PusatDapodik
Home Guru Cara Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa

Cara Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa

Cara Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa.webp

Saudara-saudara sekalian, meningkatkan kemampuan literasi siswa sangat penting dalam proses pembelajaran. Sebab, dengan adanya siswa yang memiliki minat dan bakat dalam literasi akan sangat mempengaruhi hasil belajarnya. Untuk itu mari simak artikel berikut sampai selesai.

Apa itu kemampuan literasi?

Menurut sejarah, literasi berasal dari bahasa Latin, yaitu litteratus (sampah) yang berarti kemampuan membaca dan menulis. Kemudian, pengertian ini berkembang menjadi literasi yaitu kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri, kata literasi memiliki beberapa arti, yaitu:

  1. kemampuan menulis dan membaca,
  2. pengetahuan atau keterampilan dalam kegiatan atau bidang tertentu,
  3. kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan yang telah diperoleh untuk kecakapan hidup, dan
  4. penggunaan huruf untuk menggambarkan / menafsirkan suara atau kata.

Selain itu, pengertian literasi juga terdapat dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Pembukuan, bahwa literasi adalah kemampuan menginterpretasikan informasi secara kritis, sehingga ketika seseorang mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menjadikannya sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas hidup.

Berdasarkan definisi yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian kemampuan literasi adalah kegiatan mengakses informasi melalui membaca, menulis, mempelajari, mengamati, dan menginterpretasikan informasi tersebut secara kritis, idealis, dialektis, dan otokratis, dimana teknologi dapat digunakan. sebagai salah satu media untuk meningkatkan efektivitas kegiatan literasi.

Jenis Literasi

Clay & Ferguson (2001) dan buku Master Design of the School Literacy Movement menjelaskan bahwa ada 6 jenis literasi, yaitu:

  1. Literasi Awal (Literasi Awal)
    Literasi Dini adalah kemampuan literasi awal untuk mendengarkan, memahami suatu bahasa secara lisan, serta kemampuan berkomunikasi melalui gambar dan secara lisan yang terbentuk dari pengalaman interaksi anak di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, pengalaman siswa dalam berkomunikasi dalam bahasa ibu merupakan landasan awal untuk pengembangan kemampuan literasi dasarnya.
  1. Literasi Dasar (Literasi Dasar)
    Keaksaraan Dasar adalah kemampuan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung (perhitungan) berkaitan dengan kemampuan analitis menghitung (menghitung), memahami informasi (memahami), mengkomunikasikan, dan mendeskripsikan informasi tersebut (gambar) berdasarkan pemahaman dan kesimpulan pribadi siswa.
  1. Literasi Perpustakaan (Literasi Perpustakaan)
    Literasi Perpustakaan adalah kemampuan untuk memanfaatkan koleksi referensi literasi yang ada di perpustakaan, memahami Sistem Desimal Dewey sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan penggunaan perpustakaan, serta memahami penggunaan katalog dan pengindeksan. Selain itu, literasi ini juga memberikan pemahaman bagaimana membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, sehingga memiliki pengetahuan untuk memahami informasi guna menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, karya, atau memecahkan suatu masalah.
  1. Literasi Media (Literasi Media)
    Literasi Media adalah kemampuan untuk memahami penggunaan media dan tujuan penggunaannya. Baik berupa media cetak, media elektronik seperti radio dan televisi, maupun media digital (internet).
  1. Literasi Teknologi (Literasi Teknologi)
    Literasi teknologi, yaitu kemampuan untuk memahami perkembangan teknologi, seperti hardware (perangkat keras), dan perangkat lunak (perangkat lunak), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Tidak hanya itu, literasi teknologi juga mencakup kemampuan memahami teknologi untuk mencetak, menyajikan, dan mengakses internet.
    Dalam prakteknya dapat dilihat melalui pemahaman tentang penggunaan komputer (literasi komputer), yang mencakup cara menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak.
  1. Literasi Visual (Literasi Visual)
    Literasi Visual adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang memanfaatkan materi visual dan audiovisual untuk kebutuhan pembelajaran.

Kondisi kemampuan literasi siswa Indonesia

Kondisi kemampuan literasi siswa Indonesia berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh UNESCO pada tahun 2022 menyebutkan bahwa minat baca di Indonesia masih menempati peringkat ke-60 dari 70 negara. Posisi ini menyatakan bahwa kemampuan literasi siswa Indonesia semakin rendah. Hal ini telah dibuktikan melalui berbagai survei internasional.

Pada tahun 2006, PIRLS (Kemajuan Studi Literasi Membaca Internasional) telah melakukan evaluasi terhadap kemampuan membaca siswa kelas empat di seluruh dunia, di bawah koordinasi Asosiasi Internasional untuk Evaluasi Prestasi Pendidikan (IEA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kategori membaca, Indonesia menempati urutan ke-41 dari 48 negara yang diteliti. Artinya, kemampuan membaca siswa di Indonesia saat itu masih rendah.

Namun, hasil tersebut tidak berubah dan semakin parah. Dibuktikan melalui hasil penelitian oleh Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) pada keterampilan literasi (matematika, sains, dan bahasa) siswa dari seluruh dunia pada tahun 2003, 2006, 2009, 2012, dan 2015.

Khusus untuk literasi bahasa, pada tahun 2003 peringkat literasi membaca siswa Indonesia berada di peringkat ke-39 dari 40 negara, tahun 2006 berada di peringkat ke-48 dari 56 negara, tahun 2009 berada di posisi ke-57 dari 65 negara, tahun 2012 berada di peringkat 64 dari 65 negara, dan pada tahun 2015 menduduki peringkat 64 dari 70 negara yang diteliti. Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa kemampuan literasi siswa di Indonesia semakin rendah.

Riset berjudul Peringkat Bangsa Paling Melek Dunia yang dilakukan oleh Universitas Negeri Central Connecticut pada Maret 2016, juga disebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-60 dari 61 negara minat baca, tepat di bawah setelah Thailand (ke-59) dan sebelum Botswana (ke-61). Padahal, dalam penilaian infrastruktur untuk mendukung sarana kegiatan literasi, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

INAP (Program Asesmen Nasional Indonesia) sendiri juga telah melakukan penelitian melalui kegiatan evaluasi terhadap kemampuan literasi siswa (membaca, matematika, dan IPA). Berdasarkan penelitian ini juga menunjukkan bahwa skor kemampuan membaca di Indonesia hanya 46,83% yang berarti kemampuan literasi siswa di Indonesia masih kurang.

Dengan demikian, sangat disayangkan kondisi kemampuan literasi siswa Indonesia yang mewakili masyarakat Indonesia pada umumnya semakin terpuruk setiap tahunnya, terutama dalam hal literasi bahasa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi siswa

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kana, dkk (2017) menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi siswa yaitu:

  1. Faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti keturunan, minat, bakat, IQ, dan sebagainya.
  2. Faktor eksternal yang tentunya berasal dari luar kepribadian siswa, seperti pengaruh dari lingkungan, keluarga, sekolah, bimbingan belajar, dan lain-lain.

Selain kedua faktor tersebut, karakteristik siswa juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi seorang siswa. Oleh karena itu, seorang guru harus mengetahui karakteristik setiap siswanya. Dengan begitu, pola karakteristik siswa yang berbeda akan menjadi pertimbangan guru dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat.

Penyebab rendahnya kemampuan literasi siswa

Berdasarkan hasil banyak penelitian, rendahnya kemampuan literasi siswa disebabkan oleh hal-hal berikut.

  1. Minat dan bakat yang ada pada siswa itu sendiri.
  2. Lingkungan keluarga dan iklim belajar yang tidak kondusif di rumah,
  3. Tidak adanya dorongan dari pihak sekolah, seperti pemilihan buku ajar yang tepat, miskonsepsi, dan pembelajaran yang tidak kontekstual.
  4. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat aliterasi, yaitu masyarakat yang sudah bisa membaca, namun belum memiliki keinginan untuk menjadikan membaca sebagai kegiatan sehari-hari.

Peran guru dan sekolah dalam upaya mengembangkan kemampuan literasi

Guru dan sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mengembangkan kemampuan literasi siswa, seperti:

  1. Menanamkan semangat literasi pada setiap siswa di berbagai jenjang pendidikan.
  2. Membina kegiatan literasi siswa, mulai dari penyajian materi dan media pembelajaran yang menarik hingga menumbuhkan minat baca siswa.
  3. Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di perpustakaan sekolah, karena banyak sekali berbagai macam informasi yang tersaji di sana, sehingga siswa dapat lebih mendalami tentang literasi. Baik secara individu maupun kelompok dengan bahan bacaan yang mereka baca.
  4. Guru berperan penting sebagai fasilitator, jika siswa menemukan kesulitan dalam memahami literasi yang dibacanya, dan menanyakan hal tersebut kepada guru.

Bagaimana meningkatkan kemampuan literasi siswa

Adapun cara meningkatkan kemampuan literasi siswa yang dapat dilakukan Bapak dan Ibu Guru adalah dengan melaksanakan program-program, serta memberikan fasilitas tertentu yang dapat menunjang kemampuan literasi siswa. Misalnya:

  1. Menampilkan hasil karya siswa di lingkungan sekolah melalui Majalah Dinding, sehingga siswa dapat mengungkapkan ide, perasaan, dan masukannya yang ditempel oleh pengelola madding dan dilihat oleh seluruh warga sekolah. Dengan demikian, majalah dinding akan mendorong minat membaca dan menulis di kalangan siswa.
  2. Menyediakan pojok baca atau pojok literasi di setiap kelas, serta tempat-tempat strategis lainnya di lingkungan sekolah.
  3. Melaksanakan lomba-lomba yang dapat menunjang dan mengasah kemampuan literasi siswa, seperti storytelling, lomba poster, dan lain-lain.
  4. Biasakan kegiatan membaca selama 10-15 menit pada awal pembelajaran.

Bapak ibu sekalian, itulah penjelasan singkat tentang cara meningkatkan kemampuan literasi siswa yang perlu diketahui, beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Semoga artikel ini bermanfaat, dan menjadi kesadaran bersama untuk menanamkan kecintaan siswa terhadap literasi.

www.quipper.com

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad