Memahami Dukungan Sosial – Apa yang dimaksud dengan dukungan sosial? Apa manfaat dukungan sosial? Faktor apa saja yang mempengaruhi dukungan sosial? Sebutkan bentuk dukungan sosial!
Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas pengertian dukungan sosial menurut para ahli, manfaat, sumber, bentuk dan faktor yang mempengaruhi dukungan sosial secara lengkap.
Dukungan sosial adalah suatu bentuk perhatian, penghargaan, dorongan, penerimaan atau bantuan dalam bentuk lain yang datang dari orang-orang yang mempunyai hubungan sosial yang erat, seperti orang tua, saudara, anak, sahabat, sahabat atau orang lain dengan tujuan membantu seseorang ketika mereka mengalami masalah.
Bentuk dukungan sosial dapat berupa informasi, perilaku tertentu, atau materi yang memungkinkan individu menerima bantuan, merasa dicintai, diperhatikan, dan dihargai.
Dukungan sosial adalah adanya orang lain yang dapat diandalkan untuk memberikan bantuan, dorongan, penerimaan dan perhatian, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup individu yang bersangkutan.
Saroson (dalam Smet, 1994)
Dukungan sosial merupakan transaksi interpersonal yang ditunjukkan dengan memberikan bantuan kepada individu lain, yang umumnya diperoleh dari orang-orang yang berarti bagi individu yang bersangkutan.
Dukungan sosial merupakan informasi atau umpan balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihargai dan dihormati, serta terlibat dalam jaringan komunikasi dan kewajiban timbal balik.
Apollo dan Cahyadi (2012:261)
Dukungan sosial merupakan tindakan menolong yang melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan instrumental, dan penilaian positif terhadap individu dalam menghadapi permasalahannya.
Sumber Dukungan Sosial
Menurut Rook dan Dootey, ada dua sumber dukungan sosial, yaitu:
Yang dimaksud dengan dukungan sosial buatan adalah dukungan sosial yang dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan primer seseorang, seperti dukungan sosial akibat bencana alam melalui berbagai donasi sosial.
Yang dimaksud dengan dukungan sosial alamiah adalah dukungan sosial yang diterima seseorang secara alami melalui interaksi sosial yang spontan dalam kehidupan dengan orang-orang disekitarnya, misalnya anggota keluarga seperti anak, istri, suami dan kerabat, teman dekat atau relasi. Dukungan sosial ini bersifat informal.
Baca Juga: Masalah Sosial
Bentuk Dukungan Sosial
Ada lima jenis dukungan sosial menurut Sarafino (2006), antara lain:
Dukungan emosional terdiri dari ekspresi seperti perhatian, empati dan kepedulian terhadap seseorang. Dukungan tersebut akan menyebabkan penerima dukungan merasa nyaman, tenteram, merasa dimiliki dan dicintai ketika mengalami stres, pemberian bantuan berupa dorongan, kehangatan pribadi dan kasih sayang.
Dukungan Penghargaan
Dukungan yang apresiatif dapat membuat individu yang menerima dukungan membangun rasa harga diri, percaya diri dan merasa berharga. Dukungan ini akan sangat berguna ketika individu mengalami stres akibat tuntutan tugas yang lebih besar dari kemampuannya.
Dukungan Instrumental
Dukungan instrumental berupa bantuan langsung dan nyata seperti memberi atau meminjamkan uang atau membantu meringankan tugas orang yang mengalami stres.
Dukungan informasi diberikan oleh orang-orang disekitarnya dengan menyarankan sejumlah pilihan tindakan yang dapat dilakukan seseorang untuk mengatasi masalah yang menyebabkan dirinya stres.
Dukungan Grup
Dukungan kelompok dapat membuat seseorang merasa menjadi bagian dari suatu kelompok dimana para anggotanya dapat saling berbagi.
Manfaat dan Pengaruh Dukungan Sosial
Dukungan sosial dapat membuat seseorang merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai. Selain itu, hadirnya dukungan sosial juga dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikis pada individu. Terlihat bagaimana dukungan sosial mempengaruhi terjadinya dan dampak kecemasan.
Menurut Sarafino (2006), dukungan sosial dapat mempengaruhi kesejahteraan fisik dan psikologis individu yang dijelaskan dalam 2 teori berikut:
Hipotesis Penyangga
Teori ini menyatakan bahwa dukungan sosial melindungi individu dengan melawan efek negatif dari tingkat stres yang tinggi melalui dua cara
Ketika seseorang menghadapi pemicu stres yang kuat, seperti keuangan, seseorang dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi cenderung tidak melihat situasi tersebut sebagai stres, dibandingkan dengan individu dengan tingkat dukungan sosial yang rendah. Seseorang dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi berharap seseorang yang dikenalnya akan membantu orang tersebut.
Dukungan sosial dapat mengubah respons terhadap stresor yang diterima sebelumnya. Misalnya, seseorang dengan dukungan sosial yang tinggi mungkin memiliki seseorang yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan individu atau memandang permasalahan tersebut kurang penting atau membuat seseorang dapat menemukan titik terang dari permasalahan tersebut.
Hipotesis Efek Langsung
Seseorang dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi mempunyai perasaan yang kuat bahwa orang tersebut dicintai dan dihargai. Seseorang dengan dukungan sosial yang tinggi merasa ada orang lain yang peduli dan membutuhkan individunya sehingga hal ini dapat mengarahkan individu tersebut pada pola hidup sehat.
Menurut Stanley, ada tiga faktor yang mempengaruhi dukungan sosial, antara lain:
Kebutuhan Fisik
Kebutuhan fisik dapat mempengaruhi dukungan sosial, kebutuhan fisik meliputi sandang, pangan dan papan. Jika kebutuhan fisik seseorang tidak terpenuhi maka orang tersebut kurang mendapat dukungan sosial.
Kebutuhan Sosial
Orang yang memiliki aktualisasi diri yang baik akan lebih dikenal masyarakat dibandingkan orang yang tidak pernah bersosialisasi di masyarakat. Seseorang dengan aktualisasi diri yang baik cenderung selalu ingin mendapatkan pengakuan dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pengakuan untuk memberi penghargaan.
Kebutuhan psikologis seperti rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan keagamaan tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Seseorang yang sedang menghadapi permasalahan, baik ringan maupun berat, akan cenderung mencari dukungan sosial dari orang-orang disekitarnya.
Sedangkan menurut Myers (2012), ada empat faktor penyebab terbentuknya dukungan sosial, antara lain:
Empati
Dimana kemampuan dan kecenderungan berempati terhadap individu lain menjadi motif utama dalam berperilaku yang mendorong individu tersebut. Empati membuat seseorang ikut serta merasakan emosi yang dialami orang lain. Dengan berempati, seseorang dapat memotivasi orang lain untuk mengurangi masalah yang dihadapinya.
Norma-norma yang diterima seseorang pada masa pertumbuhan dan perkembangan pribadi dari pengalaman sosial, mengarahkan seseorang untuk berperilaku sewajarnya dan menuntut individu tersebut melaksanakan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini akan membentuk kepedulian untuk memberikan bantuan kepada individu lain.
Pertukaran Sosial
Dalam teori pertukaran sosial terdapat interaksi manusia yang berpedoman pada ilmu ekonomi sosial, yaitu adanya imbalan dan kompensasi dengan cara memberi dan menerima. Teori ini menyatakan bahwa individu berusaha berinteraksi dengan memaksimalkan imbalan dan meminimalkan beban sehingga dapat digunakan untuk memprediksi perilaku individu lain.
Teori sosiologi merupakan penerapan prinsip evolusi, dimana perilaku menolong dianggap lebih menguntungkan jika dilakukan terhadap individu yang mempunyai hubungan darah agar keturunannya dapat bertahan hidup dibandingkan dengan menolong individu lain yang hanya membuang-buang waktu dan tenaga. Jika pada akhirnya seseorang memutuskan untuk membantu individu lain, hal ini disebabkan karena individu tersebut mengharapkan bantuan balik dari individu yang telah dibantu.
Faktor Penghambat Dukungan Sosial
Faktor-faktor yang menghambat dukungan sosial terhadap seseorang antara lain:
Penarikan diri dari orang lain disebabkan oleh rendahnya harga diri, takut dikritik, berharap orang lain tidak membantu, seperti sikap menghindar, menyalahkan diri sendiri, diam, menjaga jarak, tidak mau meminta bantuan.
Terhadap orang lain, seperti sikap curiga, tidak peka, tidak timbal balik, dan agresif.
Tindakan sosial yang tidak pantas, seperti terus menerus membicarakan diri sendiri, mengganggu orang lain, berpakaian tidak pantas, dan tidak pernah merasa puas.
