Memahami Agresivitas – Apa yang dimaksud dengan agresivitas? Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas pengertian agresivitas menurut para ahli, bentuk dan cara mengendalikan agresivitas secara lengkap.

Baca juga: Pengertian Agresif


Isi

bersembunyi

1
Memahami Agresivitas

2
Pengertian Agresivitas Menurut Para Ahli

2.1
Coccaro dan Murphy (1990)

2.2
Brigham (1991)

2.3
Kiswarawati (1992)

2.4
Dayakisni dan Hudaniah (2006)

2.5
Keras (2006)

2.6
Atkinson (1987)

2.7
Dafidoff (1991)

2.8
Robert Baron (1995)

2.9
Myers (1996)

3
Bentuk-Bentuk Agresivitas

4
Aspek Agresivitas

5
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Agresivitas

6
Bagaimana Mengontrol Agresivitas

Memahami Agresivitas

Pengertian Agresivitas adalah suatu perilaku individu yang berupa serangan yang ditunjukkan dengan menyakiti, mencederai, melukai atau tindakan lain yang bersifat merugikan, tidak sopan atau bermusuhan, baik secara fisik maupun psikis.

Pengertian agresivitas adalah suatu bentuk perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial, yang dapat menyebabkan kerugian fisik atau psikologis pada orang lain atau merusak objek.


Agresivitas merupakan reaksi terhadap frustasi atau ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar psikologis dan bukan merupakan naluri.

Agresivitas juga dapat diartikan sebagai perilaku yang mempunyai maksud untuk melukai dan merugikan orang lain baik secara fisik maupun verbal sehingga menimbulkan kerugian, kerusakan bahkan perilaku anti sosial.


Secara umum agresivitas berpotensi melukai orang atau benda lain baik berupa serangan fisik (memukul, menendang, menggigit), serangan verbal (menjerit, menghina) dan melanggar hak orang lain (mengambil secara paksa).

Agresivitas dapat dilakukan baik secara fisik maupun verbal, dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja terhadap individu lain atau terhadap benda tertentu dengan maksud untuk melukai, melukai atau merusak benda yang dilukai atau dirusak tersebut dan berusaha menghindarinya.

Pengertian Agresivitas Menurut Para Ahli

Coccaro dan Murphy (1990)

Pengertian agresivitas menurut Coccaro dan Murphy adalah suatu perilaku yang berkaitan, mulai dari mengamuk hingga melakukan kejahatan, termasuk kemarahan, permusuhan, mudah tersinggung, dan impulsif.

Baca juga: Memahami Kekerasan


Brigham (1991)

Pengertian agresivitas menurut Brigham adalah perilaku yang bertujuan untuk menyakiti orang yang tidak ingin disakiti, baik secara fisik maupun psikis.

Kiswarawati (1992)

Pengertian agresivitas menurut Kiswarawati adalah perilaku individu yang ditunjukkan untuk melukai atau merugikan individu yang tidak menginginkan perilaku tersebut terjadi.

Dayakisni dan Hudaniah (2006)

Pengertian agresivitas menurut Dayakisni dan Hudaniah adalah suatu serangan yang dilakukan oleh organisme lain, benda lain, atau bahkan dirinya sendiri.

Keras (2006)

Pengertian agresivitas menurut Harding adalah suatu serangan, tindakan yang merugikan, kegiatan yang tidak sopan, permusuhan atau sikap mental yang dapat bersifat merusak.

Atkinson (1987)

Pengertian agresi menurut Atrikson adalah perilaku yang dengan sengaja bermaksud untuk melukai orang lain (secara fisik atau verbal) atau menghancurkan harta benda.

Dafidoff (1991)

Pengertian agresi menurut Dafidoff adalah setiap tindakan makhluk yang bertujuan menyerang dan menyakiti makhluk lain.

Robert Baron (1995)

Pengertian agresi menurut Robert Baron adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk menyakiti atau melukai makhluk hidup lain yang sebenarnya tidak mau menerima perlakuan tersebut.

Myers (1996)

Pengertian perilaku agresif menurut Myers adalah perilaku fisik atau verbal yang disengaja dengan maksud untuk menyakiti atau merugikan orang lain.

Baca juga: Memahami Penindasan

Bentuk-Bentuk Agresivitas

Menurut Buss dan Perry (1992), ada 4 jenis agresivitas, yaitu:

  • Agresi fisik yaitu agresi yang dilakukan untuk melukai orang lain secara fisik. Termasuk memukul, menendang, menusuk, membakar, dan sebagainya.
  • Agresi verbal yaitu agresi yang dilakukan untuk menyakiti orang lain secara verbal. Apabila seseorang mengumpat, membentak, membantah, mengejek, dan sebagainya, maka orang tersebut dapat dikatakan sedang melakukan agresi verbal.
  • Marah hanyalah perasaan dan tidak mempunyai tujuan apapun. Misalnya, seseorang bisa dikatakan marah jika merasa frustasi atau tersinggung.
  • Benci, yaitu sikap negatif terhadap orang lain karena penilaian diri sendiri yang negatif. Misalnya ada yang curiga terhadap orang lain karena orang tersebut baik dan sebagainya.

Sedangkan menurut Kiswarawati (1992), agresivitas fisik dan verbal terdiri dari delapan bentuk, yaitu sebagai berikut:

Agresi fisik aktif langsung

Tindakan agresi fisik dilakukan oleh individu/kelompok dengan cara berhadapan langsung dengan individu/kelompok lain yang menjadi sasarannya dan terjadi kontak fisik langsung.

Agresi fisik pasif langsung

Tindakan agresi fisik dilakukan oleh individu/kelompok dengan cara berhadapan dengan individu/kelompok lain yang menjadi sasarannya, namun tanpa adanya kontak fisik secara langsung.

Agresi fisik aktif tidak langsung

Tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu/kelompok lain tanpa berhubungan langsung dengan individu/kelompok yang dituju.

Agresi fisik pasif tidak langsung

Tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu/kelompok dengan tidak berhadapan dengan individu/kelompok lain yang menjadi sasarannya dan tanpa kontak fisik secara langsung.

Agresi verbal aktif langsung

Tindakan agresi verbal dilakukan oleh individu/kelompok dengan cara berhadapan langsung dengan individu/kelompok lain.

Agresi verbal pasif langsung

Tindakan agresi verbal dilakukan oleh individu/kelompok dengan cara berhadapan dengan individu/kelompok lain tetapi tanpa kontak verbal langsung.

Baca juga: Memahami Diskriminasi

Agresi verbal aktif tidak langsung

Tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu/kelompok tanpa berhadapan langsung dengan individu/kelompok lain yang menjadi sasarannya.

Agresi verbal pasif tidak langsung

Tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu/kelompok dilakukan dengan tidak berkonfrontasi dengan individu/kelompok lain yang menjadi sasarannya dan tidak ada kontak verbal secara langsung.

Aspek Agresivitas

Menurut Breakwell (1998), aspek agresivitas meliputi:

Bentuk Agresivitas (fisik dan verbal)

Bentuk aspek agresi mencerminkan perbedaan nyata antara ekspresi kemarahan dalam kata-kata/verbal atau tindakan/fisik. Perlu dicatat bahwa kedua bentuk agresi tersebut dapat digunakan oleh orang yang sama pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, ketika kita sedang marah kepada seseorang yang tidak kita kenal, kita menggunakan ekspresi verbal untuk menunjukkan kemarahan kita, sedangkan jika kita marah kepada seseorang yang kita kenal dekat, kita menggunakan agresi fisik. Namun, penting juga untuk melihat seberapa sering kedua jenis agresi tersebut digunakan.

Arah Ekspresi Agresivitas (langsung dan terarah)

Untuk aspek arah melampiaskan agresi merupakan perbedaan yang kurang mencolok antara agresi yang diarahkan pada alasan kemarahan dan agresi yang ditujukan pada objek lain. Misalnya saja ketika kamu sedang marah kepada teman dekat kamu kemudian melampiaskan amarahmu dengan menghancurkan benda kesayanganmu.

Tingkat Pengendalian Diri (mengamuk dan tenang)

Tingkat aspek pengendalian diri mencerminkan tingkat pengendalian diri yang dimiliki ketika sedang marah. Setiap individu mempunyai perbedaan dalam mengungkapkan kemarahan. Misalnya ada orang yang menunjukkan kemarahannya dengan berteriak sambil melempar barang, dan ada juga yang tetap tenang dan memilih diam saat sedang marah.

Arah Agresi (intrapunitif dan ekstrapunitif)

Arah aspek agresi mengacu pada arah agresi yang ada di dalam diri kita atau di luar diri kita. Respons intrapunitif melibatkan pengalihan agresi terhadap diri sendiri. Respons ekstrapunitif melibatkan eksternalisasi agresi. Menyalahkan diri sendiri, malu dan bersalah bisa menjadi bentuk sikap intrapunitif. Sifat intrapunitif juga dikaitkan dengan berbagai keluhan psikosomatis seperti asma dan sakit maag.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Agresivitas

Menurut Baron dan Branscombe (2012), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi agresivitas, yaitu:

Baca juga: Memahami Karakteristik

  • Faktor sosial. Agresivitas yang disebabkan oleh faktor sosial dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain rasa frustasi, provokasi langsung dan kekerasan media. Seseorang akan frustasi apabila ia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya atau apa yang diharapkannya.
  • Faktor budaya. Agresivitas yang disebabkan oleh faktor budaya dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain budaya kehormatan, kecemburuan seksual dan peran laki-laki (the male gender role).
  • Faktor pribadi. Agresivitas yang disebabkan oleh faktor pribadi dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain kepribadian, narsisme, dan perbedaan gender.
  • Faktor situasional. Agresivitas yang disebabkan oleh faktor situasional dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain suhu dan alkohol.

Menurut Dayakisni dan Hudaniah (2006), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi agresivitas seseorang, antara lain:

  • Provokasi. Hal ini dapat memicu terjadinya agresi karena provokasi yang dilakukan oleh pelaku agresi dipandang sebagai suatu ancaman yang harus ditanggapi dengan respon yang agresif untuk menghilangkan bahaya yang ditimbulkan oleh ancaman tersebut.
  • Deindividuasi. Hal ini mengarahkan seseorang pada kebebasan dalam melakukan perilaku agresif sehingga agresi yang dilakukan semakin intens. Secara khusus, efek penggunaan teknik dan senjata modern menjadikan tindakan agresi bersifat non-emosional sehingga agresi yang dilakukan lebih intens.
  • Kekuasaan dan ketaatan. Peran kekuasaan sebagai pendorong munculnya agresi tidak lepas dari salah satu aspek pendukung kekuasaan tersebut, yaitu ketaatan. Kepatuhan sendiri diduga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kecenderungan dan pengaruh agresi yang kuat.
  • Pengaruh obat-obatan terlarang (drug effect). Banyak contoh perilaku agresif dikaitkan dengan mereka yang mengonsumsi alkohol. Seseorang yang mengonsumsi alkohol dalam dosis tinggi meningkatkan kemungkinan terjadinya respons agresif ketika seseorang terprovokasi.

Bagaimana Mengontrol Agresivitas

Menurut Dayakisni dan Hudaniah (2006), agresivitas dapat dikendalikan dengan beberapa tindakan antara lain:

Baca juga: Memahami Adab

Pembersihan

Pelepasan ketegangan emosional yang mengikuti pengalaman yang kuat. Katarsis mungkin dapat membantu mengurangi ketegangan dalam diri seseorang, karena dengan melakukan katarsis individu akan mengalami perasaan yang lebih baik dan mengurangi kecenderungan untuk melakukan tindakan agresif yang berbahaya.

Sublimasi

Hal ini merupakan bentuk penyaluran perasaan tegang atau marah yang dapat diterima masyarakat. Penyaluran ini dapat berupa kegiatan olah raga, seni atau kegiatan usaha yang mengandung kompetisi.

Penekanan

Individu menekan perasaan marah yang dialaminya. Penekanan ini mungkin disebabkan oleh norma masyarakat atau norma keluarga yang tidak memungkinkan untuk mengungkapkan kemarahan secara terbuka.

Demikianlah artikel yang membahas tentang pengertian agresivitas menurut para ahli, bentuk dan cara mengendalikan sikap agresif secara lengkap. Semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan lainnya.


Bagikan: