunakan oleh banyak orang, maka akan menguntungkan.
“Tapi kalau kekayaan intelektual sudah diakui, itu akan jauh lebih baik bagi semua pihak,” kata Ajeng lagi.
Mengusung tema “Hilirisasi Hasil Riset Pertanian Untuk Mendukung Kemandirian Bangsa”, Seminar dan Lokakarya Nasional MAGI ke-7 terkait riset pertanian berlangsung di KH. Ibrahim Ruang Amfiteater Lantai 5 E6, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Kegiatan ini juga diikuti oleh 168 peserta dari program studi agroteknologi/agroekoteknologi se-Indonesia.
Seminar dan Lokakarya Nasional yang diadakan oleh PAGI ini tidak hanya menghadirkan Dr. Ajeng Arum Sari sebagai pembicara, tetapi juga menghadirkan Ir. H. Suratman, MM, MBA selaku Direktur Pabrik Daesang Ingredients Indonesia dan Ir. Agung Astuti, MSi selaku pakar dari Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UMY. Para pemateri berasal dari berbagai latar belakang. Mulai dari pemerintah, industri dan pakar dari perguruan tinggi.
Direktur Pabrik Daesang Ingredients Indonesia, Suratman mengatakan, harus ada kerjasama antara mahasiswa dan industri.
“Untuk mewujudkan hilirisasi riset, mahasiswa harus berupaya mengkolaborasikan riset dengan industri. Hal ini untuk menciptakan riset yang tepat guna dan tepat sasaran. Selain itu, ini adalah cara untuk menambah wawasan dan pengalaman,” ujar Suratman.
Rektor UMY, Prof.Dr.Ir. Gunawan Budiyanto, MP, IPM. ASEAN. Eng dalam kesempatan yang sama menyampaikan harapannya kepada para peserta yang mengikuti Seminar dan Lokakarya Nasional yang diselenggarakan oleh PAGI. “Forum diskusi ini harus kita manfaatkan untuk memperbaharui informasi dan ide. Agar kita selalu mengikuti perkembangan zaman yang selalu berubah,” kata Gunawan.
Seminar dan Lokakarya Nasional yang diadakan oleh PAGI merekrut 29 jurnal dengan tujuan untuk mewujudkan tujuan dari seminar tersebut, yaitu menerbitkan artikel internasional. (St)
www.cakrawala.co