Memahami Kesulitan Keuangan – Apa yang dimaksud dengan kesulitan keuangan? Apa yang terjadi jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan? Apa tujuan analisis kesulitan keuangan? Bagaimana hubungan likuiditas dan kesulitan keuangan?
Baca Juga : Pengertian Rasio Keuangan
Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas pengertian financial distress menurut para ahli, bentuk, kategori, penyebab, cara mencegah dan mengatasi financial distress secara lengkap.
Memahami Kesulitan Keuangan
Pengertian Financial Distress Menurut Para Ahli
Platt dan Platt (2002)
Brigham dan Daves (2003)
Darsono dan Ashari (2005)
Gamayuni (2011)
Karakteristik Financial Distress
Jenis-Jenis Financial Distress (Kesulitan Finansial)
Kegagalan Ekonomi
Kegagalan Bisnis
Kebangkrutan Teknis
Kebangkrutan dalam Kebangkrutan
Kebangkrutan Hukum
Kategori Financial Distress (Kesulitan Finansial)
Kategori Kesulitan Keuangan A
Kesulitan Keuangan Kategori B
Kategori Kesulitan Keuangan C
Kategori Kesulitan Keuangan D
Penyebab Kesulitan Keuangan
Model Neoklasik
Model Keuangan
Model Tata Kelola Perusahaan
Bagaimana Mencegah Kesulitan Keuangan
Bagaimana Menangani Kesulitan Keuangan
Memahami Kesulitan Keuangan
Financial distress atau kesulitan keuangan adalah suatu keadaan dimana keuangan perusahaan sedang dalam kesulitan, krisis atau tidak sehat yang terjadi sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan. Financial distress terjadi ketika suatu perusahaan gagal atau tidak mampu memenuhi kewajiban debitur karena kekurangan dana untuk melanjutkan usahanya.
Menurut pendapat Kahya dan Theodossiou (1999), umumnya perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan mengalami penurunan pertumbuhan, laba dan aset tetap, serta peningkatan persediaan dibandingkan perusahaan sehat.
Pengertian Financial Distress Menurut Para Ahli
Platt dan Platt (2002)
Financial distress merupakan tahapan penurunan kondisi keuangan yang dialami suatu perusahaan, yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuidasi.
Brigham dan Daves (2003)
Kesulitan keuangan dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayarannya atau ketika proyeksi arus kas menunjukkan bahwa perusahaan akan segera tidak mampu memenuhi kewajibannya.
Darsono dan Ashari (2005)
Financial distress dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo sehingga menyebabkan perusahaan mengalami kebangkrutan.
Gamayuni (2011)
Kesulitan keuangan (financial distress) adalah keadaan kesulitan keuangan atau likuiditas yang mungkin merupakan awal dari kebangkrutan.
Baca Juga: Pengertian Transparansi Keuangan
Karakteristik Financial Distress
Tanda-tanda atau ciri-ciri perusahaan mengalami financial distress antara lain:
- Ada keterlambatan pengiriman.
- Terjadi penurunan kualitas produk.
- Keterlambatan pembayaran tagihan bank.
Apabila kondisi tersebut diketahui, diharapkan dapat dilakukan tindakan untuk memperbaiki kondisi tersebut agar perseroan tidak mengalami kesulitan yang lebih serius seperti kebangkrutan atau likuidasi.
Jenis-Jenis Financial Distress (Kesulitan Finansial)
Terdapat 5 (lima) bentuk financial distress atau kesulitan keuangan pada perusahaan menurut Gamayuni (2011), antara lain:
Kegagalan Ekonomi
Yang dimaksud dengan kegagalan ekonomi adalah pendapatan perusahaan tidak mampu menutupi total biaya perusahaan, termasuk biaya modal.
Kegagalan Bisnis
Yang dimaksud dengan kegagalan usaha adalah suatu keadaan dimana suatu perusahaan menghentikan kegiatan operasionalnya dengan tujuan untuk mengurangi (akibat) kerugian bagi kreditur.
Kebangkrutan Teknis
Yang dimaksud dengan insolvensi teknis adalah suatu keadaan dimana suatu perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo.
Kebangkrutan dalam Kebangkrutan
Insolvensi dalam kebangkrutan merupakan keadaan dimana nilai buku total liabilitas melebihi nilai pasar aset perusahaan.
Kebangkrutan Hukum
Kebangkrutan hukum adalah keadaan dimana suatu perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum.
Baca Juga : Pengertian Laporan Keuangan
Kategori Financial Distress (Kesulitan Finansial)
Terdapat 4 (empat) kategori financial distress atau kesulitan keuangan menurut Fahmi (2011), antara lain:
Kategori Kesulitan Keuangan A
Pada kategori A berarti kesulitan keuangan yang terjadi sangat tinggi dan benar-benar berbahaya sehingga memungkinkan perusahaan dinyatakan pailit atau pailit, selain itu juga memungkinkan perusahaan untuk melaporkan kepada pihak terkait seperti pengadilan bahwa perusahaan tersebut berada. kedudukan pailit dan menyerahkan berbagai urusan. untuk ditangani oleh pihak di luar perusahaan.
