PusatDapodik
Home Guru Dokumen Kerangka Framework Asesmen Kompetensi Minimum AKM

Dokumen Kerangka Framework Asesmen Kompetensi Minimum AKM

Screenshot 116

pusat dapodik – Badan Pengkajian dan Pembelajaran, Penelitian, Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan Dokumen kerangka Penilaian Kompetensi Minimum (AKM).

Penilaian Nasional adalah program evaluasi sistem pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang meliputi sekolah, madrasah, serta program pemerataan pendidikan di Indonesia.

Penilaian Nasional (AN) dirancang untuk menangkap kualitas input, proses, dan hasil pembelajaran yang mencerminkan kinerja satuan pendidikan, yang memberikan umpan balik berkala yang objektif dan komprehensif bagi manajemen satuan pendidikan, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat.

Informasi hasil belajar yang diperoleh dari siswa meliputi hasil belajar kognitif dan hasil belajar non-kognitif. Hasil belajar kognitif diukur melalui Penilaian Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika atau numerasi.

Hasil belajar non-kognitif diukur melalui Survei Karakter. Informasi input dan proses pembelajaran diperoleh dari Survei Lingkungan Belajar.

DDokumen Kerangka Penilaian Kompetensi Minimum AKM bertujuan untuk mengukur kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh semua peserta didik untuk dapat mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi secara positif di masyarakat.

AKM menghasilkan peta keterampilan literasi membaca dan literasi matematika atau berhitung siswa yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran di satuan pendidikan.

Dengan AKM, siswa dapat meningkatkan kemampuan literasi membaca dan literasi matematika atau berhitung, merangsang siswa untuk berpikir kritis, dan dapat memecahkan masalah dalam berbagai konteks.

Dokumen kerangka penilaian Kompetensi Minimum Program ini disusun untuk memberikan informasi tentang kerangka konseptual dan indikator untuk AKM dan proses pengembangannya.

Kerangka AKM Hal ini diharapkan dapat membantu pihak-pihak terkait dalam menginterpretasikan hasil AN-khususnya hasil AKM, memberikan referensi dan kerangka kerja untuk mengembangkan iklim sekolah yang kondusif dan meningkatkan proses pembelajaran di satuan pendidikan.

Definisi AKM

Program Penilaian Siswa Internasional (PISA) memberikan perhatian yang tinggi pada situasi masalah dunia nyata dan kapasitas individu siswa untuk memasuki dunia kerja dengan keterampilan inti (keterampilan inti) yang meliputi literasi dan numerasi.

Literasi dan berhitung Inilah yang kemudian menjadi aspek-aspek yang diukur dalam PISA, yang selanjutnya disebut literasi membaca, literasi matematika, dan literasi sains.

Tingginya perhatian masyarakat global terhadap literasi dan numerasi (literasi matematika) sebagai core skill yang perlu dikuasai oleh individu ditanggapi oleh pemerintah Indonesia dengan Program Penilaian Kompetensi Minimum (AKM).

AKM menjawab kebutuhan global saat ini bahwa mahasiswa diharapkan mampu beradaptasi dengan dunia yang berubah dengan cepat dan berpartisipasi aktif dalam masyarakat.

Oleh karena itu, siswa perlu menjadi pembelajar sepanjang hayat. Dua kemampuan yang menentukan kemampuan seseorang untuk belajar sepanjang hayat adalah kompetensi literasi membaca atau literasi matematika, yang sering disebut berhitung.

Kedua kompetensi ini penting karena siswa perlu mengembangkan keterampilan logis-sistematis, keterampilan menalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memahami, memilah, dan menggunakan informasi secara kritis.

Melalui AKM, siswa berlatih meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi dengan memecahkan masalah dalam berbagai konteks.

Baca: 5 Bentuk Soal Asesmen Kompetensi Minimum AKM 2022 dan Perbedaannya

Kedua keterampilan ini terus dikembangkan siswa sepanjang hidupnya melalui interaksinya dengan lingkungan dan masyarakat luas.

Komponen AKM

Soal AKM diharapkan tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu, tetapi berbagai konten, tingkat kognitif, dan konteks. Isi dalam literasi membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu teks informasional dan teks fiksi.

Dalam literasi matematika-numerik, konten dibagi menjadi empat kelompok, yaitu angka, geometri, data dan ketidakpastian, dan aljabar.

Tingkat kognitif menunjukkan proses berpikir yang diperlukan atau dibutuhkan untuk dapat memecahkan masalah atau pertanyaan.

Proses kognitif dalam literasi membaca dan literasi matematika-numerik dibagi menjadi tiga tingkatan. Dalam literasi membaca, levelnya adalah menemukan informasi, menafsirkan dan
mengintegrasikan informasi, dan mengevaluasi dan merefleksikan informasi.

Dalam literasi matematika-numerik, tiga tingkatan adalah mengetahui (pengetahuan dan pemahaman), menerapkan (aplikasi), dan menalar (reasoning).

Konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi dari konten yang digunakan. Konteks dalam AKM terbagi menjadi tiga, yaitu pribadi, sosial budaya, dan ilmiah.

Formulir Pertanyaan AKM

Bentuk soal AKM bervariasi, yaitu pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian, dan esai atau uraian.

1. Pilihan Ganda

Soal pilihan ganda terdiri dari pertanyaan pokok dengan beberapa pilihan jawaban. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dengan memilih satu jawaban yang benar dari beberapa pilihan jawaban yang disediakan. Jumlah pilihan jawaban disesuaikan dengan levelnya.

2. Pilihan Ganda Kompleks

Soal pilihan ganda kompleks terdiri dari materi pelajaran dan beberapa pernyataan yang harus dipilih atau ditanggapi. Pernyataan atau pilihan jawaban harus merupakan satu kesatuan konsep/detail kompetensi.

Ada dua model soal pilihan ganda kompleks yang digunakan dalam AKM, yaitu sebagai berikut.

sebuah. Siswa memilih pada kotak atau kolom yang tersedia di depan setiap pernyataan yang sesuai dengan masalah pada materi pelajaran.

b. Siswa memilih kategori Ya/Tidak, Benar/Salah, atau lainnya di belakang setiap pernyataan yang sesuai dengan masalah dalam materi pelajaran.

3. Perjodohan

Bentuk soal menjodohkan mengukur kemampuan siswa untuk mencocokkan dan menghubungkan antara dua pernyataan yang disediakan.

Soal ini terdiri dari dua baris. Kolom pertama (di sebelah kiri) adalah materi pelajaran dan kolom kedua (di sebelah kanan) adalah jawabannya.

4. Isi atau jawab singkat

Pertanyaan isian dan jawaban singkat adalah pertanyaan yang menuntut siswa untuk memberikan jawaban singkat, baik berupa kata, frasa, angka, atau simbol.

Perbedaannya adalah pertanyaan disusun dalam bentuk kalimat berita, sedangkan pertanyaan jawaban singkat disusun dalam bentuk pertanyaan.

5. Deskripsi

Pertanyaan deskripsi adalah pertanyaan yang jawabannya menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan ide-ide dengan cara mengungkapkan atau mengungkapkan ide-ide tersebut dalam bentuk deskripsi tertulis.

Pada soal uraian disediakan pedoman penilaian yang menjadi acuan dalam penilaian. Jawaban siswa akan dinilai berdasarkan kompleksitas jawaban.

Penskoran pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, dan uraian singkat dilakukan secara objektif. Sedangkan untuk soal uraian, penskoran dilakukan oleh pencatat angka dengan mengacu pada pedoman penskoran. Pedoman penilaian dibuat oleh penulis soal saat menulis soal.

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad