Mengenal Realized Yield dan Cara Menaikkan Keuntungan Investasi

Table of content:
Jika ditanya apa tujuan berinvestasi, mayoritas pasti menjawab untuk mendapatkan keuntungan dari modal yang ditanam pada suatu aset. Modal investasi memang bisa bertambah sesuai dengan jenis instrumen investasi yang dipilih. Namun keuntungan investasi tersebut masih dianggap sebagai keuntungan semu hingga akhirnya dicairkan oleh investor.
Ketika investor mengucurkan keuntungan tersebut, inilah yang disebut dengan realisasi pengembalian atau disebut juga hasil yang direalisasikan. Dalam dunia investasi, istilah tersebut mengacu pada imbal hasil sebenarnya atau aktual yang berhasil diperoleh seorang investor dalam satu periode investasi.
Return aktual dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dividen, keuntungan modal, pembayaran bunga atau kupon, dan lain sebagainya. Selain itu, ada beberapa tipe hasil yang direalisasikan diperoleh berdasarkan instrumen investasi yang dipilih investor.
Lalu, sebenarnya apa maksudnya hasil yang direalisasikan dan mengapa penting bagi investor untuk memahaminya? Temukan jawabannya dengan membaca penjelasan berikut ini sampai habis.
Apa itu Hasil Realisasi?

Hasil yang direalisasikan atau return yang direalisasikan adalah istilah yang mengacu pada keuntungan sebenarnya yang diperoleh investor dalam suatu periode investasi. Sumber imbal hasil sebenarnya ini bervariasi, bisa berupa dividen, perubahan nilai investasi dari modal awal, atau berasal dari pembayaran bunga atau kupon selama periode tersebut. memegang.
Istilah ini biasanya diterapkan pada aktivitas investasi pada instrumen obligasi. Investor biasanya menggunakan istilah ini untuk merujuk pada keuntungan yang diperoleh dengan menjual obligasi sebelum jatuh tempo.
Di sisi lain, investor juga sering menggunakan istilah ini ketika memperoleh keuntungan dari pembayaran dividen. Oleh karena itu, biasanya investor akan melakukan perhitungan hasil yang direalisasikan dengan cara mengurangi atau menambah hasil investasi yang telah diperoleh dengan modal awal. Perhitungan ini biasanya dilakukan setiap tahun.
Baca juga: Pengertian Transaksi Over The Counter dan Penjelasan Lengkapnya
Aplikasi Hasil Realisasi
Dalam praktiknya, realisasi imbal hasil atas produk investasi yang memiliki tanggal jatuh tempo seringkali berbeda dengan yang dijelaskan pada bagian ini hasil hingga jatuh tempo (YTM) di hampir semua situasi.
Namun, terdapat pengecualian ketika obligasi dibeli atau dijual pada nilai nominal atau nilai nominalyang juga merupakan harga penebusan produk ketika sudah matang.
Aplikasi hasil yang direalisasikan sangat berguna bagi investor untuk mengevaluasi produk obligasi dengan imbal hasil tinggi atau obligasi sampah. Perhitungan realisasi imbal hasil dinilai mampu memberikan informasi mengenai cara menyiasati suatu angka obligasi sampah atau obligasi dengan imbal hasil tinggi yang hampir selalu pasti bawaan.
Hal lain yang perlu diketahui adalah imbal hasil sebenarnya dari produk obligasi hasil tinggi cenderung lebih rendah dari hasil hingga jatuh tempo. Hal ini disebabkan oleh risiko bawaan sehingga investor yang ingin membeli produk junk bond alias obligasi sampah atau obligasi dengan imbal hasil tinggi perlu memahaminya.
Baca juga: Hati-hati dengan Skema Pump and Dump, Manipulasi Saham yang Merugikan Investor
Contoh Perhitungan Hasil Realisasi

Penting untuk dipahami bahwa nilai keuntungan atau imbal hasil yang direalisasikan atas produk obligasi yang telah jatuh tempo terkadang tidak sesuai dengan yang tertulis sebelumnya. Namun hal ini tidak berlaku jika obligasi dibeli atau dijual sebesar jumlah pokoknya (nilai nominal).
Misalnya, produk obligasi memiliki tingkat kupon 5% selama periode tersebut memegang. Rencananya, obligasi tersebut akan dijual atau dilepas sebesar biaya perolehannya. Berdasarkan kondisi tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa investor mempunyai potensi memperoleh keuntungan hasil yang direalisasikan sebesar 5%.
Namun secara umum investor akan memperoleh realisasi imbal hasil yang berfluktuasi. Hal ini disebabkan adanya perubahan nilai dasar modal yang ditanamkan pada produk obligasi.
pendeknya, hasil yang direalisasikan adalah nilai return yang sebenarnya diperoleh investor di pasar obligasi, yang nilainya tidak selalu sama menghasilkan kapan waktunya tiba. Dengan kualitas setara kredit, obligasi 1 tahun dengan kupon 3% dan modal Rp. 1 juta dijual seharga Rp. 1,02 juta bisa dikatakan sebanding dengan obligasi berkupon 1% yang dijual dengan jumlah pokok.
Baca juga: Apa yang dimaksud dengan Front Running dalam Investasi? Bantuan Mulai Yang Bisa Dihukum Berat!
Jenis Hasil Realisasi
Umumnya istilah hasil yang direalisasikan dibagi menjadi 3 jenis atau kategori, tergantung instrumen investasi yang bersangkutan. Berikut ini adalah jenis realisasi imbal hasil yang dimaksud.
1. Obligasi
Seperti disebutkan di atas, realisasi hasil dalam kategori ini mengacu pada keseluruhan pengembalian sebenarnya yang diterima investor ketika mereka menjual obligasinya sebelum tanggal jatuh tempo.
Misalnya saja suatu produk obligasi yang memiliki jangka waktu 3 tahun dengan tingkat kupon 3% yang dibeli dengan nilai nominal Rp 10 juta dan memiliki imbal hasil (yield) 3% pada akhir jatuh temponya.
Jika obligasi tersebut dijual setahun kemudian dengan harga Rp 9,6 juta, investor akan mengalami kerugian pokok sebesar 4%. Dengan pembayaran kupon sebesar 3%, realisasi return yang diperoleh investor adalah -1%.
Namun jika produk tersebut dijual pada periode yang sama dengan harga Rp. 10,2 juta dan keuntungan pokok 2%, maka realisasi imbal hasil meningkat menjadi 5% karena investor mendapat pembayaran kupon sebesar Rp. 3%.
2. Sertifikat Deposito
Jenis hasil yang direalisasikan selanjutnya lazim diterapkan pada sertifikat deposito. Pada instrumen tersebut, investor yang ingin mencairkan sebelum tanggal jatuh tempo seringkali harus membayar denda.
Jika investor ingin mencairkan sertifikat deposito tenor 2 tahun yang memberikan bunga 1% setelah 1 tahun dan mendapat Rp. Bunga 1 juta, maka investor dikenakan denda deposito 6 bulan sebesar Rp. 500 ribu. Setelah denda dibayarkan, maka investor akan mendapatkan imbal hasil sebesar Rp 500 ribu selama 1 tahun hasil yang direalisasikan sejumlah 0,5%.
3. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Jenis hasil yang direalisasikan Yang terakhir berlaku untuk reksa dana pendapatan tetap, ETF, atau produk investasi lainnya yang tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Misalnya, seorang investor memiliki ETF yang membayar bunga 4% selama periode investasi 2 tahun. Ia kemudian menjual asetnya untuk mendapatkan keuntungan.
Jika kenaikan pokok pinjaman dalam jangka waktu investasi 2 tahun mempunyai tingkat imbal hasil sebesar 1% per tahun, maka tingkat pengembalian yang direalisasikan adalah 5% per tahun.
Baca juga: Pengertian Lump Sum, Strategi Investasi yang Cocok untuk Freelancer!
Pentingnya Pemahaman Hasil Realisasi
Memahami hasil yang direalisasikan penting bagi investor untuk dapat mengetahui informasi penting mengenai seberapa besar sebenarnya nilai return yang diperoleh. Dengan demikian, investor dapat mengevaluasi tingkat pengembalian modal yang ditanamkannya dan menghadapi potensi risiko yang mungkin terjadi di masa depan.
Demikian penjelasan mengenai apa itu hasil yang direalisasikan, bagaimana penerapannya dalam berinvestasi, serta contoh dan jenisnya. Selain memahami perhitungan realisasi imbal hasil, pastikan juga Anda mengetahui profil risiko investasi agar dapat memilih instrumen investasi yang tepat.
Salah satu aplikasi investasi yang menawarkan kemudahan dalam mengetahui profil risiko dan instrumen yang cocok bagi investor adalah BUang. Aplikasi ini dapat diakses oleh siapa saja sehingga dapat berinvestasi dengan aman dan nyaman karena telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Unduhan aplikasinya sekarang sudah masuk toko bermain atau Toko aplikasi.
bmoney.id