Memahami Peran Sosial – Apa yang dimaksud dengan peran sosial? Apa saja jenis peran sosial? Apa fungsi peran sosial? Apa konsep peran sosial?

Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian peran sosial menurut para ahli, jenis, ciri-ciri, konsep teori dan contoh peran sosial secara lengkap.

Baca Juga : Pengertian Role

Isibersembunyi

1
Memahami Peran Sosial
2
Teori Peran Sosial

2.1
Teori Struktural
2.2
Teori Interaksional
2.3
Teori Relasional
3
Konsep Peran Sosial

3.1
Konflik Peran (Role Conflict)
3.2
Role Distancing (Menjauhi Peran)
3.3
Keluar dari Peran (Menghentikan Peran)
3.4
Harapan Peran (Ekspektasi Peran)
3.5
Kinerja Peran (Kinerja Peran)
3.6
Pembalikan Peran (Role Reversal)
3.7
Pemisahan Peran (Role Segregation)
4
Jenis Peran Sosial dan Contohnya

4.1
Peran Gender
4.2
Peran Bio Sosiologi
4.3
Peran Kebudayaan
4.4
Situasi Peran Khusus
4.5
Diferensiasi Sosial
4.6
Peran Default
4.7
Peran Pilihan
4.8
Peran yang Diharapkan
4.9
Peran yang Disesuaikan
4.10
Peran kunci
4.11
Peran Tambahan

Memahami Peran Sosial

Peran sosial adalah perilaku dan/atau perilaku yang diharapkan dari seseorang yang menduduki status sosial tertentu dalam masyarakat. Status sosial seseorang akan menentukan peran sosialnya dalam masyarakat, dimana semakin tinggi status sosial yang dimiliki maka semakin besar perannya dalam masyarakat.

Peran sosial juga dapat diartikan sebagai hubungan antara perilaku, hak & kewajiban, serta keyakinan dan norma sosial yang telah dikonsep oleh masyarakat dalam situasi tertentu.

Peran sosial mencakup berbagai tindakan yang diberikan kepada setiap individu dalam masyarakat. Tindakan atau perilaku individu akan berubah menurut orang lain.

Peran sosial ditentukan oleh status sosial, dimana setiap peran sosial mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda-beda sesuai dengan status sosial yang dimilikinya.

Menurut Soerjono Soekanto, peran sosial berarti aspek yang dimamis. Apabila seseorang menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan statusnya, maka ia telah memenuhi suatu peranan.

Peran sosial dan status sosial berbeda. Status sosial lebih mengacu pada aspek statis seseorang dalam sistem organisasi kemasyarakatan, sedangkan peran sosial lebih mengacu pada aspek dinamis dan fungsional seseorang dalam sistem organisasi kemasyarakatan.

Baca Juga : Pengertian Komunitas

Teori Peran Sosial

Terdapat 5 model teori pendekatan peran diantaranya:

Teori Struktural

Teori pendekatan ini dikemukakan oleh Robert E. Park. Pendekatan struktural menyatakan bahwa peran sosial ditentukan oleh kedudukan dalam struktur sosial. Kedudukan sosial mencakup status dan menentukan perilaku individu secara langsung. Singkatnya, teori struktural berasumsi bahwa peran sosial adalah produk status sosial.

Teori Interaksional

Teori yang merupakan pendekatan mikro ini dikemukakan oleh George H. Mead. Teori ini menyatakan bahwa peran sosial individu didasarkan pada situasi dan interaksi dengan lingkungan sosial. Mead berpendapat bahwa individu mempunyai kapasitas untuk merefleksikan dirinya melalui pandangan orang lain.

Teori Relasional

Teori ini merupakan rekonsiliasi antara teori struktural dan teori interaksional. Teori ini mengemukakan bahwa peran sosial seseorang dapat ditentukan oleh kekuatan struktural maupun kekuatan interaksional.

Konsep Peran Sosial

Berikut beberapa konsep yang berkaitan dengan peran sosial, beberapa di antaranya:

Konflik Peran (Role Conflict)

Konflik peran mengacu pada suatu kondisi di mana individu diharapkan untuk bertindak dalam peran yang bertentangan dalam kehidupan sehari-hari. Konflik dapat disebabkan oleh kepentingan yang bertentangan atau ketika terdapat perbedaan antara norma dan tanggung jawab individu dalam peran tertentu. Contoh konflik peran adalah ketika seorang ibu yang bekerja dianggap tidak cocok untuk berperan sebagai istri yang baik.

Baca Juga: Pengertian Mobilitas Sosial

Role Distancing (Menjauhi Peran)

Jarak peran mengacu pada praktik menjauhkan diri dari peran seseorang. Misalnya, seorang aktris mungkin harus menjalankan konsep jarak peran yang sangat berbeda antara perspektif profesional dan pribadi.

Keluar dari Peran (Menghentikan Peran)

Penghentian suatu peran biasanya dilakukan untuk membentuk peran baru. Misalnya seseorang menjadi orang tua.

Harapan Peran (Ekspektasi Peran)

Harapan peran mengacu pada tindakan yang diharapkan dari individu yang memiliki peran tertentu. Misalnya, setiap profesi mempunyai ekspektasi terhadap peran spesifiknya.

Kinerja Peran (Kinerja Peran)

Kinerja peran mengacu pada tingkat kinerja individu terkait dengan peran yang diberikan kepadanya.

Pembalikan Peran (Role Reversal)

Pembalikan peran mengacu pada tindakan individu bertukar peran. Misalnya, seorang psikolog bisa meminta bantuan kepada teman dekat atau saudara.

Pemisahan Peran (Role Segregation)

Pemisahan peran mengarah pada pemisahan mitra peran satu sama lain. Misalnya, seorang hakim pengadilan tidak boleh menghadiri sidang yang berkaitan dengannya secara pribadi.

Baca Juga : Pengertian Interaksi Sosial

Jenis Peran Sosial dan Contohnya

Berikut ini macam-macam peran sosial, antara lain:

Peran Gender

Inilah analisis peran yang diharapkan seseorang dalam masyarakat menurut gender. Misalnya ayah harus menjadi kepala keluarga dan memenuhi kebutuhan hidup dan lainnya.

Peran Bio Sosiologi

Individu akan menyadari perannya dalam bertanggung jawab menjaga kelestarian alam dan anggota masyarakat di lingkungannya.

Peran Kebudayaan

Individu dalam domain budaya harus memenuhi harapan masyarakat terhadap mereka. Misalnya saja pemimpin adat yang wajib melaksanakan tugasnya dalam upacara atau ritual adat.

Situasi Peran Khusus

Seseorang dapat berperan sesuai dengan situasi tak terduga yang dialaminya. Misalnya seseorang menjadi saksi atau korban kecelakaan.

Diferensiasi Sosial

Umumnya hal ini mengarah pada perubahan peran sosial berdasarkan profesi dan hubungan. Seseorang yang mencoba berbagai profesi seperti memasak, mengajar, mengganti keran memiliki peran berbeda yang harus dipenuhi.

Berdasarkan cara mendapatkannya, ada 2 macam peran sosial, yaitu:

Peran Default

Peran bawaan adalah peran yang diperoleh individu secara otomatis atau melekat pada diri individu, bukan melalui usaha atau prestasi.

Misalnya saja peran ibu, ayah, anak dan lain sebagainya. Dimana peran tersebut tidak bisa dihindari karena memiliki status bawaan.

Peran Pilihan

Peran yang disukai adalah peran yang diperoleh individu melalui usaha yang dilakukannya sesuai dengan harapannya. Misalnya saja peran menjadi guru, atau sebagainya.

Baca Juga: Pengertian Ketimpangan Sosial

Berdasarkan cara pelaksanaannya, ada dua jenis peran sosial antara lain:

Peran yang Diharapkan

Peran inilah yang diinginkan seseorang dalam masyarakat agar dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang ada. Misalnya peran sebagai pengacara, jaksa, hakim, dan polisi dimana peran tersebut harus dijalankan dengan baik tanpa ada tawar menawar karena berkaitan dengan hak asasi manusia.

Peran yang Disesuaikan

Peran inilah yang dijalankan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Misalnya komedian harus bercanda ketika berada di atas panggung untuk menyampaikan suatu pesan dan ketika berada di lingkungan keluarga pesan tersebut tidak disampaikan dengan cara bercanda.

Berdasarkan prioritas pelaksanaannya, terdapat dua jenis peran sosial, antara lain:

Peran kunci

Peran ini merupakan peran inti atau utama yang dimiliki seseorang dari beberapa peran yang dimilikinya. Misalnya: Pak Indra, sebagai kepala keluarga, juga seorang pedagang beras, namun peran utamanya adalah sebagai kepala keluarga.

Peran Tambahan

Peran tambahan adalah peran seseorang setelah peran utama. Misalnya Pak Indra punya peran tambahan selain sebagai kepala keluarga.

Baca Juga : Pengertian Dukungan Sosial

Demikianlah artikel yang membahas tentang pengertian peran sosial menurut para ahli, jenis, ciri-ciri, konsep teori dan contoh peran sosial secara lengkap. semoga bermanfaat

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *