Sejarah Bisht, Jubah yang Dipakai Messi saat Terima Piala Dunia

Table of content:
Jakarta –
Lionel Messi dipasangkan jubah bisht oleh Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani sebelum mengangkat trofi Piala Dunia 2022 dari Presiden FIFA Gianni Infantino, Minggu (18/12/2022).
Bisht adalah jubah tradisional Arab yang dikenakan oleh pria. Bisht yang dikenakan Messi berwarna hitam dengan jenis kain transparan lengkap dengan garis sulaman emas di bahu hingga pergelangan tangan.
Messi mengenakan bisht setelah Argentina mengalahkan Prancis melalui adu penalti. Messi mencetak 2 gol dan memberikan tendangan penalti, memimpin tim nasional Argentina meraih kemenangan Piala Dunia setelah yang terakhir pada tahun 1986, seperti dikutip dari The Guardian.
Sikap Emir Qatar menuai pujian di media sosial karena dianggap sebagai tanda penghormatan di tanah Arab. Namun, sikap tersebut juga menuai kritik karena menutupi jersey Argentina yang dikenakan Messi di momen kemenangan mereka berbau Qatar.
![]() |
Sebenarnya apa sih arti dan fungsi bisht? Inilah sejarahnya.
Sejarah Bisht
Dulu, bisht dikenakan oleh suku Badui atau Bedouin, suku nomaden di Jazirah Arab, saat musim dingin. Bahannya mirip kain kabung untuk melindungi pemakainya dari hujan.
“Bisht pertama kali dijahit di Persia. Orang Saudi dikenalkan dengan bisht ketika para pedagang bisht datang ke tanah suci untuk haji atau umrah,” kata Abu Salem, seorang penjahit Saudi dari Al-Ahsa, dikutip dari Arab News.
Kini, bisht hanya dikenakan pada acara-acara khusus dan penting seperti pernikahan, festival, wisuda dan Idul Fitri.
Sepotong bisht bisa sangat mahal karena sulaman emas, perak, tembaga, dan sutra yang digunakan dalam pembuatannya, seperti dikutip dari laman National Clothing.
Satu bisht berkisar sekitar Rp 415 ribu hingga Rp 82,9 juta.
“Bisht hitam dengan bordiran emas paling populer setelah bisht krem dan putih. Baru diperkenalkan pada tahun 90-an. Bisht biru, merah marun, abu-abu biasanya dipakai oleh anak muda. Yang tua masih pakai hitam, coklat dan krem,” kata Abu Salem.
Kain yang digunakan untuk membuat bisht, kini juga menjadi simbol perayaan, istimewa dan memberikan kesan mewah. Karena tidak lagi terbuat dari kain tebal, bisht tidak lagi memiliki fungsi pemanas yang umum.
Royal bisht, misalnya, dirancang khusus untuk pangeran, politisi, dan orang kaya. Oleh karena itu, mereka umumnya yang paling mahal.
“Orang kaya biasanya memakai bisht dengan warna hitam, madu, krem, dan krem muda. Mereka selalu menggunakan bisht buatan tangan dan menggunakan benang emas atau perak, terkadang kombinasi keduanya,” jelas Abu Salem.
Digunakan oleh Orang Penting
Bisht sekarang umum digunakan oleh politisi, ulama dan orang-orang berpangkat tinggi di negara-negara Teluk Arab, Irak dan negara di sebelah utara Arab Saudi.
Untuk itu, bisht juga menjadi penanda atau pembeda bagi sosok yang memakainya. Dalam budaya Arab, bisht buatan tangan adalah simbol perbedaan besar bagi pemakainya. Karena itu, keahlian membuat bisht juga diturunkan dari generasi ke generasi.
Kawasan Al-Ahsa di Provinsi Timur dikenal sebagai kawasan penjahit bisht terbaik selama 2000 tahun. Mereka juga dikenal sebagai penghasil bisht terkemuka di negara-negara Teluk sejak 1940. Salah satu yang terkenal adalah Al-Qattan, Al-Kharas, Al-Mahdi, atau Al-Bagli, diambil dari nama keluarga si penjahit.
Di Al-Ahsa sendiri dikenal bisht khusus Hasawi. Bisht termahal terbuat dari wol unta, llama atau kambing, dengan sulaman emas di bagian kerah dan lengan.
“Membuat hasawi adalah seni yang membutuhkan ketelitian dan keterampilan. Membuat sulaman emas membutuhkan kesabaran dan memakan waktu berjam-jam. Durasi tergantung pada gaya dan desain. Satu bisht buatan tangan bisa memakan waktu 80 hingga 120 jam, oleh 4 penjahit, masing-masing dengan tugas spesifik,” pungkas Abu Salem.
Nah, detikers sudah tidak penasaran lagi dengan arti dan fungsi jubah bisht yang dikenakan Messi saat menerima Piala Dunia?
(tw/nwk)
www.detik.com