Notice: Function WP_Object_Cache::set was called incorrectly. Cache key must be integer or non-empty string, boolean given. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.1.0.) in /home6/kotakuid/pusatdapodik.com/wp-includes/functions.php on line 5905
PusatDapodik
Home Berita Pendidikan Finansial Kinerja dan Prospek Saham AALI, Apakah Layak Dikoleksi?

Kinerja dan Prospek Saham AALI, Apakah Layak Dikoleksi?

Saham sektor pertanian termasuk sektor industri yang cukup diminati investor. Salah satu saham pertanian yang patut dipertimbangkan adalah saham AALI yang merupakan saham yang diterbitkan oleh PT Astra Agro Lestari Tbk. yang memasuki sektor pertanian di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebagai perusahaan sawit, kinerja keuangan dan saham AALI mutlak dipengaruhi oleh harga sawit alias minyak sawit mentah (CPO). Anda yang tertarik berinvestasi pada saham berbasis komoditas tentu akan menganggap AALI sebagai saham yang layak dibeli.

Namun sebelum membahas lebih jauh apakah saham ini layak untuk dikoleksi atau tidak, pelajari terlebih dahulu kinerja keuangan dan sentimen pendorong harga saham tersebut.

Profil PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI)

PT Astra Agro Lestari Tbk. (Perusahaan) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri perkebunan dan telah memulai usahanya di Indonesia lebih dari 30 tahun yang lalu.

Awalnya AALI menjalankan usaha dengan memulai perkebunan singkong dan melakukan diversifikasi dengan mengembangkan perkebunan karet. Hingga tahun 1984, perusahaan mulai membudidayakan tanaman kelapa sawit di Provinsi Riau.

Seiring berkembangnya bisnis di bidang kelapa sawit, perusahaan dengan kode emiten AALI ini terus mengembangkan usahanya dan berhasil menjadi salah satu perusahaan terbesar di bidang kelapa sawit dengan luas pengelolaan sebesar 297.011 hektar. Wilayah yang dikelola AALI tersebar di berbagai wilayah di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Selain memanfaatkan teknologi, AALI juga menjalin kerja sama dengan komunitas lokal dalam bentuk kemitraan nukleus-plasma dan IGA (Income Generating Activity) yaitu kegiatan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, baik melalui budidaya kelapa sawit maupun non-minyak.

Hingga tahun 2016, perusahaan telah berhasil menjalin kerja sama dengan 51.709 petani kelapa sawit yang tergabung dalam 2.396 kelompok tani. Kerjasama tersebut bertujuan untuk memastikan kehadiran perkebunan kelapa sawit milik perusahaan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

Pertumbuhan AALI terus melaju hingga akhirnya melakukan Penawaran Umum Perdana (Penawaran Umum Perdana/ IPO) pada tahun 1997. Kemudian pada tahun 2016, perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan nilai sekitar Rp 4 triliun. Kini, kepemilikan publik atas Perseroan mencapai 20,32% dari total 1,92 miliar saham beredar.

Baca juga: Prospek, Kinerja, dan Harga Saham PTBA yang Rutin Membagikan Dividen

Kinerja Keuangan AALI

Perkembangan Saham AALI (Tradingview)
Perkembangan Saham AALI (Tradingview)

Pada periode tahun 2022, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) mengumumkan kinerja perseroan yang mencatatkan penurunan kinerja, baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.

Dalam laporannya, AALI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 21,83 triliun, turun 10,25% dibandingkan laba bersih tahun 2021. Meski begitu, perseroan mampu menekan beban pokok pendapatan pada periode sebelumnya yang sebesar Rp 19,49 triliun menjadi Rp19,01 triliun.

Sementara laba kotor perseroan juga turun 20,87% dari Rp4,83 triliun pada 2021 menjadi Rp3,82 triliun pada periode 2022. Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan beban umum dan administrasi sebesar Rp882,98 miliar, beban penjualan sebesar Rp578,73 miliar, dan biaya pendanaan sebesar Rp366,45 miliar.

Hingga Desember 2022, aset perseroan juga mengalami penurunan dari sebelumnya Rp30,4 triliun menjadi Rp29,25 triliun. Aset tersebut terdiri dari aset lancar senilai Rp7,39 triliun dan aset tidak lancar Rp21,86 triliun.

Dari sisi liabilitas, perseroan mencatatkan penurunan dari sebelumnya Rp 9,23 triliun pada Desember 2021 menjadi Rp 7 triliun pada periode 2022. Liabilitas tersebut terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp2,05 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp4,95 triliun.

Dari sisi ekuitas, perseroan mencatatkan peningkatan ekuitas perseroan dari posisi akhir Desember 221 sebesar Rp. 21,17 triliun menjadi Rp. 22,24 triliun pada akhir Desember 2022.

Tahun ini, emiten AALI telah membagikan dividen tunai kepada pemegang saham pada Mei 2023. Pembagian dividen tersebut mengacu pada hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) yang diselenggarakan pada April 2023 dengan dividen tunai tahun buku 2022 sebesar Rp613,97 miliar. Dari jumlah tersebut, setiap pemegang satu saham AALI mendapat dividen tunai sebesar Rp319.

Baca juga: Menilik Harga Saham SLIS, Produsen Sepeda Listrik Indonesia

Prospek Usaha AALI

Prospek Usaha AALI.
Prospek Usaha AALI.

Sebagai komoditas Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, minyak sawit atau CPO memegang peranan penting dalam menyediakan sumber pangan global. Hal ini disebabkan minyak sawit menjadi salah satu dari empat minyak nabati utama di dunia.

Menurut data Oil World, pangsa konsumsi minyak sawit pada tahun 2019 sebesar 33% terhadap konsumsi global. Rata-rata pertumbuhan konsumsi komoditas ini pada periode 2015-2019 berkisar 6,6% per tahun.

Sementara itu, peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun berdampak pada pertumbuhan harga yang kompetitif dibandingkan minyak nabati lainnya. Hal ini didorong oleh pengembangan produk turunan minyak sawit dan pemanfaatan minyak sawit sebagai sumber energi terbarukan. Dengan begitu, Indonesia sebagai produsen CPO akan mendapatkan keuntungan lebih.

Di ranah domestik, kebijakan Pemerintah Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil menjadi salah satu katalis positif yang mendorong pertumbuhan harga minyak sawit. Melalui kebijakan tersebut, produksi green diesel D100 atau produk bahan bakar solar (CPO) berbasis kelapa sawit terus meningkat.

Sejalan dengan itu, Gabungan Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) memperkirakan akan terjadi serapan produksi CPO nasional sebesar 30 juta ton setiap tahunnya. Hal ini diprediksi berkaca pada kebijakan B30 (campuran bahan bakar solar dengan komponen biodiesel sebesar 30%) yang mampu menyerap produksi nasional sebesar 9 juta ton per tahun.

Jika prediksi ini akurat, maka besarnya permintaan ekspor yang ada dan potensi permintaan akibat D100 akan meningkatkan total permintaan hingga melebihi total produksi nasional.

Hal inilah yang menyebabkan harga minyak sawit terus meningkat sehingga menjadi prospek usaha yang dinilai menjanjikan. Tak heran jika harga saham AALI terus tumbuh dan dikoleksi investor.

Baca juga: Kinerja Saham NICL: Emiten Tambang dan Mineral Nikel

Mulai Investasikan Saham AALI di BMoney!

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, kegiatan investasi kini dapat dilakukan secara praktis dan aman oleh siapa saja, termasuk investor pemula yang belum memiliki cukup modal untuk berinvestasi dalam jumlah nominal yang besar.

Salah satu media yang dapat Anda gunakan untuk memudahkan kegiatan berinvestasi adalah aplikasi investasi BUang. Dengan aplikasi ini, Anda dapat mengetahui profil risiko investasi Anda dan memilih aset yang sesuai dengan profil tersebut. Soal keamanan, Anda tidak perlu khawatir karena BMoney telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Ayo manfaatkan aplikasi investasi ini untuk membeli saham AALI dan memantau pergerakan harga saham AALI secara online waktu sebenarnya untuk memprediksi potensi keuntungan dan kerugian. Apa yang kamu tunggu? Unduhan aplikasinya sekarang sudah masuk toko bermain atau Toko aplikasi.

bmoney.id

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad