Di bidang ekonomi, pasca kemerdekaan Indonesia mengalami masa yang sangat buruk. Kekacauan ekonomi Indonesia disebabkan oleh beberapa masalah, antara lain inflasi atau kenaikan harga barang dan blokade ekonomi yang dilakukan oleh Belanda.
Dalam hal inflasi, pemerintah tidak mampu mengendalikan mata uang asing yang beredar di Indonesia, terutama mata uang Jepang dan mata uang Belanda. Akibatnya, kas negara dalam keadaan nol seperti halnya pajak.
Selain itu keadaan ekonomi Indonesia juga dihadapkan pada blokade ekonomi oleh Belanda dengan menutup akses ekspor-impor yang mengakibatkan kerugian sebesar 200.000.000. Sehingga upaya dan beberapa kebijakan pemerintah Indonesia di bidang ekonomi tidak memberikan dampak yang maksimal.
Sedangkan di bidang infrastruktur atau pembangunan banyak sekali bangunan yang dibangun pada masa kolonial. Bangunan-bangunan tersebut berupa benteng kolonial, jalan raya, pusat pemerintahan, sistem irigasi, hingga rumah penjara, dan masih banyak lagi.
Bangunan-bangunan itu didanai oleh penjajah. Namun penjajah memanfaatkan tenaga kerja pribumi dengan sistem kerja paksa. Pada masa penjajahan Jepang, kerja paksa disebut romusa, sedangkan pada masa penjajahan Belanda, kerja paksa disebut rodi.
Meskipun bangunan tersebut merugikan bangsa Indonesia secara fisik dan mental, namun ada juga yang memberikan dampak berupa keuntungan hingga saat ini. Di mana, beberapa bangunan cagar budaya tersebut masih berfungsi hingga sekarang. Selain itu, beberapa diantaranya dijadikan sebagai tempat wisata yang dapat menjadi media pembelajaran bagi siswa sekolah.
Sebagai bangsa yang baru merdeka dan berdaulat, tentu saja Indonesia masih cukup mengatur perekonomian nasional dan melaksanakan pembangunan sehingga jauh lebih baik dibandingkan saat penjajahan terjadi. Hal ini terus dilakukan hingga saat ini, agar perekonomian dan pembangunan di Indonesia dapat berjalan secara berkelanjutan dan berdampak positif bagi kehidupan masyarakat.