PusatDapodik
Home Guru Kepegawaian Penting! Inilah Peran Para Penggerak Transformasi Pendidikan

Penting! Inilah Peran Para Penggerak Transformasi Pendidikan


JAKARTA | Pada puncak peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2022, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim memberikan kesempatan kepada para guru yang hadir di Jakarta International Expo Convention Center & Theater untuk bertanya apa saja selama sesi. “Tanyakan apapun padaku”. Para guru terlihat sangat antusias karena diberi kesempatan untuk bertanya langsung kepada Mendikbud.

Penanya pertama adalah Santi Dianita, guru TK Dharma Wanita 02 Karang Besuki, Malang, Jawa Timur. Menurutnya, transformasi pendidikan yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) terasa sangat berbeda. Hancurnya episode awal Merdeka Belajar membuatnya bersemangat untuk mengikuti semua episode yang sudah mencapai dua puluh dua episode.

“Dari sekian banyak episode, mana dari dua puluh dua episode yang sudah diluncurkan yang paling berkesan, paling disukai, dan kenapa?” tanyanya kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca Juga: Wajib Diketahui! Cara Awet Muda Secara Alami

Menanggapi hal tersebut, Mendikbud menilai pertanyaan tersebut cukup sulit. Namun jika terpaksa harus memilih, Nadiem memilih program yang paling berdampak bagi guru, yakni Penggerak Guru.

“Ketika saya turun ke lapangan dan bertemu dengan Guru Penggerak, saya langsung semangat dan optimis,” ujarnya.

“Saya menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Presiden Joko Widodo, karena tanpa arahan dan dukungan beliau tidak akan ada Kebebasan Belajar. Bapak Presiden yang memberikan kebebasan, kemandirian bagi kita semua untuk melakukan berbagai lompatan ke depan,” imbuhnya.

Nadiem mengatakan, Pengaktifan Guru merupakan faktor kunci dalam transformasi Pendidikan.

Baca Juga: Tiket Masuk Rp. 3,75 Juta Tetap Efektif 1 Januari 2023 Karena Tidak Disebutkan Dalam Surat MLH

“Apabila Guru Penggerak ini menduduki jabatan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, mereka akan terus bergerak mengikuti ajaran dan filosofi Ki Hajar Dewantara,” terangnya.

Kemudian, Landasan Mengajar Merdeka dan Kurikulum Merdeka menjadi kebijakan Merdeka Belajar yang tidak kalah penting dan menjadi favorit Mendikbudristek. Platform Merdeka Mengajar mendorong perubahan peningkatan kapasitas guru secara signifikan.

“Sekarang para guru secara mandiri memilih pelatihan apa yang mereka inginkan. Membentuk komunitas belajar yang difasilitasi secara digital itu penting,” ujarnya.

Tanpa Kurikulum Mandiri, lanjut Nadiem, guru tidak memiliki sarana untuk berinovasi.

Baca Juga: Pengadilan Tipikor Kupang Akan Cek Lokasi Terminal Kembur, Berikut Keterangan Posisi PMKRI Ruteng

“Guru harus diberi hak untuk melakukan personalisasi, diferensiasi, dan ruang untuk berinovasi,” ujar Nadiem.

Selain itu, kebijakan yang paling berdampak pada kehidupan guru adalah rekrutmen Aparatur Sipil Negara untuk Guru Pegawai Negeri Sipil Dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK). Meski diakui Nadiem masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, inisiatif ini akan mendorong perubahan pemerataan dan kesejahteraan guru.

“Akhir tahun ini sekitar 600 ribu guru honorer akan menjadi ASN PPPK, mungkin ini kebijakan yang akan mengubah hidup mereka,” ucapnya.

Pertanyaan selanjutnya dilontarkan oleh Yati Gloria, guru SMA Negeri 1 Nekamese, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Guru bahasa Inggris ini menanyakan kelanjutan program Guru Penggerak ketika ada pergantian Menteri.