Kesulitan Keuangan Kategori B
Kategori A berarti kesulitan keuangan yang tinggi dan dianggap berbahaya, dimana perusahaan harus memikirkan solusi realistis untuk menyelamatkan berbagai aset yang dimilikinya, seperti sumber aset yang ingin dijual dan dipelihara. Termasuk memikirkan berbagai dampak jika keputusan merger dan akuisisi dilaksanakan. Salah satu dampaknya jika perusahaan berada pada posisi tersebut adalah perusahaan akan mulai melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja) dan pensiun dini terhadap sebagian karyawannya yang dirasa sudah tidak layak lagi (tidak layak) untuk dipertahankan.
Kategori Kesulitan Keuangan C
Pada kategori C artinya kesulitan keuangan terjadi dalam kondisi sedang dan dinilai masih dapat menyelamatkan diri, dimana perusahaan sudah harus merombak berbagai kebijakan dan konsep manajemen yang diterapkan sebelumnya, bila perlu merekrut tenaga ahli baru yang mempunyai kompetensi tinggi untuk mengatasi permasalahan tersebut. ditempatkan pada posisi strategis dalam tugas. mengendalikan dan menyelamatkan perusahaan, termasuk target mendongkrak imbal hasil laba.
Kategori Kesulitan Keuangan D
Kategori D artinya kesulitan keuangan yang dialami perusahaan tergolong rendah dan dianggap hanya mengalami gejolak keuangan sementara yang disebabkan oleh kondisi eksternal dan internal, termasuk lahirnya dan pelaksanaan keputusan yang kurang tepat.
Penyebab Kesulitan Keuangan
Berikut beberapa penyebab kesulitan keuangan pada usaha kecil menurut Hanafi (2004), antara lain
Struktur Modal Tidak Memadai
Kurangnya modal untuk membeli barang modal dan peralatan.
Kurangnya modal untuk memanfaatkan barang inventaris yang dijual dengan diskon kuantitas, atau jenis diskon lainnya.
Menggunakan Peralatan dan Metode Bisnis yang Kedaluwarsa
Gagal menerapkan pengendalian inventaris.
Tidak dapat melakukan pengendalian kredit.
Catatan akuntansi tidak memadai.
Tidak adanya Perencanaan Bisnis
Ketidakmampuan untuk mendeteksi dan memahami perubahan pasar.
Ketidakmampuan untuk memahami perubahan kondisi ekonomi.
Tidak mempersiapkan rencana untuk keadaan darurat atau situasi yang tidak terduga.
Ketidakmampuan mengantisipasi dan merencanakan kebutuhan finansial.
Kualifikasi Pribadi
Kurangnya pengetahuan bisnis.
Tidak ingin bekerja terlalu keras.
Tidak ingin mendelegasikan tugas dan wewenang.
Ketidakmampuan menjaga hubungan baik dengan konsumen.
Baca Juga: Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Penyebab kesulitan keuangan atau financial distress menurut Fachrudin (2008), antara lain:
Model Neoklasik
Kesulitan keuangan dan kebangkrutan terjadi jika alokasi sumber daya dalam perusahaan tidak tepat. Manajemen kurang mampu mengalokasikan sumber daya (aset) yang ada di perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan.
Model Keuangan
Pencampuran aset memang benar tetapi struktur keuangannya salah dan kendala likuiditas. Artinya walaupun perusahaan bisa bertahan dalam jangka panjang, namun dalam jangka pendek harus bangkrut.
Model Tata Kelola Perusahaan
Menurut model ini, kebangkrutan memiliki komposisi aset dan struktur keuangan yang tepat, namun dikelola dengan buruk. Inefisiensi ini mendorong perusahaan menjadi penguasa pasar akibat permasalahan tata kelola perusahaan yang belum terselesaikan.
Bagaimana Mencegah Kesulitan Keuangan
Jika tidak segera ditangani, financial distress dapat merugikan perusahaan. Agar perusahaan terhindar dari kondisi tersebut, kerjasama antara manajemen dan pimpinan perusahaan sangat diperlukan.
Menurut Schuppe (2003), manajemen perusahaan yang responsif akan dapat mendeteksi terjadinya financial distress dengan lebih baik dan kemudian menentukan tindakan aktif untuk menganalisis penyebab financial distress dan menerapkan strategi yang tepat.
Bagaimana Menangani Kesulitan Keuangan
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani atau mengatasi financial distress atau kesulitan keuangan pada perusahaan, antara lain:
- Menjual sejumlah aset utama perusahaan seperti tanah, bangunan dan lain-lain.
- Merger dengan perusahaan lain.
- Membatasi belanja modal untuk ekspansi usaha dengan tujuan menghemat uang.
- Menerbitkan saham atau obligasi baru.
- Ajukan permohonan restrukturisasi kredit ke bank.
- Mengajukan permohonan pailit, agar perseroan dinyatakan sah secara hukum dan kondisi kesulitan keuangan yang dialami dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Baca Juga: Memahami Nilai Perusahaan
Demikianlah artikel yang membahas tentang pengertian financial distress menurut para ahli, bentuk, kategori, penyebab, serta cara mencegah dan mengatasi financial distress secara lengkap. semoga bermanfaat