pusatdapodik.com – Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah, berharap guru penggerak mampu menjadi pemimpin pembelajaran yang menerapkan pembelajaran mandiri. Sehingga nantinya dapat menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, unggul dan berprofil siswa Pancasila.

Hal itu disampaikan Wabup saat membuka Workshop ke-7 Pemanenan Hasil Belajar Pendidikan Penggerak Guru (PGP) Kelas 6 Daerah Mitra Provinsi Jawa Timur. Kegiatan tersebut digelar di Pendopo Mandala Bhakti Praja, kantor Bupati Gresik, Minggu (7/5/2023).

“Semoga workshop ini juga dapat membangun suasana segar bagi dunia pendidikan. Dengan menciptakan ide-ide kreatif dalam mendorong pelaksanaan pengajaran yang berorientasi pada perubahan atau transformasi pendidikan,” ujar Wakil Bupati.

Baca Juga: Cegah Perkawinan Anak, Wakil Bupati Gresik Gencarkan Sosialisasi ke SMA

Ibu Min, sapaan akrab wakil bupati, juga mengajak PGP bergerak bersama dengan berkolaborasi dan mendorong terwujudnya pendidikan yang lebih baik di Kabupaten Gresik.

“Terus tingkatkan kinerja, produktivitas dan kerja nyata kita untuk mendukung percepatan dan keberhasilan pembangunan berkelanjutan,” ujar Ibu Min.

Di tempat yang sama, mewakili Kepala Balai Besar Mobilisasi Guru (BBGP) Provinsi Jawa Timur, M. Toni Satria Dugananda menyampaikan bahwa program mobilisasi guru merupakan bagian dari muara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dari segi pengajaran.

“PGP merupakan metode pengembangan profesionalisme guru yang terdiri dari pelatihan dan pendampingan,” kata Toni.

Dikatakannya, desain program ini dibuat untuk menciptakan pembelajaran yang praktis. Selain itu, dapat diterapkan di lapangan dengan mengadopsi pendekatan andragogic, experiential learning, kolaboratif dan reflektif.

“Pelaksanaan PGP dilakukan melalui kombinasi sebanyak 70% online dan 30% offline. Program ini terdiri dari paket modul yang berlangsung selama 6 bulan dengan total 310 jam pelatihan,” ujarnya.

Dijelaskan, proporsi kegiatan pembelajaran PGP terdiri dari 70% pembelajaran di sekolah (on the job learning), 20% pembelajaran dengan rekan kerja dan 10% pembelajaran dengan pelaku PGP yaitu Instruktur, Fasilitator, dan Pengajar Praktikum.

“PGP seperti janin selama 6 bulan diawali dengan Learning Management System (LMS) yang digunakan sebagai sarana bagi pihak-pihak yang terlibat. Sehingga sejak lahir sudah bisa diterima di dunia untuk berinteraksi dalam pembelajaran kolaboratif secara langsung,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, S. Hariyanto menambahkan, guru mengemudi bukanlah organisasi yang eksplosif, melainkan organisasi yang dapat berkolaborasi dengan pemerintah daerah.

“PGP ini dikemas untuk bisa menjadi kepala sekolah, pengawas, dan fasilitator yang harus mampu menjadikan pembelajaran unggul dan profesional,” singkatnya.

Kegiatan ini juga menampilkan tari Remo, Jula Juli dan Tembang Mocapat dari peserta workshop dilanjutkan dengan kunjungan ke beberapa stand yang menampilkan kreativitas dan inovasi dalam mengajar dari seluruh peserta Workshop.

www.cakrawala.co

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *