Pertahanan diri untuk semua makhluk hidup, terutama hewan adalah prioritas utama. Mengingat banyaknya predator yang selalu mengintai dari segala arah. Ada banyak cara bagi hewan untuk mempertahankan diri, salah satunya dengan cara adaptasi otonom seperti yang dilakukan kadal. Apa itu adaptasi otonom?
Pada dasarnya, hewan memiliki cara khusus untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adaptasi adalah perubahan makhluk hidup agar sesuai atau mampu bertahan hidup pada kondisi lingkungannya.
Selain itu, adaptasi juga bertujuan untuk mempertahankan hidup dan meneruskan keturunannya. Sementara itu, adaptasi otonom adalah cara adaptasi hewan dengan memotong bagian tubuhnya agar tidak dikejar oleh mangsanya.
Adaptasi otonom ini biasanya digunakan oleh kadal atau beberapa spesies seperti kadal, laba-laba atau moluska. Dimana dalam keadaan bahaya, cicak akan memutuskan ekornya. Kemudian ekor yang terpotong akan bergerak untuk mengalihkan perhatian atau mengelabui musuh/predator, sedangkan cicak mendapat waktu untuk kabur.
Untuk menyesuaikan diri dengan habitatnya, biawak memiliki perekat pada telapak kakinya berupa alur-alur yang sejajar. Alat perekat memungkinkan cicak menempel pada benda tanpa takut tergelincir.
Baca juga: Mengenal Macam-Macam Adaptasi Makhluk Hidup Terhadap Lingkungan
Untuk mendapatkan makanan, biawak juga memiliki cara khusus lain, yaitu lidah yang tidak hanya panjang tapi juga lengket. Lidah yang panjang dan lengket ini juga bisa digunakan untuk menangkap mangsa berupa serangga terbang.
Tumbuh Lagi
Kadal atau spesies lain yang menerapkan adaptasi otonom akan menumbuhkan kembali atau meregenerasi ekornya atau bagian lain yang terpotong. Meski bagian fungsional dari ekor baru lebih pendek, ia mengandung tulang rawan. Saat ekor dipotong, sistem saraf di bagian ekor tidak rusak parah.
Proses tumbuh kembali setelah dipotong tidak lama, sekitar 5 sampai 6 hari kemudian ekor akan sembuh dan pada minggu ke 10 sampai ke 12 sudah terbentuk ekor baru. Regenerasi ekor dimulai dari penyembuhan luka, penyembuhan jaringan, pembentukan blastoma dan terakhir rediferensiasi sel disertai proliferasi sel blastoma sehingga terbentuk ekor baru.