Kapitalisme: Pengertian, Sejarah, Jenis, Ciri, Kelebihan Kekurangan, & Contoh
Table of content:
Meski merupakan sistem yang sudah lama dikenal, istilah kapitalisme kini sering diperbincangkan. Sejumlah pendapat menyebutkan bahwa saat ini banyak orang yang cenderung kapitalis dan lebih mementingkan dirinya sendiri.
Namun, apa sebenarnya kapitalisme itu? Seberapa besar pengaruh kapitalisme terhadap kondisi ekonomi? Tentu saja, untuk menjawab pertanyaan ini, Anda harus terlebih dahulu memahami beberapa hal mendasar tentang kapitalisme.
Definisi Kapitalisme
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang membebaskan setiap pelaku pasar untuk melakukan kegiatan ekonomi secara penuh guna memperoleh keuntungan. Dengan demikian, tidak ada monopoli atas harta atau kekayaan karena setiap orang diberikan hak yang luas sepanjang digunakan sebagai alat produksi.
Berbeda dengan ideologi lainnya, kapitalisme tidak memperbolehkan negara untuk mengambil bagian dalam urusan ekonomi, kalaupun ada campur tangan dari pemerintah maka hanya sebagian kecil saja. Tugas pemerintah dan negara hanya mengawasi jalannya perekonomian.
Sejarah Kapitalisme
Awal tumbuhnya sistem kapitalis adalah dari benua Eropa yang pada awalnya memiliki sistem dan ideologi ekonomi feodal. Tercatat hingga abad ke-12, hanya tidak lebih dari 5 persen masyarakat Eropa yang tinggal di perkotaan, yaitu mereka yang ahli dalam suatu bidang. Sayangnya, keterampilan mereka diremehkan karena mereka bekerja untuk kaum bangsawan yang berhak menetapkan upah.
Kemudian, sistem ekonomi feodal mulai ditinggalkan dan beralih ke sistem ekonomi merkantilisme. Sistem ini digunakan sekitar abad keenam belas hingga kedelapan belas. Namun berkat sistem ekonomi inilah kolonialisme berkembang pesat, artinya feodalisme mulai muncul kembali. Hal ini disebabkan sebagian besar koloni yang terbentuk menjalankan sistem ekonomi yang mirip dengan feodalisme.
Barang mentah dari negara jajahan menjadi bahan yang banyak digali dan kemudian dibawa kembali ke negara asal jajahan. Sistem yang diterapkan penjajah juga mempersulit para pedagang di negara jajahan karena perdagangan dengan daerah lain menjadi sulit bahkan dilarang.
Munculnya sistem kapitalis bertepatan dengan revolusi industri. Saat itu banyak bermunculan pabrik-pabrik dan penerapan teknologi sangat subur. Banyak pengusaha yang mulai mendirikan usahanya terutama pabrik di daerah yang memiliki tenaga kerja banyak dan tentunya siap kerja.
Industrialis ini adalah citra kapitalis karena merekalah yang memulai tren mengumpulkan kekayaan. Bahkan pada satu titik, kekayaan yang dimiliki oleh para taipan ini malah mengalahkan para bank dan bangsawan.
Puncak dari kapitalisme pengibaran bendera terjadi pada abad ke-20. Saat ini perkembangan pasar modal semakin maju dan semakin banyak peluang untuk berinvestasi, bahkan di luar tempat tinggal. Hal ini membawa keuntungan tersendiri bagi pelaku pasar dengan modal besar.
Jenis Kapitalisme
Berdasarkan cara pengaturan produksi, sistem kapitalis dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Ekonomi Pasar Liberal atau Ekonomi Pasar Liberal : proses produksi dilakukan secara desentralisasi seperti yang dianut oleh Inggris dan Amerika Serikat.
- Ekonomi Pasar Terkoordinasi atau Ekonomi Pasar Terkoordinasi : proses produksi tergantung pada lembaga formal. Lembaga seperti asosiasi bisnis dan serikat pekerja bertindak sebagai pengatur dan koordinator pasar dan segala interaksi yang terjadi di dalamnya. Hal ini seperti yang diadopsi oleh Swedia, Jerman dan Jepang.
Berdasarkan peran kewirausahaan sebagai penggerak inovasi dan sebagai pengatur dalam kelembagaan, maka sistem kapitalis terbagi menjadi empat, yaitu:
- Kapitalisme yang dipandu negara : sistem ini disebut juga kapitalisme yang dipandu oleh negara. Seperti namanya, negara menjadi penentu pertumbuhan suatu sektor. Awal penerapan sistem ini memang bagus, yakni agar ada dorongan untuk berkembang.
Namun sayangnya, sistem ini juga memiliki kelemahan, antara lain tingginya kemungkinan investasi yang melebihi standar, kemungkinan berkembangnya korupsi, peluang salah pilih pemenang dan sulitnya mendapatkan kembali dukungan jika proses produksi sudah tidak sesuai lagi.
- Kapitalisme Oligarki : sistem ini disebut juga kapitalisme oligarki. Fokus utama dari sistem ekonomi ini adalah untuk melindungi dan memperkaya populasi minoritas. Hal ini menyebabkan ketimpangan kesejahteraan dan korupsi yang merajalela karena pembangunan ekonomi bukan orientasi utama.
- Kapitalisme Perusahaan Besar : sistem ini disebut juga kapitalisme korporat. Sistem ini sangat cocok diterapkan ketika orientasinya adalah memproduksi produk secara masal. Keuntungan yang diambil oleh sistem ekonomi ini hanya berskala kecil.
- Kapitalisme Wirausaha : nama lain untuk sistem ini adalah kapitalisme kewirausahaan. Hasil dari sistem ini biasanya adalah inovasi yang tinggi, terutama dalam produksi mobil, telepon, dan komputer. Hal ini disebabkan persaingan antara individu dan perusahaan baru. Namun, kelemahan dari sistem ini adalah sulit untuk memproduksi sesuatu secara massal.
Ciri-ciri Kapitalisme
- Semua hak milik individu diakui secara luas
- Setiap orang berhak memiliki alat produksi
- Pemilihan jenis usaha/pekerjaan bebas untuk semua individu
- Mekanisme pasar berperan sebagai pengatur perekonomian
- Harga adalah sinyal yang diberikan pasar kepada konsumen dan produsen
- Persentase keterlibatan pemerintah sangat kecil
- Laba adalah motif yang menggerakkan perekonomian
- Sebagai makhluk homo-economicus, manusia akan selalu berusaha mencari keuntungan untuk dirinya sendiri
- Terlampir pada materialisme atau hedonisme
Kelebihan Kapitalisme
- Pemanfaatan sumber daya dan distribusi barang menjadi lebih efisien
- Kebebasan menentukan nasib sendiri membuat inovasi tinggi
- Persaingan di pasar mendorong pertumbuhan ekonomi
- Adanya persaingan dan tingginya tekanan dari konsumen membuat kualitas barang dan jasa juga tinggi
- Ada hadiah untuk kerja keras
- Pemenang dalam persaingan adalah mereka, baik individu maupun bisnis, yang sadar akan inovasi dan berkinerja baik.
Kurangnya Kapitalisme
- Dapat menimbulkan pasar persaingan monopolistik dan tidak sempurna
- Ketidakadilan dalam persaingan bisnis karena pasar dikuasai oleh investor besar sehingga menimbulkan konflik
- Orientasi setiap pelaku pasar hanya mengarah pada uang, sehingga sangat materialistis
- Perusahaan kecil sering menjadi korban perusahaan besar
- Ada kemungkinan sumber daya alam dieksploitasi
- Distribusi kekayaan yang tidak merata
Contoh Kapitalisme
Pengembangan Pasar Modern
Salah satu contoh kapitalisme yang sangat mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah berkembangnya pusat perbelanjaan modern yang sedikit banyak mulai menggantikan pasar dan toko tradisional.
Maraknya mal, supermarket hingga minimarket waralaba membuat banyak orang lebih memilih datang ke tempat-tempat tersebut dibandingkan berbelanja di pasar atau toko kelontong di dekat rumah. Banyaknya promo, tempat yang lebih luas dan mewah, serta kelengkapan barang yang dijual menjadi daya tarik tersendiri dari pasar modern semacam ini. Selain itu, faktor gengsi yang juga merupakan bagian dari materialisme dan hedonisme juga menjadi salah satu pemicu gaya hidup tersebut. Untuk mengurangi dampak dan juga mengurangi ketimpangan yang terjadi di masyarakat, khususnya di Indonesia, telah dikeluarkan beberapa regulasi yang membatasi perkembangan pasar dan toko modern seperti ini. Dengan demikian, pengusaha dengan modal kecil masih bisa bertahan karena tidak tergilas oleh pengusaha dengan modal besar.
rumuspintar.com