Baca juga: Beberapa Hal yang Sering Dilakukan Pria Saat Rindu Pasangannya

Menanggapi keprihatinan tersebut, Mendikbud mengungkapkan bahwa hal tersebut juga menjadi perhatian dirinya dan Kemendikbud. Namun, ia mengingatkan, kelanjutan program terobosan Merdeka Belajar ada di tangan para pendidik, siswa, dan orang tua yang telah merasakan manfaatnya selama ini. Para penggerak Merdeka Belajar akan memastikan program-program yang berdampak terus berlanjut.

“Keputusan ada di hati para guru, orang tua, siswa, mahasiswa, dan dosen yang telah menjadi bagian dari gerakan Merdeka Belajar. Jika gerakan ini terus berlanjut, pemerintah tidak punya pilihan lain selain mendukungnya,” kata dia. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

“Itulah pentingnya kita memiliki mover di berbagai daerah,” tambah Nadiem lagi.

Baca Juga: Pergub NTT Nomor 85 Tahun 2022 tentang Konservasi TNK Dicabut, Marsel Ahang: Gubernur Asal Buat Pergub

Pertanyaan terakhir dilontarkan oleh Alexia Netty dari SLB Negeri Tenggarong, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.

“Saya sangat senang menggunakan Kurikulum Merdeka karena sesuai dengan kondisi anak berkebutuhan khusus yang diajar secara individual,” ujarnya.

Kemudian, guru berkebutuhan khusus menanyakan bagaimana cara membuat anak berkebutuhan khusus mandiri secara ekonomi.

Menjawab pertanyaan tersebut, Mendikbud mengingatkan pentingnya sekolah di Indonesia menjadi lebih inklusif.

“Kemungkinan besar belum banyak anak berkebutuhan khusus Indonesia yang terdiagnosis, terutama anak berkebutuhan khusus yang tidak terlihat, misalnya ADHD,” ujar Nadiem.

Baca Juga: Peraturan Gubernur NTT Nomor 85 Tahun 2022 tentang Pelestarian Taman Nasional Komodo Dicabut

Menteri Nadiem menjelaskan melalui Kurikulum Mandiri yaitu dengan melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi sehingga membantu guru mengetahui minat (passion) dan bakat, atau fokus utama anak.

“Setiap anak berkebutuhan khusus memiliki kemampuan yang lebih besar dari anak lain yang mungkin belum ditemukan,” ujarnya.

Minat dan bakat tersebut perlu diasah, ditekuni, sehingga menjadi kekuatan anak.

“Saya yakin kompetensi seorang anak di bidang yang diminatinya, jika terus diasah, akan menjadikannya hebat di bidang tersebut,”

Untuk itu, guru harus dapat membantu anak berkebutuhan khusus untuk menemukan minat dan bakatnya. Kemudian, dengan membantu mereka dalam mengasah keterampilan tersebut, kata Nadiem, mereka akan menjadi hebat dan kelak bisa hidup mandiri dan mandiri.

Apresiasi terhadap Organisasi Profesi Guru

Masih dalam rangkaian Puncak HGN 2022, Mendikbud menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai organisasi guru dan tenaga kependidikan di seluruh Indonesia yang telah membantu Kemendikbud dalam memperjuangkan hak-hak guru dan tenaga kependidikan.

Baca Juga: Gelar Munas Pertama, Mahmud Marhaba Tekankan Keseriusan Pemerhati Wartawan Siber

“Mohon beri tepuk tangan untuk para pahlawan kita yang setiap hari memperjuangkan berbagai hal untuk guru dan tenaga kependidikan, mulai dari aspek kesejahteraan, membantu mengkomunikasikan kebijakan, membantu menghimpun dan memobilisasi guru di berbagai daerah,” kata Mendikbud.

“Terima kasih selalu menjadi penggerak di berbagai daerah,” tutupnya.

Sumber: kemdikbud.go.id

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad