Pengertian Inflasi Adalah – Apa yang dimaksud dengan inflasi dan berikan contohnya? Apa itu inflasi dan dampaknya? Apa yang terjadi jika inflasi? Apa dampak inflasi terhadap perekonomian? Apa penyebab inflasi? Bagaimana cara mengatasi inflasi?
Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas pengertian inflasi menurut para ahli, faktor penyebab, teori, jenis, contoh, dampak dan cara mengatasi inflasi secara lengkap.
Memahami Inflasi
Inflasi merupakan permasalahan perekonomian yang tidak dapat dihilangkan seluruhnya karena pemerintah hanya dapat mengendalikan laju inflasi agar tetap stabil.
Inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus yang berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti meningkatnya konsumsi masyarakat, kelebihan likuiditas di pasar yang memicu konsumsi bahkan spekulasi termasuk karena distribusi barang yang tidak merata.
Secara sederhana pengertian inflasi secara umum adalah kenaikan harga secara umum dan terus menerus. Gejala inflasi adalah ketika harga-harga naik dalam jangka waktu yang lama dan melibatkan hampir semua barang. Harga barang yang semakin tinggi ini menjadi penyebab utama menurunnya nilai mata uang dan daya beli masyarakat.
Pengertian Inflasi Menurut Para Ahli
Kamus Komprehensif Universal Baru Webster (1983)
Inflasi adalah peningkatan jumlah uang beredar yang mengakibatkan jatuhnya nilai mata uang secara tajam dan tiba-tiba serta kenaikan harga: Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan jumlah uang kertas yang dikeluarkan atau emas yang ditambang atau peningkatannya. dalam pembelanjaan relatif seperti ketika pasokan barang gagal memenuhi permintaan.
Nopirin (1987:25)
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum suatu barang secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Samuelson (1995)
Inflasi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kenaikan tingkat harga umum yang menandakan melemahnya daya beli masyarakat yang diikuti dengan semakin menurunnya nilai riil (intrinsik) mata uang suatu negara.
Wordnet 1.6 (1997/Universitas Princeton)
Inflasi adalah kenaikan harga umum secara progresif; “Saat inflasi terjadi, segalanya menjadi lebih berharga kecuali uang.”
Samuelson dan Nordhaus (1998: 578-603)
Inflasi adalah kenaikan harga secara umum.
Bambang dan Arisanti (2007)
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus menerus. Inflasi akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Hal ini terjadi karena inflasi akan menyebabkan penurunan tingkat pendapatan.
Sukwiaty, dkk. (2009)
Inflasi adalah suatu proses peristiwa dan bukan tingkat harga tinggi atau rendah. Jadi, jangan berasumsi bahwa tingkat harga yang tinggi berarti inflasi yang tinggi. Inflasi terjadi ketika proses kenaikan harga berlangsung terus menerus dan saling mempengaruhi.
Sukirno (2011:165)
Inflasi adalah kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus.
Julius (2011:22)
Inflasi adalah kecenderungan harga-harga meningkat secara terus menerus.
Baca Juga: Motif Ekonomi
Murni (2013:202)
Inflasi merupakan suatu peristiwa yang menunjukkan kenaikan tingkat harga secara umum dan terus menerus.
M.Natsir (2014:253)
Inflasi adalah kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus
Kamus Bahasa Inggris Warisan Amerika edisi IV
Inflasi adalah peningkatan harga konsumen secara terus-menerus atau penurunan daya beli uang secara terus-menerus, yang disebabkan oleh peningkatan mata uang dan kredit yang tidak sebanding dengan barang dan jasa yang tersedia. Dalam pengertian inflasi ini, inflasi diartikan sebagai akibat, bukan sebab.
economicshelp.org
Inflasi adalah kenaikan tingkat harga secara keseluruhan atau umum secara terus-menerus dalam suatu perekonomian, inflasi berarti adanya peningkatan biaya hidup.
Kata Investasi
Inflasi adalah kenaikan harga umum seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian yang biasanya diukur dengan Indeks Harga Konsumen dan Indeks Harga Produsen.
Parkin dan Bade
Inflasi adalah kenaikan harga umum seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian yang biasanya diukur dengan Indeks Harga Konsumen dan Indeks Harga Produsen; kebalikan dari deflasi.
Gerald J. Thuesen dan WJ Fabrycky
Inflasi merupakan suatu kondisi yang menggambarkan perubahan tingkat harga dalam suatu perekonomian.
Winardi
Inflasi adalah suatu periode pada waktu tertentu yang terjadi ketika daya beli suatu unit moneter menurun.
Weston dan Sopeland
Inflasi merupakan suatu kondisi pada sektor perekonomian yang sedang dilanda kenaikan tingkat harga tertinggi dan tidak dapat dicegah atau dikendalikan kembali.
S.Sukirno
Inflasi adalah suatu proses ketika terjadi kenaikan harga-harga yang berlaku dalam perekonomian.
Rahardja
Inflasi adalah kecenderungan harga-harga yang berguna untuk meningkat secara terus-menerus secara umum. Ketika harga suatu barang mengalami kenaikan pada hampir seluruh harga barang pada umumnya, hal itulah yang disebut dengan inflasi.
Nordhaus dan Samuelson
Inflasi merupakan suatu kondisi meningkatnya harga-harga secara umum.
Nanga
Inflasi merupakan gejala ketika tingkat 1 harga secara umum mengalami kenaikan terus menerus. Namun jika kenaikan harga ini terjadi hanya dalam satu periode saja, maka belum bisa dikatakan sebagai inflasi.
Mc. Setiap orang
Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan terus menerus pada tingkat harga rata-rata. Jika tingkat harga berfluktuasi berarti bulan ini akan naik, jika bulan berikutnya turun lagi, jika sewaktu-waktu peningkatan lapangan kerja tidak termasuk dalam inflasi.
Marcus
Inflasi merupakan suatu nilai ketika tingkat harga barang atau jasa pada umumnya mengalami kenaikan.
Dwi Eko Waluyo
Inflasi merupakan salah satu bentuk penyakit ekonomi yang sering terjadi dan dialami hampir di semua negara. Kecenderungan kenaikan harga secara umum dan terjadi terus menerus.
AP Lahnerinflasi
Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan terhadap suatu barang dalam suatu perekonomian secara keseluruhan.
Rimsky K. Judisseno
Inflasi merupakan peristiwa melemahnya kondisi keuangan suatu negara, sehingga nilai mata uang menurun, dan/atau harga barang meningkat.
Bank Indonesia
Inflasi adalah kecenderungan harga-harga meningkat secara umum dan terus menerus.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Inflasi adalah suatu kondisi menurunnya nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan kenaikan harga barang.
Faktor Penyebab Inflasi
Berikut beberapa faktor penyebab terjadinya inflasi pada suatu negara, antara lain:
Inflasi Akibat Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi ini terjadi akibat peningkatan total permintaan secara berlebihan sehingga berdampak pada harga barang atau jasa. Peningkatan permintaan terjadi karena masyarakat mempunyai dana yang cukup, hal ini membuktikan bahwa uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dari yang dibutuhkan. Karena banyaknya uang yang beredar maka daya beli masyarakat akan meningkat sehingga mengakibatkan harga pun meningkat.
Inflasi Akibat Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Push Inflation)
Inflasi ini terjadi karena adanya peningkatan biaya produksi yang digunakan untuk memproduksi barang-barang yang dipasarkan. Kenaikan harga yang terjadi di tingkat produsen mengakibatkan barang yang dijual semakin meningkat untuk menutupi dana produksi.
Inflasi Impor
Inflasi Impor adalah inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga barang di luar negeri dan berdampak pada negara lain yang mempunyai hubungan ekonomi dengan negara tersebut. Oleh karena itulah inflasi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kegiatan ekspor dan impor.
Inflasi Akibat Meningkatnya Peredaran Uang (Inflasi Teori Kuantitas)
Inflasi ini terjadi karena uang yang beredar di masyarakat bertambah, hal ini dikemukakan oleh para penganut aliran klasik yang menyatakan bahwa ada hubungan antara jumlah uang yang beredar dengan harga. Jika jumlah barang tetap sama tetapi jumlah uang yang beredar dua kali lebih banyak, maka harga barang akan menjadi dua kali lebih mahal.
Inflasi Campuran
Inflasi ini terjadi akibat peningkatan penawaran dan permintaan yang tidak seimbang. Ketika permintaan suatu barang atau jasa meningkat, hal ini menyebabkan penurunan jumlah persediaan barang dan faktor produksi. Sedangkan barang/jasa substitusi jumlahnya terbatas atau tidak ada. Ketidakseimbangan ini mengakibatkan kenaikan harga barang dan jasa. Inflasi jenis ini sangat sulit diatasi ketika peningkatan pasokan suatu barang/jasa lebih tinggi atau setidaknya sama dengan permintaan.
Inflasi Akibat Kekakuan Struktural Ekonomi (Teori Struktural Inflasi)
Inflasi ini terjadi karena struktur perekonomian suatu negara yang kaku dimana produsen tidak dapat mencegah peningkatan permintaan yang cepat akibat pertumbuhan penduduk dan hal ini mengakibatkan sulitnya memenuhi permintaan barang/jasa.
Sederhananya, faktor penyebab terjadinya hal tersebut antara lain:
- Peningkatan konsumsi atau kebutuhan masyarakat.
- Likuiditas yang berlebihan di pasar dapat memicu konsumsi atau bahkan spekulasi.
- Distribusi barang yang tidak lancar.
- Jumlah uang yang beredar lebih banyak dari yang dibutuhkan.
Teori Inflasi
Berikut teori-teori yang membahas tentang inflasi, antara lain:
Teori Kuantitas
Teori kuantitas menjelaskan bahwa tingginya harga suatu barang ditentukan oleh banyaknya uang yang beredar di masyarakat, cepatnya pergerakan uang dan menurunnya transaksi produksi barang. Teori kuantitas menjelaskan 3 hal, yaitu:
- Jika dalam suatu sistem perekonomian jumlah uang yang beredar (M) dan transaksi barang yang diproduksi (T) relatif tetap, maka harga (P) akan meningkat jika perpindahan uang (V) dari satu tangan ke tangan lain berlangsung cepat. (masyarakat terlalu konsumtif).
- Jika dalam suatu sistem perekonomian, kecepatan pergerakan uang (V) dan jumlah barang yang diproduksi (T) adalah tetap. Jadi kenaikan harga tersebut disebabkan oleh terlalu banyaknya uang yang dicetak dan beredar di masyarakat.
- Jika dalam suatu sistem perekonomian, kecepatan pergerakan uang (V) dan jumlah uang yang beredar (M) adalah konstan. Jadi kenaikan harga disebabkan oleh penurunan transaksi barang produksi (T).
teori Keynesian
Teori Keynes menjelaskan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat berusaha hidup di luar batas kemampuan ekonominya atau sebagian kelompok masyarakat mempunyai keinginan yang tinggi untuk mempunyai barang yang diinginkan secara berlebihan. Inflasi ini terjadi karena adanya persaingan antar manusia yang mengakibatkan tingginya permintaan dan kelebihan produksi barang sehingga menyebabkan harga-harga naik.
Teori Strukturalis
Teori strukturalis menjelaskan inflasi dari perspektif struktural ekonomi yang kaku. Inflasi terjadi karena produsen tidak mampu memenuhi permintaan barang yang besar sehingga mengakibatkan lambatnya proses produksi dan menyebabkan kenaikan harga barang karena barang yang dicari semakin langka.
Jenis Inflasi
Macam-macam jenis inflasi dapat dikelompokkan menjadi:
Inflasi Berdasarkan Asal Usul
Berdasarkan asalnya, inflasi dibedakan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri.
- Inflasi Dalam Negeri, yaitu inflasi yang terjadi karena adanya defisit (pengeluaran > pendapatan) pada pembiayaan atau belanja negara. Untuk mengatasi hal tersebut maka pemerintah mencetak uang baru karena dengan adanya uang baru maka peredaran uang akan semakin luas sehingga berdampak pada kenaikan harga barang.
- Inflasi Luar Negeri (Inflasi Impor), yaitu inflasi yang terjadi karena dipicu oleh kenaikan harga barang-barang di suatu negara, sehingga negara-negara yang mempunyai hubungan ekonomi dengan negara tersebut akan terkena dampak inflasi.
Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
- Berdasarkan tingkat keparahannya, jenis inflasi ini dibedakan menjadi:Inflasi ringan (Creeping Inflation), yaitu jenis inflasi yang besarnya lebih besar dari 10% per tahun. Inflasi jenis ini tidak akan berpengaruh besar terhadap keadaan perekonomian suatu negara, inflasi jenis ini diperlukan agar produsen dapat memproduksi barang lebih banyak.
- Inflasi sedang (Galloping Inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 10%-30% per tahun. Inflasi ini dapat mengakibatkan menurunnya kesejahteraan masyarakat, namun inflasi ini tidak terlalu membahayakan bagi masyarakat. Kenaikan harga pada saat inflasi sedang cenderung terjadi dengan sangat cepat.
- Inflasi berat (High Inflation), yaitu inflasi besar yang mencapai antara 30%-100%. Inflasi jenis ini akan membuat kondisi perekonomian suatu negara menjadi kacau.
- Inflasi yang sangat berat (Hyper Inflation), yaitu inflasi yang besarnya lebih dari 100%. Dalam kondisi ini masyarakat sudah tidak mampu lagi menabung, karena nilai uang menurun dengan sangat cepat sehingga banyak masyarakat yang membelanjakan uangnya.
Inflasi Berdasarkan Barang yang Harganya Naik
Jenis inflasi ini dibagi menjadi:
- Inflasi tertutup, yaitu inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga satu, dua, atau beberapa barang saja. Inflasi jenis ini biasanya terjadi ketika barang-barang yang mengalami kenaikan harga merupakan barang-barang yang berdampak pada negara. Inflasi terbuka, yaitu inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga seluruh barang di dalam negeri.
Dampak Inflasi
Akibat kenaikan harga barang, daya beli masyarakat, terutama yang berpendapatan menengah ke bawah, menurun.
Menurut Bank Indonesia, dampak inflasi yang tinggi menyebabkan penurunan pendapatan riil masyarakat, sehingga berdampak pada menurunnya taraf hidup masyarakat dan pada akhirnya menjadikan masyarakat, terutama masyarakat miskin, semakin miskin.
Cara Mengatasi Inflasi
Untuk mengatasi inflasi, pemerintah dapat mengambil kebijakan seperti:
Kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan atau langkah yang diambil pemerintah melalui bank sentral (di Indonesia yaitu Bank Indonesia (BI)) untuk mengatur ketersediaan uang yang beredar guna menstabilkan keuangan dan perekonomian negara (moneter). Atau bisa dikatakan, kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan uang. Kebijakan moneter meliputi:
Kebijakan Penentuan Persediaan Kas
Bank sentral dapat mengambil kebijakan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan cara menentukan jumlah uang beredar dan menentukan jumlah uang beredar di bank. Dengan mengurangi jumlah uang beredar, inflasi dapat ditekan.
Kebijakan Diskon
Bank sentral dapat menerapkan kebijakan diskon dengan menaikkan suku bunga. Tujuannya adalah untuk mendorong masyarakat menabung dengan harapan dapat mengurangi jumlah uang yang beredar sehingga menurunkan tingkat inflasi.
Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
Bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dengan menjual surat berharga, seperti Surat Utang Negara (SUN). Semakin banyak surat berharga yang terjual maka semakin besar pula jumlah uang yang beredar sehingga tingkat inflasi dapat ditekan.
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan perekonomian suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan pemerintah dalam bentuk pajak. Kebijakan fiskal meliputi:
Menghemat Pengeluaran Pemerintah
Dengan mengurangi jumlah pengeluaran maka permintaan terhadap barang dan jasa menurun yang pada akhirnya dapat menurunkan harga atau laju inflasi dapat ditekan.
Menaikkan Tarif Pajak
Pemerintah dapat menaikkan tarif pajak untuk mengurangi inflasi. Meningkatnya tarif pajak akan membuat rumah tangga dan perusahaan mengurangi tingkat konsumsinya. Penurunan tingkat konsumsi dapat menurunkan permintaan terhadap barang dan jasa sehingga menurunkan harga.
Kebijakan Lainnya
Kebijakan lain yang dapat diambil pemerintah untuk mengendalikan inflasi antara lain:
Meningkatkan Produksi dan Meningkatkan Jumlah Barang di Pasaran
Pemerintah dapat mengeluarkan perintah peningkatan produksi untuk menambah jumlah barang. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan premi atau subsidi kepada perusahaan yang dapat memenuhi target tertentu. Selain itu, pemerintah dapat melakukan relaksasi impor untuk meningkatkan jumlah barang yang beredar, misalnya dengan mengurangi bea masuk atas barang impor.
Menetapkan Harga Maksimal Beberapa Jenis Barang
Dengan menetapkan harga, maka harga-harga yang ada akan terkendali sehingga laju inflasi dapat ditekan. Namun penetapan harga harus realistis, karena jika tidak realistis bisa mengakibatkan pasar gelap.
Inflasi di Indonesia
Dalam perekonomian, Indonesia pernah mengalami inflasi yang sangat tinggi atau disebut dengan hiperinflasi. Hal ini terjadi pada masa orde lama pada era demokrasi terpimpin (1963-1965). Saat itu, tingkat inflasi bahkan mencapai lebih dari 600%. Hiperinflasi ini memaksa pemerintah Indonesia untuk memangkas nilai Rupiah atau Sanering.
Contoh Inflasi
Salah satu contoh inflasi barang konsumsi adalah kopi. Pada tahun 2020, rata-rata secangkir kopi berharga sekitar Rp30.000. Harga ini berpotensi meningkat setiap tahunnya akibat inflasi. Perlu diketahui, harga secangkir kopi di Indonesia rata-rata memiliki tingkat inflasi sebesar 8%-10% per tahun.
Jika diasumsikan tingkat inflasi secangkir kopi konstan sebesar 10% per tahun, maka pada tahun 2025 harga kopi bisa mencapai Rp 54.000/kopi.
Demikian artikel yang membahas tentang pengertian inflasi menurut para ahli, faktor penyebab, teori, jenis, contoh, dampak dan cara mengatasi inflasi secara lengkap. semoga bermanfaa