5 Sekolah di Indonesia Yang Tidak Beri PR Harian, Anak Jadi Bisa Eksplor Kegiatan Lain Sepulang Sekolah

Salah satu pertanyaan yang saya ajukan ke sekolah ketika mencari sekolah dasar untuk anak saya beberapa tahun yang lalu adalah: “Apakah sekolah ini memiliki pekerjaan rumah harian?”
Mungkin beberapa orang menganggap pertanyaan saya lucu. Salah satu orang tua teman anak saya berkata ketika saya bertanya bagaimana sekolah tempat anaknya belajar: “Ya, kalau tidak, bagaimana kalau belajar di rumah?”
Salah satu staf sekolah yang saya kunjungi juga mengatakan hal yang sama: “Ya bu, kalau tidak ada pekerjaan rumah, anak-anak akan melakukan apa di rumah?”
Giliran saya untuk menganggapnya lucu. Ya, di rumah Anda bisa tidur siang, bermain game, membaca buku, menjelajahi aktivitas lain, les musik, olahraga, dan lain sebagainya. Jika Anda dibombardir dengan pekerjaan rumah setiap hari, apalagi dalam jumlah banyak, maka waktu anak Anda untuk menggali potensi lain dalam dirinya akan berkurang. Selain itu, anak juga bisa menjadi bosan karena belajar hal yang sama di rumah seperti di sekolah, setiap hari. Itu pendapat pribadi saya lho, ya.
Kabar baiknya, ternyata banyak sekolah yang mulai menerapkan tanpa PR harian. Hal ini juga sejalan dengan program Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim. Menurut Nadiem, peniadaan pekerjaan rumah dimaksudkan bukan untuk membebani siswa, melainkan memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengasah kemampuan lain, termasuk karakter siswa.
5 Sekolah Tanpa PR Harian
SD Gemala Ananda
Sekolah ini pernah menjadi calon sekolah anak saya. Jujur, jatuh cinta, tapi sayang tak jodoh karena satu dan lain hal. Menurut informasi yang saya dapat saat berbincang dengan Staf Humas SD Gemala Ananda saat itu, salah satu yang menarik dari SD Gemala Ananda adalah sekolah tersebut tidak menerapkan sistem PR kepada siswanya. Kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat aktif, interaktif dan tidak terpaku pada teori saja, sehingga siswa tidak perlu dibebani pekerjaan rumah lagi di rumah. Sekolah ini menerapkan pembelajaran aktif dengan sistem pembelajaran berbasis otak.
Sekolah Tara Salvia
Sekolah yang berlokasi di Tangerang Selatan ini mewajibkan siswanya untuk melengkapi LKS sebanyak-banyaknya di sekolah. Tara Salvia menerapkan sistem pembelajaran aktif dan lebih sering memberikan tugas dalam bentuk proyek sekolah, misalnya membuat perencanaan kegiatan tertentu, karya tulis, diorama, presentasi, dan sebagainya. Biasanya siswa diminta berdiskusi dengan orang tua di rumah tentang proyek tersebut, dan melaporkan hasilnya ke sekolah. Jadi, daripada memberikan pekerjaan rumah berupa lembar soal yang harus diisi di rumah.
SD Athalia Serpong
SD Athalia Serpong jarang memberikan pekerjaan rumah kepada siswa. Setiap materi pelajaran dibahas di sekolah secara interaktif dan latihan soal dilakukan di sekolah. Setiap semester, sekolah memberikan tugas keterampilan kepada siswa untuk dikerjakan di rumah, di mana orang tua juga diminta untuk terlibat. Terkadang, ada kalanya guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa untuk dikerjakan di rumah. Namun umumnya diberikan sesaat sebelum PTS atau PAS, guna memperkuat pemahaman siswa. Untuk pekerjaan rumah rutin harian sejauh ini tidak ada.
SD Alam Semut-Semut dan Sekolah Alam SMP Indonesia
Kedua sekolah yang berada di bawah naungan sebuah yayasan di kawasan Depok ini merupakan dua sekolah yang rutin melaksanakan pekerjaan rumah tanpa siswanya. Penugasan berupa proyek tertentu yang melibatkan keterampilan anak tetap ada, namun diberikan secara berkala, dan umumnya dilakukan secara berkelompok.
SD IT Muhammadiyah Bireuen, Aceh
Menurut Rizki Dasilva S.Pd.I MA, kepala sekolah salah satu SD favorit di wilayah Aceh, SD IT Muhammadiyah Bireun merupakan salah satu sekolah yang melarang pemberian pekerjaan rumah agar tidak membebani siswa. Jika guru merasa perlu memberikan tugas tambahan untuk memperkuat pemahaman siswa, boleh saja, asalkan untuk latihan, bukan pekerjaan rumah yang harus diserahkan tepat waktu. Sekolah melihat bahwa pemberian pekerjaan rumah bukan satu-satunya solusi untuk mendukung pembelajaran anak, melainkan gurulah yang memiliki peran penting dalam memberikan ilmu kepada siswa.
Intinya, tidak apa-apa kok memberikan pekerjaan rumah kepada siswa, jika sifatnya untuk mengasah pemahaman siswa. Hanya saja, sebaiknya jangan menjadi beban, karena kemampuan dan minat tiap anak berbeda-beda. Selain itu, akademik bukan satu-satunya kemampuan yang perlu diasah pada anak. Masih banyak keterampilan dan kemampuan lain yang perlu distimulasi pada anak, selain kemampuan akademik.
Menurut Anda, sekolah apa lagi yang menerapkannya tanpa pekerjaan rumah harian?
www.trendguru.id